setelah usai jam pelajaran pertama...
Seperti biasanya Marisa selalu mengajak Denara untuk pergi ke kantin, bukan untuk beli jajanan di kantin. melainkan untuk nongkrong sambil bawa makanan yang dibekalnya itu.
Kedua gadis itu mulai menggusur kakinya ketempat gerombolan, dimana semua orang sedang menikmati masa istirahatnya sambil menyantap makanan yang ditunggu-tunggu. Ya dimana lagi jika bukan kantin? tempat nongkrong genk dimasa SMA, tempat pelarian kabur saat jam pelajaran, dan lebih tepatnya lagi, tempat sejarah percintaan itu dimulai.
Namun sayangnya Denara tidak merasakan masa-masa itu, karena hidupnya yang terlalu datar dan polos, sehingga ia tidak mengalaminya sama sekali.
Saat kedua gadis itu menempati tempat duduk kantin, tiba-tiba sahut seseorang dari arah belakang. "Hai dua gadis" sahutya kencang, membuat Denara dan marisa mengalihkan pandangannya.
"Siapa sa?" tanya Denara pada marisa.
Dari suaranya memang tidak asing lagi. Memang suara khas nya itu selalu terdengar didalam kelas. orang melegendaris dalam komediannya. Terkadang usil orangnya, Ya siapa lagi jika bukan si jojon alias joni?. Lalu ia datang dan membuat Denara dan Marisa menatap heran.
"Kenapa lu?" tanya marisa ketus sambil mengerutkan keningnya.
"Dih orang gue mau ketemu Dena kok"
"Gak-gak-gak, gak boleh diganggu. Dia lagi sama gue"
"Lah kok mbak ini malah larang-larang. Emang mbak ini siapanya? Emaknya, nenek moyangnya?"
"Ish.. gue denger mulut lo itu kaya radio butut tau" cibir Marisa.
keduanya saling ribut, antara Joni dan marisa. Setelah itu Denara menghentikannya. "Stop! Kok kalian malah ribut sih?" jeda sejenak. "Kenapa joni, bukannya tadi kamu nyari aku ya?"
"Yups! Gue mau ngasih tau sesuatu" seru Joni bergembira ria.
Kedua gadis itu menatapnya penasaran, lalu tiba-tiba seseorang datang dan menghancurkan suasana.
"Eh lu jon, jangan ngomong yang aneh-aneh dong" ucap Danuarta menggerutu.
"Lah Dan, gue belum juga ngomong"
"Eh Dena. Inget, lo gak usah dengerin omongan si Jojon ini"
Denara menatap keduanya secara kebingungan. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan mereka.
"kalian ngomong apaan sih? Dena gak ngerti tau." balas Denara polos.
"Gini lho Dena, Danu ini kan sekarang jomblo, terus dia mau lo jadi pa-pa-pacar." Ucap joni menggantung seketika saat mulutnya dibungkam oleh Danuarta.
"Hah, apa kamu bilang? Pacar?. Dih ogah banget Dena pacaran sama danu yang begajulan gini" cibir Denara sambil memunculkan wajah risihnya.
Akhir kalimatnya membuat Danuarta geram. "Eh siapa juga yang mau sama lo, dasar cewek alay, polos, manja"
"Dih apaan sih danu, gini-gini aku berprestasi ya disekolah. Gak kaya kamu tuh, bisanya bikin onar dan tik-tokan gak jelas!"
"Oh... lo bilang gue ini bikin onar? Ya gue sih bersyukur gue bikin onar gini karena gue ini apa adanya. Lah emangnya lo, punya prestasi tapi gara-gara koneksi keluarga, iya kan?"
"Koneksi" kata itu digaris bawahi dan tebal. Mendengar pernyataan Danuarta, semua orang menatap Denara dengan tajam. Saat keduanya saling beradu mulut, tanpa disadari semua orang yang dikantin itu memperhatikannya.
Denara menatap cowok itu dengan penuh kesal, lalu dengan spontan ia meluncukan tangan keatas permukaan pipinya secara kasar, alias dia menamparnya didepan semua orang. Sontak semua yang disekelilingnya membuat terkejut, dan lagi-lagi Danuarta selalu menjadi sorotan terpanas, sehingga disaat moment seperti itu, dimana Danuarta ditampar oleh seorang gadis dihadapannya kini orang banyak memposting untuk menjadi bahan viral disekolahnya.
Denara tidak tinggal diam, ia pun berusaha menguatkan dirinya dan menahan amarahnya ini dengan pergi dari gerombolan itu. Rasanya memang menusuk namun baginya ini pertama kalinya seorang cowok mencibirnya secara kasar. Dan membuat gadis itu malu didepan banyak orang.
"Tuh kan, nih gara-gara lo jon" ucap Marisa menyalahkannya.
"Lho kok gue yang disalahin?" balas Joni dengan wajah tanpa dosa.
"Ya siapa lagi kalo bukan lo, yang tadi datang secara tiba-tiba, terus main ceng-cengin orang kaya gitu aja" ucap Marisa ketus.
"Lah kan niat gue baik"
"Tau ah. Gue males ngomong sama lo!" ucap Marisa kesal sambil meninggalkannya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet Dena & Danu
RomanceSatu kalimat yang mengganjal dihatinya. "Dan, aku boleh jujur gak?" tanyaku. ."Iya" jawabnya ."Sebenernya aku suka, suka kamu yang lemah". "Kenapa begitu?"tanyanya terheran-heran. "Karena dirimu yang lemah membuatku luluh dan sayang sama kamu," jawa...