Time Is Money!

319 2 0
                                    

Time Is Money!

Hi!

Ini cerita pertama aku masih pemula si, tapi semoga kalian suka ya!

Maaf kalau ceritanya garing

Jangan lupa klik votenya, vote gratis kok hihi!

Oh iya, jangan lupa komen juga ya!

Happy reading !

💥💥💥

"Hallo, ada apalagi, Tuan?" ketusnya, sambil meneguk air mineral untuk nenetralisirkan tenggorokan nya yang hampir tersedak

...........

"Sekarang?? emang sudah jam istirahat apa?" Chika mengerutkan dahinya

...........

"Baiklah, baiklah, saya habiskan dulu makanan saya."

Hingga panggilan telpon itu lagi-lagi ditutup secara sepihak. Chika bergegas menghabiskan seblaknya, sedangkan sang sahabat mulai sibuk di dapur mempersiapkan segala menu untuk pegawai kantor.

Dan benar saja, satu persatu sudah mulai banyak yang berdatangan ke kantin hanya untuk sekedar makan siang. Kebetulan Chika yang telah selesai, segera bangkit dan memungut tas juga ponselnya.

Chika berjalan sambil mencari kontak seseorang, menelpon pria itu.

"Hallo, Tuan, saya udah di depan."

..........

"Ya ya ya!" Chika memutar bola matanya, sebal. ia terpaksa menunggu Assisten itu untuk segera turun dari lantai lima belas gedung ini.

Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan akan sesuatu yang menyentuh pundaknya. Chika terlonjak, ia menoleh menatap ke belakang. dan seketika dirinya menatap tajam, pria itu yang mengejutkannya.

"Ayo!"

"Anda ikut? bukannya sama Assisten?"

"Saya akan ikut, sekalian kita ke Restoran." ujar pria datar itu, kemudian melenggang pergi menghampiri mobilnya yang telah berhenti di depan teras lobi.

Chika mengekorinya, memasuki mobil tersebut setelah Tuannya.

Hening,

Tidak ada yang bercakap sekali pun, Chika lebih memilih menatap keluar jendela, menatap jalanan yang mulai ramai disaat jam istirahat kantor.

Hingga sesuatu yang penting di hidupnya pun muncul memenuhi pikiran gadis itu. Chika menoleh ke samping, tampak Tuan Andrew tengah memerhatikan ponselnya, entah apa yang dilihat pria ini.

"Tuan!" panggil Chika.

Pria itu menoleh sekilas, "Ya?"

"Kalau kuliah masih berlanjut kan?"

"Ya, saya tidak ikut campur hal itu selagi tidak mengganggu perjanjian kita."

"Syukurlah."

"Apa setelah kita bercerai, saya akan mendapatkan kompensasi??" tanya Chika, memberanikan dirinya menanyai hal itu.

"Kamu ingin uang?"

"Ah tidak-tidak!" ia menggeleng

"Sungguh konyol" gumam gadis ini tanpa didengar oleh pria disampingnya.

Sedangkan Andrew tersenyum lucu melihat tingkah gadis di sampingnya ini.

"Saya akan berikan bonus kalau kamu mahir dalam di ranjang."

"Hah?? tapi saya belum berpengalaman,"

"Masa??"

"Benar kok."

"Nanti saya ajarkan." ucap Andrew

Mendengar hal itu membuat Chika lagi-lagi menelan salivanya dengan susah payah.

Bagaimana rasanya? apakah itu sakit? membayanginya saja aku tak mampu. batin Chika, mulai merinding membayangi hal tersebut

Beberapa menit di perjalanan, akhirnya mobil itu telah tiba di depan Butik langganan Maminya.

"Raffa, antarkan dia!" titah Andrew pada Asistennya

"Baik, Tuan."

"Tuan gak masuk?" tanya Chika

"Tidak! pergilah dan cepat!"

"Hmm!" Chika memutar bola matanya, kemudian ia keluar dari mobil yang telah dibukakan pintu lebih dulu oleh Assisten

Sedangkan Andrew, ia berdiam diri di dalam mobil sambil memainkan ponselnya.

Didalam Butik tersebut, lagi-lagi Chika terpana akan pemandangan di depannya. banyak koleksi pakaian yang begitu anggun, cantik, menarik, bahkan termasuk barang brandad yang digilai banyak wanita.

Sedang asyik memerhatikan tempat ini, gadis itu terlonjak kaget tatkala seorang pelayan menyapanya.

"Nona, silakan pilih kebaya mana yang anda sukai?" Pelayan wanita itu menyuguhiya beberapa kebaya yang sangat cantik luar biasa.

Entah sejak kapan Assisten ini menyampaikan kunjungan mereka pada Pelayan tersebut.

Chika pun mulai memilah, "Saya bingung, semuanya cantik sekali." gadis itu terkekeh pada Pelayan

"Nona, buruan cepat, sesuai perintah Tuan." sang Assisten mulai bersuara

"Belum sampai lho sepuluh menit, udah disuruh cepat! kalau gitu kenapa nyuruh saya kesini? mending kalian pilih saja mana yang disuka." omel Chika, menatap kesal pada Assisten itu

Pria itu hanya diam tak berkutik, menggaruk tengkuk lehernyaa yang dirasa tidaklah gatal.

"Ini aja, Mbak." pilihan Chika jatuh pada kebaya biru langit

"Baik, ayo kita coba dulu yaa," Chika mengangguk.

***

"Kenapa lama sekali!"

"Maaf, Tuan."

"Belum ada setengah jam, udah lama ya, Tuan?" cerca Chika, baru menjatuhi bokongnya di bangku tersebut

"Bagi saya waktu itu penting, time is money, are you understand??"

"Hhh ... lebay sangat!" gumam Chika, menghembus nafas dengan kasar.

Dan mobil pun kembali melaju dengan kecepatan sedang, bertandang ke sebuah Restoran untuk sekedar makan siang.

"Ah iya, Raffa, sebaiknya antar wanita ini pulang saja!"

"Tidak makan bersama, Tuan?"

"Tidak perlu!"

"Hah????"

💥💥💥

Tinggalkan jejak kalian!!

See you guys!!

- Istrinya Na Jae-min

Selir, Gairah Pria Kesepian ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang