Kami berlima maju dengan serentak penuh keyakinan. Kejadian seperti ini tentu pernah terjadi pada kami sebelumnya. Maksudku, melawan monster. Bukan masuk sekolah, tepatnya.
Menjadi seorang penjinak roh itu adalah bakat, dan kami tentu saja berbakat.
Darah penyihir mengalir pada tubuhku dan dua orang kakakku, Soobin dan Yeonjun. Kami bertiga lahir dari pasangan pengelola panti asuhan yang sering membantu penduduk kota membasmi roh-roh jahat.
Orang-orang di kota pikir kami sangat religius, namun nyatanya orang tua kami adalah penyihir yang tinggal di alam "fana" dan hidup sederhana. Pendahulu kami, adalah orang-orang berkuasa yang bahkan mampu mengontrol para roh-roh jahat. Namun Ayah dan Ibu kami, membantu roh-roh tersebut dikirim ke asal mereka.
Taehyun adalah anak yang ditemukan Papa, sementara Hueningkai diadopsi keluarga kami setelah Ayah angkatnya si Pak pendeta yang tinggal dekat lembah meninggal secara tiba-tiba, mereka dibawa ke panti dan menjadi anggota keluarga kami.
Taehyun adalah anak cerdik yang punya energi supranatural, sementara Kai yang tidak punya kekuatan magis ataupun melihat hal-hal berbau "mistis" diajari banyak hal tentang magis oleh orang tuaku setelah dia memergoki aku dan dua orang abangku berbicara dengan hantu baik hati di pohon belakang rumah.
Papa membuatkan Kai kacamata steampunk bermodel jadul yang dilengkapi lensa infrared untuk menangkap energi dari makhluk ghaib, dan hal itu berhasil membuat Kai melihat apa yang tidak bisa ia lihat. Hal yang spesial dari anak itu ialah: selalu bersemangat meskipun dia tahu apa yang ia hadapi adalah hal tidak biasa.
Atau, dia sering menyebut dirinya sendiri, seorang "Pemberani."
Kami berlima bekerja sama meringankan beberapa pekerjaan orang tua kami, dengan membasmi roh jahat kemudian mengirimnya ke asalnya. Namun belakangan ini, kami terlalu sering melakukannya, dan hal itu membuat kami harus menjadi pencetak skor terbanyak dan berakhir di tempat ini. Di arena melawan monster permen gummy berwarna hijau, yang siap untuk menghantam kami dengan lengan tentakelnya yang lengket dan berbau got.
Menahan napas saat jarak kami dengan monster semakin dekat, kami menunggu perintah Soobin Hyung untuk beraksi dengan kekuatan penuh.
Saat jari telunjuknya menunjuk ke depan, kami langsung maju untuk menyerang bersamaan. Aku mengambil arah tengah dan menusuk perut buncit monster saat kami serentak meluncurkan serangan. Yang terjadi selanjutnya tidak terduga karena aku seketika terbang ke ujung arena pertarungan terpantul dari perut si monster.
"Makhluk sial elastis" gerutu Kai saat dia bangun di sampingku. Pipinya membiru, tampaknya dia juga terpantul dan menabrak dinding.
Formasi kami berantakan, dan tentakel si monster mulai berterbangan untuk menyapu kamu dari segala arah. Aku tidak pernah menyangka makhluk ini lebih merepotkan daripada roh-roh jahat yang pernah kami segel.
"Kita harus tiarap!" teriak Soobin hyung dari arah seberang dengan badan yang menempel ke tanah, semua mengikuti kecuali aku yang mencoba meloncat ke salah satu tentakelnya yang berputar putar seperti wahana bermain.
"Apa yang kau lakukan?!" pekik Soobin hyung. Aku meloncat dari satu tentakel ke tentakel yang lain. Monster ini tidak begitu lengket juga tidak licin, jadi mudah untuk berpindah.
Melihat dari reaksi serangan, tampaknya akan rumit melawannya. Jika dia tidak bisa ditusuk, bagaimana dengan masuk ke dalam tubuhnya? Mungkin dia punya sebuah inti di dalam tubuh yang perlu kita non-aktif-kan? Kurasa aku perlu mencari tahu karena ini tentu saja bukan roh jahat.
Aku berlari sekencang angin dan melompat untuk berpindah tentakel tiap kali tentakel yang kupijak bergerak untuk menjatuhkanku. Saudara-saudaraku saat itu tidak mau diam saja, mereka berusaha memperlambat gerak monster dengan kekuatan mereka.
"Hyah!" Soobin hyung mengeluarkan sihir pembekuan yang merambat di bagian bawah makhluk itu.
Monster itu berhasil diperlambat, saat itu Yeonjun hyung langsung bangkit untuk menarik busur panah-nya, menciptakan sihit pembekuan yang sama sebelum busur itu meluncur dan menusuk bagian tengah monster permen gummy.
Tusukan itu menciptakan pembekuan, dan melihat hal itu, aku segera meloncat ke bagian yang mengeras dan terperosok masuk setelah titik pembekuan itu dipijaki.
Monter permen gummy, bolong tengah!
Aku masuk ke dalam tubuhnya, yang puluhan kali dari selokan dengan bay amis menyengat yang mengerikan. Aku hampir memuntahkan sarapanku kalau saja aku tidak melihat sebuah bola kain bercahaya, dengan warna biru yang melayang di bagian inti monster tersebut.
Aku tau.. aku tau apa yang kami hadapi.
Tiba tiba monster tersebut menciptakan gemuruh, tubuhku tiba tiba seperti dilempar kesana kemari di dalam tubuh si monster yang tanpa organ. Aku yakin, aku berusaha dimuntahkan.
Berusaha mengendalikan diriku, aku terus dibawa untuk keluar dari tubuh tersebut, digencet, dan dilempar di dalam bagian tubuhnya yang bau, sebelum berhasil dimuntahkan kembali.
Aku terlempar saat dimuntahkan, wajahku beberapa kali terbentur. Kai segera berlari ke arahku, khawatir dan mengecek keadaanku. Kepalaku berputar, dan sangat mual. Namun Kai berusaha menolongku untuk bangkit.
Aku bisa mendengar seruan kecewa para penonton, yang entah siapa mereka.. suara busur panah Yeonjun hyung yang terus menurus melesat, dan suara napas terburu-buru Taehyun dan Soobin hyung yang berusaha untuk memperlambat gerakan si monster yang mencoba untuk kembali menyerang.
Ketika mataku hanya tertuju pada langit-langit stadion, pandanganku agak berkunang-kunang.
Namun hal yang bisa kulihat jelas saat aku berusaha mengerjap untuk mengembalikan kesadaranku dengan penuh adalah tentakel yang mulai bergerak lagi, cahaya lampu stadion yang pucat, dan aura samar-samar berwarna biru yang bertengger gagah di besi besi penopang stadion.
"Disitu kau.. rupanya.." gumamku sambil menyeringai.
----
Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa follow aku untuk info info updatean etc ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
We Flowing the Witchers • TXT AU ( Tomorrow By Together )
Fantasía5 penyihir muda menguasai chart Penyihir Paling Rajin tahun ini. Mereka punya berbagai alasan untuk menjadi top-scorer, namun belum sempat mereka mendapat tropi atas prestasi mereka, lima remaja ini dihadapkan dengan neraka sesungguhnya, dimana keny...