Pemanasan

533 6 0
                                    

aku mohon kalau baca jangan lupa vote yah temen - temen .

Pesan untuk Chika  ?

Pesan untuk  Andrew ?

Pesan untuk author ?

Happy reading 🎉🎉

💥💥💥

Chika lagi-lagi terpana melihat Apartement yang luas milik pria tampan nan dingin ini, padahal sebelumnya ia sudah pernah melihat walau sekedar dari ruang tamu. Namun kini ia bisa menelusuri kediaman tersebut hingga ke ruang dapur.

"Ayo cepatan! kamu mau minum aja lama!" gerutu pria tersebut, sedang duduk di sofa ruang keluarga menanti Chika yang ingin minum. sebab dari sore ia hanya bisa menahan rasa dahaganya yang kian mengering

"Sabarlah, Tuan." gerutu wanita itu, mendatangi Andrew yang menatapnya dengan tajam

Membuat bulu kudu Chika merinding

"Kenapa lama sekali mereka!" gumam Andrew, menatap jam di pergelangan tangannya

"Kamu pandai masak?" tanyanya dengan ketus pada Chika

"Masak??? jangan tanya, Tuan! saya jagonya," ucap wanita itu dengan bangga, tersenyum cengir.

"Cih!"

"Yasudah, masakkan menu malam, terserah kamu yang penting enak!" titahnya

Mungkin sambil menunggu barang istri keduanya tiba, sekalian saja ia menyuruh Chika untuk memasak. lagi pula perutnya sudah sangat lapar sekali, dan jam segini sudah masuk makan malam tiba. bahkan ia melewatinya hanya karna pernikahan itu.

"Oh oke! tapi-gak mungkin saya masak pakai kebaya kan?" Chika menunjuk pakaian yang ia kenakan.

Pria itu melihatnya,

"Oh astaga! tidak bisa cepat Raffa ini! sampai lupa pula menyuruh gadis ini berkemas," gumamnya

"Hallo, Tuan?? anda budeg kah?"

"Jaga bicaramu!" tunjuk Andrew sembari bangkit

"Hehehe, ternyata dengar juga." ia tersenyum cengengesan

"Ikuti saya!" titah Andrew, Chika menurut dan mengikuti suaminya ke sebuah kamar utama.

Chika terpukau melihat dekorasi kamar yang sangat luas ini, interiornya menampikkan pemandangan diluar dengan begitu bebas mata memandang. dinding berwarna putih, plafon yang didesain awan biru bagaikan langit di siang hari, dan pula kamar itu berukuran lebih besar dari rumahnya.

Tak hanya ruang tidur saja, ada sekat yang didalamnya adalah walk in closet dan di sisi lain ada pula kamar mandi yang belum tau bentuknya bagaimana.

"Ini, pakailah!" titah Andrew, menyodorkan kemejanya pada gadis itu

"Kemeja??"

"Ya."

"Terus bawahannya bagaimana?"

"Emang setinggi apa tubuhmu itu? coba dulu pakai, setidaknya menutupi pahamu." Andrew memutar bola matanya, malas.

"Eh, hmmm, baiklah."

"Pakai di ruang ganti sana! saya mau mandi,"

"Hmmm," Chika memutar bola matanya, melenggang pergi ke ruang walk in closet untuk mengenakan pakaian itu.

Lagi-lagi gadis itu terpana, ruangan yang sangat besar.hanya untuk penyimpanan pakaian, ada pula tas dan sepatu sepertinya itu pasti milik istri pertamanya Andrew

"Gila! super banget! rumah orang kaya kok gini amat ya? baru ruang ganti, belum yang lainnya, astaga!" gadis itu berucap takjub memandang ruangan tersebut.

"Ah aku harus cepat-cepat mengenakan baju ini," gumamnya, segera melepaskan kebaya yang dikenakannya.

***

Ting tong! Ting tong!

"Iya bentar!!" Chika langsung mematikan kompor listrik tersebut. walaupun dia dari kalangan rendah, namun bergelut dalam dunia masak, setidaknya Chika tahu perihal mengenakan kompor listrik.

Ia bergegas ke depan untuk memeriksa siapa yang datang.

"Eh, Assisten," sapa Chika, tubuhnya bersembunyi dibalik pintu

"Ini, Nona, barang milik anda semuanya,"

"Ah baiklah, terima kasih."

"Saya permisi," pamitnya, Chika mengangguk mengiyakan lalu kembali menutup pintunya

"Huh! akhirnya pakaian ku telah tiba," ia bernafas lega.

Saat ingin membalikkan tubuhnya, tiba-tiba Chika dikagetkan oleh seseorang hingga membuatnya terperanjat

"Udah datang dia?"

"Waduh Tuan, ngejutin aja! udah, ini! saya ganti baju dulu," gadis itu bergegas pergi meninggalkan nya.

Baru dua langkah berjalan pria itu langsung menghentikannya,

"Biarkan seperti itu! apa sudah siap memasak?"

"Sudah, Tuan."

"Bagus, ayo kita makan! badanmu yang kurus itu harus banyak-banyak makan agar kuat melayaniku" Andrew menarik tangan istri keduanya, melempar tas koper dan tas itu ke sembarang arah hingga membuat Chika terhenyak.

"Emang anda udah kebelet banget yaa??"

"Bukan urusanmu!"

"Kenapa Tuan tidak menyusul istri anda saja? lagian saya sanggup bayar pinjaman itu." ocehnya

"Diamlah Chika! kau terlalu cerewet!" gerutunya

"Hmmm, habisnya anda misterius sekali."

Tidak ada ocehan atau kebisingan yang memekakkan telinga Andrew lagi, gadis di hadapannya begitu nikmat melahap makan malam mereka bersama untuk pertama kalinya. diam-diam ia mencuri pandang, gadis dihadapannya tampak berbeda dari hari biasanya.

Hingga matanya berpaku pada belahan dada Chika yang terlihat erotis, seketika jiwa lelakinya meradang saat melihat pemandangan itu yang begitu menggiurkan.

Andrew menaruh gelasnya di atas meja,.kemudian bangkit dan menarik tangan Chika.

Sontak saja gadis itu terkejut, pria ini memang suka melakukan serangan mendadak tanpa berkata apapun.

"Eh eh, makanannya belum habis,"

"Makan malam sudah selesai. ayo kita ke kamar,"

Waduh

Andrew langsung menghentak sang istri ke tembok, meraup pipinya lalu mengecup bibir itu tanpa permisi. Chika terbelalak, serangan mendadak itu membuatnya sangat kaget. kedua tangannya berusaha untuk mendorong tubuh itu, namun pria ini dengan sigap menahan tangan Chika.

"Jangan membantah!"

"Ta--

Pria itu kembali ******* bibirnya dengan rakus, tidak membiarkan Chika bersuara sekali saja. ia hanya ingin suara erotis itu lagi yang terdengar, sangat merdu dan ia merindukan itu.

Chika akhirnya pasrah, ia mulai menerima sensasi ini. mengalungkan kedua tangannya di leher Andrew dan membalas ******* dan sesapan yang diberikan suaminya.

Keduanya sudah terbuai dalam mabuk asmara, pria ini langsung menggendong Chika, membawanya ke ranjang lalu menaruhnya dengan pelan.

Eeemmh ....

Bibir yang masih berpagutan, saling bermain didalam sana dengan mata yang terpejam. diam-diam tangan nakal Andrew meraba tubuh Chika, hingga berpaku pada segitiga bermuda milik wanita itu.

Tanpa permisi, ia langsung memegangnya, namun matanya terbelalak saat dirasa jari jemarinya terasa basah.

Ia melepaskan pagutan mereka,

"Apa ini??!"

💥💥💥

**Waduh, apa ya itu??

See you di chapter selanjutnya 🖐🏻

~ istrinya na jae-min

Selir, Gairah Pria Kesepian ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang