Terkadang orang-orang salah mengartikan cantik dan sempurna sebenarnya. Sempurna? Orang-orang yang berkulit putih, memiliki tubuh langsing yang ideal, tinggi dan tidak memiliki kekurangan dalam keindahan itu, kebanyakan bahkan keseluruhan orang menganggap seperti itu. Namun, bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki itu dari salah satunya?
Mereka yang tidak terlahir cantik dan sempurna dari ujung kaki sampai ujung kepala selalu dibayang-bayangi oleh ucapan negatif yang sangat menyakitkan. Terkadang orang-orang sangat menyepelekan ucapan mereka yang sangat jahat.
Mereka yang tidak sempurna selalu terperangkap oleh bayang-bayang itu, merasa tidak aman bahkan tidak nyaman, pernah terpikirkan dibenaknya apakah terlahir tidak sempurna adalah salah? Dan itu kesalahan yang tidak bisa dimaafkan?
Kesalahan yang tanpa ia lakukan, hanya terlahir tidak sempurna orang-orang yang melihat seakan-akan jijik dengannya, walaupun ia tidak pernah melakukan kesalahan kepada orang itu.
Ingin rasanya ia keluar dari orang-orang seperti mereka, mulut yang setiap saat tanpa berhenti mengeluarkan perkataan yang pahit dan menusuk ke dalam dada.
Mengucapkan tanpa pikir panjang dan memikirkan bagaimana rasanya jika merasakan perlakuan itu, mencerca tanpa ampun.
Dadanya berdesir, tatapan mereka yang membuatnya menjadi terancam, ia tertunduk menahan tangisan dengan sebisanya. Namun, air mata yang sangat mudah keluar tanpa disadarinya.
Terdengar suara tawaan, ia berlari sekencang-kencangnya, hari ini dan detik ini ia berusaha mencari tempat yang kosong dan gelap untuk meluapkan segala emosi yang ada dalam dirinya.
Maaf, maaf jika ia tidak sesempurna dan secantik yang mereka inginkan, rasanya ia ingin berteriak meminta maaf kepada mereka walaupun ia tidak melakukan kesalahan-kesalahan apapun.
Ketidak sempurnaan adalah sebuah luka baginya, kecantikan adalah ornamen indah yang orang-orang sangat sukai.
Ingin rasanya ia membeli ornamen indah dan menarik itu, dimana ia menemukan itu? Apakah ia harus berusaha dengan keras?
Apakah jika wajah ini berubah keadaan tidak lagi terjadi seperti yang ia rasakan sekarang? Apakah hidupnya bisa lebih baik? Perkataan itu yang selalu terngiang-ngiang di benaknya.
Tubuhnya yang sangat penuh dengan gumpalan lemak, kulit yang kasar dan berjerawat, hitam dan tidak ada keindahan sedikitpun dalam dirinya.
Hari-hari pahit yang selalu ia rasakan adalah cercaan hinaan dan perlakuan mereka yang jahat. Namun, awalnya ia biasa saja merasakan itu, lama-kelamaan ia menyadari jika wajahnya membawa kebencian terhadap orang-orang terhadapnya.
Ia tertegun melihat dirinya di hadapan cermin yang sangat buruk sekali.
Dia tertawa kecil, “Tidak apa-apa.“ kata-kata yang selalu ia ucapkan untuk menenangkan pikiran buruk dari lontaran negatif.
“Tidak perlu menangis.” Ucapan yang tadinya untuk ingin menenangkan dirinya berujung tangisan yang semakin lama. Ia memukul-mukul dada yang terasa sangat sakit dan sesak.
Bagaimana jika ia bisa keluar dari belenggu orang-orang yang itu, dan kapan ia bisa mendapatkan wajah dan kehidupan yang baru yang sangat tentram.
Tidak ada seseorang pun yang ingin mencintaimu jika kamu tidak menarik, bukankah benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Harus Sempurna?
General Fictionkita yang sejak kecil sudah dipaksa untuk sempurna dalam segala aspek apapun, mulai dari orang tua dan orang-orang yang disekitar kita. Ia pun terkurung dengan belenggu dan ekspetasi orang-orang, dan sebisa mungkin ia harus keluar dari kurungan ini...