3. Khawatir

73 5 1
                                    


   
      Dilain tempat seorang siswa tengah melamun di rofftop sekolah, dia memikirkan bagaimana cara untuk mencegah adiknya agar tidak marah saat kenyataannya tidak bisa menonton konser yang sebelumnya tidak pernah absen dihadiri itu.

Sebenernya dia sudah menduga saat tadi kelakuan adiknya itu yang tiba tiba manis padanya, Karna dia sudah hafal betul dengan tabiat adiknya yang sangat menyebalkan itu.kejadian seperti itu bukan sekali duakali terjadi tapi setiap akan ada konser jadi dia sudah sangat hafal. Tapi kali ini berbeda karena insiden 2 tahun lalu semua berubah.
Kejadian dimana dia benar benar merasa gagal menjadi seorang kakak,kejadian itu terjadi di Bali.

Dulu keluarga Arshaka memang tinggal di Bali karena neneknya asli dari sana, semua usaha yang papinya bangun dirintis di sana sampai menjadi usaha yang besar dan menjanjikan tapi ternyata kesusksesan orang tuanya itu menjadi mala petaka untuk adik tersayangnya, Elleanor. Ada salah satu rival papinya yang menggunakan cara menculik adiknya itu untuk mengalah kan usaha papinya Ella disekap di gudang tua yang gelap dan pengap dengan segala macam kekerasan fisik serta kekerasan ferbal.

Dan dari kejadian itu juga Ella akhirnya mengalami traumatic yang cukup parah sampai keluarga mereka harus pindah ke Amerika, agar Ella bisa lebih tenang serta berobat disana dan semuanya sudah mulai terlihat normal setelah keadaan Ella dinyatakan membaik dan bisa kembali bersekolah. Akhirnya mereka memutus kan untuk kembali ke Indonesia tapi bukan ke Bali melainkan pindah ke Jakarta dengan Ella yang masih di pantau oleh dokter kan beberapa orang suruhan dari keluarga mereka, untuk memastikan mental Ella sudah benar benar pulih. Tentu saja semua tanpa sepengetahuan gadis itu.

  Sampai sebuah tepukan di pundak mengalihkan atensinya.

" Ngapain Lo bro? bengong sendirian di rooftop lagi. Nggak takut kesambet Lo?"
Tanya daniel beruntun.

Ya suara yang baru saja mengintrupsi itu adalah salah satu teman terdekatnya Daniel atau bisa dibilang sahabat. laki itu tau masalah masalah yang ada di keluarganya karena mereka sudah berteman sejak lama. Dulu Daniel adalah teman semasa SD nya, ya Nero waktu kecil memang tinggal di Jakarta bersama kakek neneknya.

"Nggak papa gue, biasalah gue tu pusing gara gara itu bocah atu nggak bisa banget dibilangin kalo udah berhubungan sama oppa oppanya itu. Heran gue" cerocosnya kepada Daniel.

"Yaelah gue kira kenapa Lo, abis jarang jarang banget kan Lo ngelamun di luar zona nyaman Lo."

Ya Daniel paham betul kejadian apa yang telah menimpa keluarga laki laki disampingnya ini sampai terlihat  se frustasi itu. Dia paham betul, karena dia jarang melihat laki laki disampingnya itu menunjukkan ketakutan dan kekhawatirannya di tempat umum.

"Gue udah bener bener nggak ngerti cara apalagi yang harus gue lakuin buat ngecoh tu bocah."

" Lo tau sendiri kan dia itu kalau udah pengen A ya harus A nggak bakal mau sama B C atau lainnya."

"Dan lo tau juga kan bukan masalah buat gue Menuhin permintaannya itu. Tapi sekarang udah beda Niel. Udah nggak akan kaya dulu lagi semenjak kejadian itu." Tuturnya terdengar sangat rendah diakhir kalimat, menunjukkan seberapa dia khawatir akan gadis yang mereka bicarakan.

"Oke gue paham keadaan Lo dan keluarga Lo terutama adik Lo."

"Gue tau selama ini keluarga kalian terlihat baik baik saja dan tegar tersenyum manis itu untuk mengecoh Ella kan? Supaya dia enggak mengingat ingat lagi kejadian naas itu."

"Gue tau ro, Lo yang sabar gue siap bantu kalo Lo butuh bantuan gue. Gue kenal Lo bukan sehari dua hari kalo Lo lupa."  Imbuh Daniel meyakinkan sahabatnya itu yang tengah bimbang.

"Oke, thanks ya Niel lo emang sahabat terbaik gue." Nero mengulas senyum tipis di bibirnya untuk meyakinkan sahabatnya bahwa dia baik baik saja.

Dia tau Daniel hanya ingin mencoba menghiburnya yang tengah banyak pikiran jadi dia berterimakasih dengan mengulas senyum itu.

My Childish GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang