👑Stepbrother pt.2

10.1K 185 2
                                    

Dengan tidak sabaran aku mencari-cari sosok yang sangat aku rindukan di antara banyak orang yang baru saja turun dari pesawat,jeno mungkin sudah berubah tapi aku pasti bisa mengenalinya. Setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya aku bisa bertemu kembali dengannya.

"Na!"panggil cowok bersurai hitam itu,aku melongo sebentar. Dia jeno,tapi dia sangat berbeda dengan sosok jeno yang aku ingat di otakku untuk terakhir kalinya.

Yang jelas senyum manisnya masih sama dan aku masih mengenali senyum itu,senyum yang sangat aku rindukan bertahun-tahun lamanya.

"Kenapa? Katanya kangen kok diem aja." Jeno tersenyum di depanku

"Bego lo kemana aja? Lo jahat banget tau ga jen,pergi gitu aja.lo gak tau sekacau apa gue mikirin lo terus." Tangisanku pecah,membuat orang-orang menatap kami. Jeno hanya tertawa lalu memelukku.

"Maaf na maaf ya,udah jangan nangis sekarang kan udah ada disini."

"Lo jahat tau gak." Tangisanku malah semakin menjadi,rasanya perasaan dan kewarasanku campur aduk sekarang.

.....

Setelah puas menangis tadi,sekarang aku dan jeno memilih jalan-jalan berkeliling. Setelah 3 tahun lebih jeno tidak pulang,lucunya dia seperti takjub sendiri akan perubahan-perubahan yang terjadi di sini.
"Jen,inget ga dulu pas masih SMA lo gak sengaja liat gue berantem sama mantan gue gara-gara mergokin dia selingkuh. Terus lo hajar dia sampe hidungnya patah." Ucapku,jeno tertawa dan mengangguk.

"Iya inget,terus gak ada yang berani macarin lo lagi sampe lulus." Kita sama-sama tertawa

Seharian aku menemani jeno jalan-jalan,kita mampir ke tempat-tempat masa kecil kita dulu,mengajak jeno makan-makan juga mendatangi cafe dan tempat yang baru pertama kali bagi jeno datangi.
"Udah puas kan,ayo pulang ke rumah." Ajakku

"Emang gue punya rumah disini?"

"Jen,disana masih rumah lo."

"Gue malu na,dan orangtua lo belum tau yang sebenarnya kan. Masa udah kabur bertahun-tahun gini terus pulang lagi."

"Jen mereka udah tau,gue ceritain semuanya. Ayo ikut pulang ke rumah,lo bukan orang asing kok di rumah. Sampai kapanpun kita akan selalu terima lo." Ucapku,jeno tampak berpikir sebentar sampai akhirnya dia mau juga pulang ke rumah bersamaku setelah aku bujuk mati-matian tentunya.

.

Setelah membuka pintu jeno terdiam sebentar,menatap seisi rumah yang memang tidak pernah berubah ini.
"Kenapa?"

"Gapapa cuma aneh aja rasanya,biasanya begitu pulang baru di depan pintu aja mama udah marahin gue. Sekarang kok sepi." Ucapnya

"Mereka emang lagi gak ada di rumah." Cengirku, aku mengantarkan jeno ke kamarnya.
Membiarkan dia istirahat sendiri,sementara aku sendiri pun pergi ke kamarku.

Cukup lama aku membiarkan jeno menikmati waktunya sendiri,sekarang jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Setelah membuat makan malam ala kadarnya untuk jeno,aku memutuskan untuk mendatangi kamarnya.

Kulihat jeno sedang terlelap tidur,tidak ingin membangunkan dia aku hanya menyimpan makanan itu di meja lantas duduk di tepi kasur,menatap jeno yang sedang terlelap. Sedikit kaget ketika melihat ia membuka mata,menatapku sebentar lantas tersenyum.

"Kok gak di bangunin?"tanya dia

"Gak berani,lo keliatan cape soalnya." Cengirku,jeno berangsur memeluk ku. Menyandarkan kepalanya di dadaku yang sedang bersandar di ranjang. Sangat nyaman rasanya.

"Kebiasaan lo gak pernah berubah ya." Ucap jeno sembari menarik ujung kemeja besar yang aku kenakan ini. Ternyata dia masih ingat kebiasaanku yang tidur hanya mengenakan kemeja besar.

"Udah nyaman kaya gini."

"Kita liat apa aja yang gak pernah berubah nya." Bisik jeno lalu membenamkan wajahnya di leherku. Aku sedikit menengadah membuat bibir tipis jeno leluasa menyentuh leherku.

"Lo gak tau segila apa gue kangen sama lo." Ucapku,jeno tersenyum

"Lo pikir gue enggak hampir gila mikirin lo? Sama gue juga." Jawab jeno sebelum bibir tipisnya menyentuh bibirku. Rasa rinduku pada jeno yang sudah amat sangat menumpuk aku lepaskan sekarang,lewat ciuman manis yang jeno berikan. Aku menarik tubuh jeno untuk menindih tubuhku,perlahan nafas kita mulai terengah. Saling berlomba-lomba melepaskan hasrat dan rasa rindu yang selama ini kita simpan.

"Lo tau,lo selalu seksi di mata gue kalo cuma pake kemeja gini." Ucap jeno sembari membuka kancing bajuku.

"Nngghh.. jen.." lenguhku ketika mulut jeno meraup payudaraku,menyedot dan meremasnya bergantian. Sedikit menggigit bibir ketika tangan jeno perlahan menurunkan celana dalamku.

   Ciuman jeno semakin kebawah,menciumi perutku dan berhenti di depan vaginaku. Sedikit menggelinjang ketika lidah jeno menyentuh klitorisku.

"Ah jen.. geli.." erangku,jeno sama sekali tidak peduli. Ia malah semakin agresif menggodaku.
Aku menjambak rambutnya menyalurkan rasa nikmat yang aku rasakan.

  Setelah memastikan aku cukup turn on,barulah jeno berhenti. Melepaskan bajunya satu persatu dan berbaring di sampingku.

"Lo gak boleh curang." Ucapku,membuat jeno terkekeh lantas mengangkat bahu seolah meng isyaratkan 'terserah lo.'

Aku segera meraih penisnya,mengocoknya pelan lalu memasukannya kedalam mulutku membuat jeno langsung mengerang.

"A-ah.. na.." desahnya sangat menggoda ketika lidahku bergerak menjilat kepala penisnya lalu mengulum penis itu sedalam mungkin membuat jeno tak karuan.

.

   Aku menghela nafas ketika perlahan penis jeno masuk ke dalam vaginaku,mencengkram bahunya ketika jeno mulai bergerak.

  Di buat gila aku rasanya,jeno benar-benar mempermainkanku. Ia bergerak dengan sangat cepat lalu bergerak dengan sangat lembut. Sensasi yang benar-benar membuatku gila.

"Jen,please.." erangku frustasi,dia benar-benae menyiksaku. Jeno hanya sedikit terkekeh. Lantas ia menciumi dan menjilat telingaku,membuatku semakin tak karuan.

"Ngghh.. na.."erang jeno bergerak semakin cepat,aku langsung mencium leher jeno membuat beberapa tanda merah disana sampai akhirnya kita sama-sama melenguh mencapai orgasme bersama.

Sekarang aku sedang memeluk jeno,aku tidak akan pernah kehilangan dia lagi setelah ini. Aku harus pastikan itu.

"Nanti lanjut lagi,gue harus mandi dulu." Ucap jeno hendak menyingkirkan tanganku yang melingkar di perutnya.

"Jen,janji gak akan pergi lagi kan?" Tanyaku,jeno tertawa dan mengangguk

"Kenapa sih na,iya janji. Emangnya gue mau kemana lagi?"

"Gue takut lo kabur lagi." Ucapku,membuat jeno malah tertawa semakin kencang.

"Enggak akan na,sumpah." Jawabnya,iya memangnya jeno mau kemana lagi? Tapi tetap saja aku takut jeno akan pergi.

"Beneran?" Tanyaku,jeno mengangguk

"Kalo gitu mau kan nikah sama gue?" Ucapku,membuat jeno langsung menatapku.

"Kok lo ngeduluin gue ngomong sih na,kan gue yang harusnya ngomong duluan ngajak nikah."

Aku hanya tertawa,eksperesi wajah jeno sangat lucu.
"Ya gapapa,sama aja toh ujung-ujungnya kalo beneran mau kita tetep nikah juga kan."

"Iya terserah." Jawabnya,lantas ia mengambil sesuatu dari saku jaketnya yang sedari tadi berserakan di lantai. Mengeluarkan kotak cincin dan langsung memakaikan sebuah cincin di jari manisku.

"Ayo nikah." Ucapnya

"Dih gak romantis."

"Salah siapa ngerusak momen duluan." Ucapnya,lalu kita berdua tertawa. Dan ya begitulah pada akhirnya jeno akan menjadi miliku selamanya. Akan aku pastikan,aku tidak akan pernah kehilangan jeno lagi.

Wild Dream | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang