Tattoo Artist

1.4K 105 16
                                    

POV orang ketiga || bahasa baku & non baku || Taeyong as idol Ten as tattoo artist. 2298 words

❗kissing and a blowjob without actual sex scene.





***







Gedung ini terlihat terlalu cerah dan teduh untuk diasosiasikan dengan ruangan kerja tattoo artist yang biasa Taeyong datangi. Baru kali ini Taeyong melihat ruangan tattoo artist dengan warna-warna kalem. Biasanya kalau tidak gelap, pasti warna-warna vibrant lain.

"Taeyong, Hai."

Taeyong menoleh, mendapati seorang lelaki yang sangat jauh dari ekspektasinya muncul di depannya sekarang. Lelaki itu sepertinya sepantaran dengannya, tingginya tidak beda jauh, mungkin hanya satu atau dua senti lebih pendek. Dia mengenakan kemeja hawaiian lengan pendek yang dipadu dengan celana pendek berwarna khaki. Rambutnya berkilau dengan potongan wolf menutupi leher, sekilas mengingatkan Taeyong dengan salah satu seniornya waktu comeback musim panas tahun lalu. Di telinga dan hidungnya ada banyak tindikan, dan Taeyong bisa melihat tattoo tribal besar warna hitam di bagian dalam lengannya. Hanya itu tato yang terlihat.

"Aku Ten. Glad to meet you. Silakan duduk. How's Thailand so far? Betah?" Ten menunjuk bangku di depan meja kecil yang berbentuk jamur, menambah kesan gemas di ruangan ini. Ada beberapa kertas stensil dan laci kecil di atasnya. Mereka akan konsultasi terakhir soal gambar tato sebelum dirajahkan ke tubuh Taeyong.

Taeyong mengangkat alisnya pelan. Tattoo artist yang ini sungguhan menarik. Saat menemukan websitenya beberapa bulan yang lalu, Taeyong tidak begitu peduli seperti apa lelaki bernama Ten ini karena sudah terlanjur jatuh hati dengan katalog tato miliknya. Proses konsultasi soal gambar pun tidak memakan banyak waktu. Sekali revisi, dan Taeyong setuju dengan sketsa yang Ten kirimkan. Padahal ini kali pertama Taeyong membuat tato dengan ukuran yang cukup besar. Selama ini ia hanya membuat tato-tato sederhana tanpa style berarti dengan skala kecil.

"Thailand been great. Orang-orangnya baik, aku juga suka cuaca di sini walau panas. I guess that's why there's many hottie here" jawab Taeyong dengan senyum tipis.

"Did I count as a hottie too?" tanya Ten tertawa sambil membuka satu laci di bagian atas, mengeluarkan kertas stensilnya. Pertanyaan yang terdengar retoris di telinga Taeyong yang fokus memperhatikan wajah tattoo artistnya.

"Ini desain yang sudah kita sepakati" Ucap Ten tersenyum, kembali fokus, menatap Taeyong, ingin mengetahui reaksinya.

"Jauh lebih bagus dilihat langsung begini ketimbang lewat foto" ucap Taeyong menyanjung. Ten kembali tertawa kecil.

"Kalau begitu, bisa kita mulai sekarang?" tanya Ten dengan bahasa Korea yang terdengar fasih. Taeyong menatap Ten takjub. Sedari tadi mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris walau aksen Taeyong masih terdengar kotor dengan logat Koreanya.

"Kamu bisa bahasa Korea?" tanya Taeyong antusias.

Ten mengangguk, "l know you from Korea, so... "

"Gimana ceritanya kamu bisa bahasa Korea?" tanya Taeyong betulan penasaran, bukan tengah menggoda seperti dua kalimat yang ia ucapkan sebelumnya.

"Well, dulu aku pernah tinggal di Korea, kuliah di sana. Aku sempet belajar di akademi tari juga, 2 tahun. Tadinya aku pengen apply jadi backdancer tapi tiba-tiba minatku berubah. Akhirnya aku balik ke Thailand, I establish my own dance academy. Jadi tattoo artist cuma kerjaan sampingan, but I have my apprentice too. Untuk langganan, biasanya mereka udah percaya sama pegawaiku. But for first time client, I do it on my own" jawab Ten lancar masih menggunakan bahasa Korea dan Inggris.

Linger (TAETEN) 🔞 oneshot compilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang