Honey Baby - 06

210 10 0
                                    

Sesampainya di rumah, segera ku buka pintu garasi dan memasukkan mobilku tepat di samping motor sport, Niel, kakak laki lakiku. Aku yang kebingungan mendapatinya pulang lebih awal dari jam pulang kantornya, segera berlari masuk ke dalam rumah untuk mencarinya. Dan benar saja, dia sedang mengobrak abrik lemari pakaianku.

"YA AMPUN! KAKAK NGAPAIN?" Kagetku.

Niel yang bingung melihat kehadiranku hanya bisa terdiam kaku menatapku yang sibuk menghentikan aktivitasnya.

"Kantormu baru saja meneleponku karena mereka bilang tidak bisa menghubungimu karena ponselmu mati. Katanya kau akan berangkat besok pagi untuk mengikuti program-apalah itu. Jadi aku segera pulang dan membantumu berpacking. Karena ku pikir kau akan pulang malam atau bahkan tidak pulang lagi." Jawabnya santai.

"Iya ponselku mati, tapi aku pasti pulang. Aku tidak mau jadi anak durhaka." Segera kututup koperku yang masih berantakan itu.

"Terus... bisa jelaskan alasan kenapa kau tidak pulang semalam?" Tanyanya saat aku mendorongnya untuk keluar dari kamarku.

"Aku lembur. Banyak yang harus di persiapkan. Jadi berhentilah mengganggu daerah pribadiku. Aku mau istirahat!" Aku lalu menutup pintuku kasar.

Ayolah, aku wanita berumur 24 tahun yang malu pakaian dalamnya di lihat atau bahkan di sentuh oleh kakak laki lakiku yang sudah berusia 30 tahun itu. Sudah saatnya aku memiliki barang dan wilayah privasiku sendiri.

"Sama sama, Jo!" Teriaknya dari luar pintuku.

Jo adalah nama kecilku yang sering di pakai olehnya untuk menggangguku. Aku tidak suka nama itu, terkesan seperti laki laki dan mungkin itu alasannya kenapa dulu aku sangat tomboy.

"HUH!" Dengusku sekeras mungkin agar terdengar olehnya.

***

Keesokan harinya di pagi pagi buta, Niel mengantarkanku ke bandara setelah berpamitan dan meminta restu pada kedua orang tuaku. Pelatihan ini adalah kegiatan yang paling ku nantikan untuk bisa keluar dari zona nyaman dan aktivitas harianku yang membosankan itu.

"Bye, aku berangkat dulu ya kak." Pamitku pada Niel yang ikut turun membawakan bagasiku.

"Apa kau lagi minggat? Kopermu banyak sekali! Ini tidak bisa lebih banyak lagi apa?!" Ejeknya.

"Keperluan cewek untuk itu sangat berbeda dengan kebutuhan cowok ya, kak! Ini aja aku udah milih milih yang mau ku bawa.." Omelku.

"Astaga, sekalian saja bawa lemarimu kalau gitu." Ucapnya sinis.

"Huh!" Dengusku memeluknya tiba tiba.

Niel terkejut sesaat sebelum membalas pelukanku. Ia mengelus rambutku dengan lembut dan membisikkan kata kata manis penyemangatnya di telingaku.

"Terima kasih, kak. Baiklah..." Ku lepaskan pelukanku dan segera membawa trolley bagasiku.

"Aku pergi ya, titip papa mama! Byee!" Teriakku melambaikan tanganku sebelum masuk ke pintu keberangkatan.

Niel membalas lambaian tanganku dan tetap berdiri di posisinya sampai bayanganku menghilang dari jarak pandangnya.

***

"6 E di tengah sini ya mbak" Ucap salah seorang pramugari yang memberikan arahan untuk duduk di kursiku.

"Terima kasih." Aku segera duduk dan memasang seat beltku.

Perjalanan akan di tempuh selama kurang lebih 3 jam dan aku harus duduk di antara dua orang bapak bapak.

Sial!

Honey Baby (SUDAH TAMAT DI GOODNOVEL dan KARYAKARSA!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang