8

11 1 9
                                    

"SIAP!!" Kompak mereka

Semua matapun kini tertuju padaku

Eh kok malah nyanyi, maksud author semua orang yang ada di rumah sakit pada ngelihatin mereka yang kompak kayak mau demo

Oke saatnya balik cerita lagii

"Sstt, pelankan suara kalian ini rumah sakit." Lirih Fahri

"Siapa yang bilang ini kebun binatang ri." Balas mario

"Iya kan lu salah satu binatangnya, yang biasanya manjat pohon noh." Celetuk angga

"Wahh ngatain gue lu, dah gue ngambek bye."

"Baperan kek anak cewe, skip broo."

"HAHAHAHA."

"Udah, kalian jadi masuk nggak udah ditungguin aqila tuh." Lerai Fahri

"Eh iya ampe lupa, yuk dah masuk tapi jangan pada berisik."

Ceklek

"Assalamualaikum, aqila." Salam mereka semua

"Waalaikumsalam, eh kalian."
Aqila mencoba bangun dari tidurnya

"Eh nggak usah bangun neng, tiduran aja kan badannya belum sembuh total." Cegah mario

"Tumben otak lu encer biasanya beku kek es batu noh." Celetuk manda

"Gue pinter disalahin, gue goblok disalahin, emang definisi cowo selalu salah dan cewe selalu bener."

"Otak lu aja yang lola nya keterlaluan banget, hahaha." Celetuk kinan

"Serba salah jadi cowo, mau balik ke perut mama deh terus keluar jadi cewe." Sedih mario

"Tolol banget punya otak, emang lu yang segede gaban gini bisa masuk perut mama lu lagi? Mau lewat mana lu?" Tanya Angga

"Ya gue memperkecil diri gue nanti masuk ke perut mama lewat operasi." Polos mario

"Emang pake cara apa lu memperkecil diri?" Tanya manda

"Pake mantranya mbah dukun lah" celetuk mario

"Sst dosa, nggak boleh pakai yang macam begituan."

"Iya ustadz." Patuh mario sambil membungkukkan badan

"Saya bukan ustadz." Fahri menatap mario dengan tajam

"Iya ri iya." Mario dengan pasrah mengalah karena dari dulu jika musuhnya Muhammad Fahri Mudzaffar akan mati kutuk ditempat

Disisi lain

"Gimana keadaan lu qil?" Tanya Zahra

"Alhamdulillah, aku baik-baik aja ra seperti yang kamu liat ini." Jawab aqila dengan senyuman

"Maafin gue ya, karena gue lu jadi kayak gini, maafin gue nggak bisa ngejaga lu baik-baik." Sesal Zahra

"Hey ra, jangan minta maaf mulu kan ini bukan salah kamu, akunya aja yang nggak hati-hati." Aqila mengelus punggung tanga zahra agar dia tidak merasa bersalah terus menerus

Zahra tersenyum ramah menanggapi aqila
Sementara disisi lain ada seorang laki-laki yang tersenyum hatinya menghangat melihat interaksi kedua temannya itu

"Oh ya qil, kalo lu butuh apa-apa bisa panggil kita, kita selalu ada disisi lu nemenin lu sampai lu pulih." Ucap putri

"Iya, makasih ya teman-teman." Aqila tersenyum, ia bersyukur mempunyai teman baik seperti mereka

Beberapa jam kemudian

"Ra, lu nggak pulang kan lu dari tadi belum pulang ke rumah bahkan lu masih pake seragam sekolah." Tanya angga

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janji Kecil KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang