DUA

94 12 26
                                    

Bagaimana kalau test masuk sekolahmu harus lewat jalur melawan monster buruk rupa yang sengaja disegel pihak sekolah untuk bahan percobaan?

Taehyun tidak terlihat senang setelah dia tahu, bahwa calon sekolah barunya tidak akan ada pelajaran sains dan matematika. Tuan Shim menjelaskan bahwa kami akan belajar soal magis, dan mengenal kekuatan masing-masing di dalam sekolah aneh dengan roller coaster di atasnya.

"Apa kalian benar-benar serius?" Taehyun melihat kepada kami berempat dengan mata bulatnya. "Maksudku, hey? Sekolah ini, tidak seperti sekolah pada umumnya???"

"Dan kita tidak seperti remaja pada umumnya," komentarku.

Dia memutarkan bola mata.

"Aku akan menyukai sekolah ini," Kai meyakinkan, sembari membawa lima kaleng soda yang baru saja ia beli di mesin penjual minuman kaleng otomatis, dan membagikan pada kami satu persatu.

Duduk di ruang tunggu setelah Tuan Shim mengantar kami ke gedung khusus dimana para Dewan mengadakan pertemuan, adalah hal paling tidak kusukai dalam sepanjang rekorku menungguku.

Pasalnya, ruang tunggu ini punya kursi panjang menghadap kaca tebal, yang mencurigakan.

"Jika sekolah itu mengajarkan cara membunuh monster tanpa alat, aku tidak akan pernah menyukainya." Taehyun merampas kaleng soda dan menekan kata-katanya, "tidak akan."

Taehyun sangat lihai dalam menggunakan alat-alat sihir, ia menciptakan berbagai penemuan menarik karena ia tahu untuk menggunakan kekuatan sihirnya sendiri akan sangat beresiko.

"Hey dengar," Yeonjun hyung bangkit dari kursinya dan mondar-mandir di depan kami. "Bagaimana, kalau kita akan dilatih menjadi penyihir yang sebenarnya, dan diperlakukan seperti tim khusus?"

Kami mengernyit dengan serentak kepada abang sulung kami.

"Begini, maksudku.." dia mendekat ke arah kami dan sedikit berbisik, "kita masuk sekolah ini, seperti jalur beasiswa. Tidak buruk, bukan?"

"Maksudnya, tanpa harus repot mengurusi surat-surat dan.."

"Ya, mungkin. Kita 'kan baru saja diumumkan sebagai top scorer musim ini." Yeonjun hyung menyambar kata-kataku, "Mungkin akan jadi pertunjukkan, atas kedatangan kita."

"Seperti sirkus?" Tanya Kai, berpikir dengan keras.

"Kita bukan badut." tukas Soobin hyung.

Yeonjun hyung mendengus, ketika Kai dan Soobin hyung mulai saling adu mulut. "Maksudku pertunjukkan kedatangan kita. Yang keren-keren gitu lah, pokoknya."

"Yeah tentu, pertunjukkan monster mencabik kita hidup-hidup." timpal Taehyun, masih kesal.

Aku tahu dia bukan kesal karena harus bertarung dengan monster yang kita tidak tahu wujud dan kekuatannya seperti apa, namun dia kesal karena harus pindah sekolah yang tidak ada pelajaran sains dan matematikanya.

"Anak anak," Tuan Shim muncul sambil menepuk tangannya dua kali, membuat perhatian kami teralih padanya. Ia berjalam mendekat dengan senyumannya yang khas.

"Karena prestasi kalian kini menjadi trending topic di meja para dewan, mereka akan menguji kalian hari ini." Ia memegang pundak Yeonjun hyung dan menepuknya. "Sangat jarang anak penyihir yang tidak masuk akademi bisa menjadi top scorer di chart kami, maka dari itu.. para dewan ingin menguji kalian."

Kai terbahak, kemudian meninju-ninju udara dengan kepalan tangannya. "Baiklah, siapa takut!"

"Shh!" Soobin hyung berusaha membuat Kai diam, "bersikaplah normal."

We Flowing the Witchers • TXT AU ( Tomorrow By Together )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang