Honey Baby - 03

303 13 0
                                    

"Jangan lupa, nanti ku tunggu di parkiran seperti biasanya." Ucap Manajer Marketingku.

"Baik, Pak." Balasku menunduk pamit untuk menyelesaikan laporan harianku dari ruangannya.

Hari-hari. Aku harus terus sabar menjalani hari-hariku seperti ini. Paginya bekerja sebagai pegawai teladan dan malamnya harus membuat atasanku senang dengan performaku di luar berkas dan laporan. Tentu tidak masalah bagiku, tapi rasanya lumayan bosan juga harus terus melakukan aktivitas yang sama seperti ini setiap hari.

Tapi, sabar Anna. Menjalankan sesuatu dengan rasa sabar pasti akan membuahkan sesuatu yang baik. Aku hanya perlu sabar menunggu hingga pengunguman itu keluar supaya bisa keluar dari rutinitas yang membosankan ini. Mau sampai kapan aku harus terus membuat bos mesum itu senang? Kenapa harus aku yang terus menuruti kemauannya? Apa sih kerja istrinya, sampai sampai orang ini setiap hari terus mencariku?

Rasanya ingin berteriak tapi aku tidak bisa. Aku terlalu capek untuk menghabiskan waktuku kalau hanya untuk sekedar mengeluh. Lebih baik aku menyelesaikan tugasku yang tidak ada habisnya ini.

Malam menjelang dan seperti biasa, aku pulang dengan mobilku sendiri hingga ke parkiran mobil di salah satu mall terbesar di kotaku dan memarkirkan mobilku disana. Aku kemudian keluar dan berjalan meninggalkannya begitu kulihat mobil atasanku mendekatiku. Segera ku dudukkan diriku di kursi penumpang tepat di sampingnya lalu ia membawaku berjalan menuju pinggir pantai yang terletak sedikit agak jauh dari keramaian kota.

Dan seperti biasa, kami berbuat mesum hanya untuk memuaskan hasratnya yang tidak tersalurkan sama sekali dengan istrinya. Aku segera mencium dan mengulum kemaluannya yang berukuran lumayan itu. Dia selalu menikmati saat aku melakukan hal hal mesum itu padanya. Di manapun itu, jika ia membutuhkan pelepasan maka aku harus menurutinya tanpa membantah sama sekali.

Bunyi desahan, erangan dan sesapanku memenuhi mobil yang kedap suara ini. Tampak dia sangat menikmati pijatan yang mulutku lakukan. Tentu saja. Bersamanya selama 2 tahun terakhir membuatku sangat terlatih untuk memberikan pelayanan berup blow job dengan sangat baik. Sesekali dia menata dan menjambak rambutku yang ikut menari manja di atas pahanya.

Tentunya dengan lingkungan outdoor seperti ini mampu menimbulkan suasana yang menegangkan dan juga meningkatkan adrenalinnya sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama sampai puncaknya mendekat. Dan dengan mulut yang terbuka aku siap menerima cairan putih yang terasa sangat getir itu untuk masuk ke dalam kerongkonganku.

"Ahhh... Telan sayang.. Mhh!!" Desahnya saat cairan itu keluar habis hingga tidak tersisa.

Dan seperti biasa juga, aku akan mengulum untuk membersihkan kemaluannya yang melemas itu sampai bersih. Setelah kejadian panas itu, kami kembali berbincang singkat mengenai hari hari kami di luar jam kantor. Dia paham betul bahwa aku tidak ingin menjalin hubungan serius dengan siapapun, sehingga yang dia lakukan dia hanya memberikanku uang jajan daripada memberikan perhatian yang semu.

Aku tidak munafik, tentu saja ku terima saja uang itu dengan senang hati. Lagi pula itu hasil kerja kerasku selama 2 tahun belakangan ini. Jadi aku merasa berhak untuk menerima bahkan menikmatinya bukan?

Saat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia akan mengembalikanku ke mall itu lagi agar aku bisa pulang sendiri dengan mobil pribadiku. Tentu, tidak masalah. Ini hanya kerja malamku yang sudah terlalu rutin ku lakukan.

Tapi untuk pertama kalinya aku memutuskan untuk tidak pulang malam ini. Aku segera membelokkan kemudi mobilku menuju ke salah satu bar yang cukup terkenal di kotaku. Tentu saja aku menghubungi teman temanku yang menyukai tempat semacam ini. Aku duduk di salah satu kursi bar dan menikmati minuman keras yang melesat masuk ke dalam lambungku dengan sangat lancar.

Honey Baby (SUDAH TAMAT DI GOODNOVEL dan KARYAKARSA!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang