"wetto, kamu ini termenung apa, wajahmu seperti orang tidak bahagia." Ucap lavi menyentuh bahunya sebentar.
"Ooh, tidak ada apanya, cuman saja waktu kecil jarang ke mall, semenjak besar tidak ada menghalang kita melakukan apa yang kita mau saja." Ucap wetto.
"Benar tuh, sungguh senang, semenjak besar terasa bebas sekali." Ucap lavi.
"Iya." Wetto tertawa.
"Ayo kita ke bioskop Nonton film." Ucap hasson.
"Tunggu, gak perlu beli pop corn ya, hasson." Ucap wetto.
"Ooh ya, kamu gak kasih tau, saya pasti lupa beli ayo ikut aku." Ucap hasson.
"Wah jam tangan ini bagus sekali." Ucap lavi sendiri melihat jam tangan warna abu-abu.
"Kamu lihat apa lavi." Jettie melihat lavi yang sedang melihat jam tangan dan kesana melihatnya.
"Ini jam tangannya bagus 'kan, jettie." Ucap lavi.
"Tidaklah, saya mau lihat saja." Ucap lavi.
"Lavi, jettie, kalian sini." Hasson Panggil mereka berdua.
"Iya."ucap jettie teriak.
"Segera datang." Ucap lavi teriak.
"Saya nomor 7, jettie nomor 8, wetto 9, lavi nomor 10." Ucap hasson.
"Saya gak mau nomor 10, saya mau nomor 9," Ia tidak terima nomor sembilan karena mau disamping jettie duduk bersama.
"Bagikan saya." Ucap lavi mau merebut nomor sembilan itu.
"Tidak kasih." Ucap wetto.
"Ah, gak aci deh." Ujar lavi.
"Tidak dapat ambil, huh tuhlah dasar pendek, kurang tinggi." Ia sengaja mengangkatkan tangan tinggi-tinggi supaya lavi tidak bisa merampas ambilnya.
"Memangnya salah kurang tinggi, kamu saja banyak lemak di badan pantaslah gemuk." Mengejek wetto dengan kata-kata sengaja bilang berat badan.
"Baguslah gemuk baru tau berat badan." Ucap lavi.
"Berat badanmu pasti tinggi semoga saja ke 67." Baca doa mengabulkan berat badan cepat bertambah.
"Apa, kau bilang 67, kamulah berat badannya 100." Ucap wetto mengejek.
"Saya gak 100, kamulah saha mau 100 kilo." Ujar lavi.
"Dasar lavi, palak aku, hei ada cicak." Permainkan lavi agar takut sampai lari.
"Mana cicaknya." Lavi takut sampai mendekat ke wetto memegang tangannya erat-erat.
"Eh, jangan dekat-dekat aku, sana minggir." Ucap wetto kejam.
"Lavi, wetto ini hanya bercanda, masa di mall grand indonesia ada cicak ini lantai putih bersih tidak akan ada binatang datanglah, jangan percaya 'kan katanya, dia hanya permainkan kamu." Ucap hasson.
"Dasar kamu wetto." Lavi memukul lengannya kuat.
"Aduh, memegang lengannya dan menggeseknya pelan, siapa suruh yang mau menjelekkan berat badanku." Ucap wetto.
"Kenapa, saya mau bilang nyata saja." Ujar lavi.
"Sudahlah kalian tidak mau lihat bioskop ya, saya tinggalkan kalian berdua ya disini cerewet, kalau mau kelahi ke tempat, jangan disini, ok." Hasson menghentikkan mereka yang suka cerewet dan sengaja mengatakan meninggalkan mereka berdua.
"Hasson, jangan marah, saya dulu yang penyebabnya halnya." Ucap lavi dengan mulut cemberut.
"Saya juga hasson, maaf juga, tapi judul filmya apa." Wetto bertanya.
"Satu padu didalam batu." Jawab
hasson."Waw bagusnya judulnya." Ucap wetto.
"Ayo semuanya masuk, saatnya mulai." Ucap hasson.
"Hasson tadi kamu gantengnya sangat man sekali marahnya hampir saya jatuh cinta padamu." Ucap jettie.
"Tidaklah memang begitu sifatku." Ucap hasson.
Cerita ini sudah selesai mereka yang melihat film satu padu didalam batu ini sungguh menarik, karena mereka tertawa, tersenyum akhirnya mereka yang termasuk didalam watak ini, walaupun sudah melalui susah, menderita sampai akhirnya senang dan bahagia.
Bagaimana menurut pendapat kalian, apakah senang dengan tamat ini, kalau merasa puas dikomentar ya.
Selamat membaca
!!!Finale
KAMU SEDANG MEMBACA
pertemanan sahabat sejati
Teen Fictionantara pertemanan hubungan tidak pernah putus interaksi sesama pun dimana pun dia ada, tidak bersifat dengki, kikir, tamak, mengikhlaskan sifat baik dan buruknya atau saling mempercayai Dibaca kisahnya sekarang juga!