6

5 0 0
                                    

"Diam."

Kata-kata yang dilontarkan Xylona tak ada teriakan, kata-kata datar dan tenang. Seisi alun-alun tampa sengaja tak bisa menggerakkan tubuh mereka sedetikpun, mereka tak berani sedetikpun bergerak. Kuda yang berhadapan langsung dengan Xylona berdampak lebih parah, dia terduduk lemas dan mengeluarkan air liur seperti di hipnotis.

Setiap pemimpin di berikan ajaran ini. Tekanan haki dalam setiap kata-kata saat mereka memimpin. Raja pun bisa, tetapi tak ada gunanya ratu memberitahu raja jika dia sudah menguasai tehnik ini. Karena tidak akan ada gunanya, selir indah itu akan menggunakan segala cara untuk menghilangkan haki yang dia miliki. Itu alasannya, Xylona memilih diam dan tak menggunakannya. 

*Haki = tekanan energi ketika semua mengalir dari tubuh dan di titikkan di tempat yang di tentukan. Haki ini, amat sangat menghabiskan energi. Jadi jarang ada yang menggunakannya.

Penonton banyak terkejut dan bingung atas apa saja yang telah terjadi.

Oh tidak, lari!

Xylona berlari dengan spontan mengindari kerumuran sejauh mungkin yang Xylona bisa. Setelah melewati beberapa tikungan acak. Akhirnya Xylona tiba di gang sempit tempat Xylona bisa menarik nafas dalam.

"Haaaah ... untunglah," Xylona menahan tubuhnya yang hampir roboh ketika telah menggunakan haki untuk tubuhnya di umur kecil ini.

Lalu ada yang mengelus punggungnya dari belakang dengan lembut.

"Siapa itu!" Xylona berbalik, ingin menerapkan jenis pertahanan diri yang sudah dia pelajari. Tetapi tubuhnya berhianat dan oleng hampir jatuh.

Tuan itu menarik pinggangnya kembali dan tertawa kecil lagi.

"Ternyata Lady punya kebiasaan ceroboh yah ... "

Xylona memerah malu, "Tuan kenapa juga mengikuti saya!"

"Tidak Lady, aku tidak memiliki keberanian untuk menguntit seorang Lady."

"Tetapi ada yang menarik pergelangan tangan saya, hingga saya tiba di sini," tuan itu dengan sombong memperlihatkan pergelangan tangannya yang di tarik.

Ah, ternyata Tampa sadar aku menarik dia?!

Astaga, harus kemana wajah ini aku kubur. 

Laki-laki itu tersenyum lagi, apakah bibirnya tidak pegal karena tersenyum terus-terusan? Tetapi gerakan cepatnya bertolak belakang dengan tingkahnya yang ramah. Gerakan cepatnya tajam dan akurat. Dia dengan cepat meraih pergelangan tangan Xylona yang akan melepaskan genggaman tangannya. 

Pergelangan tangan Xylona diraih dan di kecup dengan lembut. Xylona membeku dan tak berkutik, dia tampa sadar menggigit ujung bibirnya. Bukan sekali Xylona di kecup tangannya. Sudah menjadi kebiasaan dan tradisi untuk menghormati seorang Lady. Tetapi kenapa hal ini membuat Xylona bergetar dan rasanya sungguh asing bagi Xylona.

"Aku harap Lady kembali lagi ke sini," lalu laki-laki itu meletakkan sebuah kertas di telapak tangan Xylona.

"Saya pamit, Lady," dia memberi salam dan undur perlahan. Xylona masih melihat siluet punggung yang tampak kokoh tetapi tidak kokoh itu dari sini. Ya, dia tampak lemah tetapi juga tampak sangat sedih. Dia berjalan perlahan, seperti sedang menghitung setiap langkahnya, lalu menghilang setelah belokan. 

Di sana Xylona masih mematung dan belum memahami hal apa yang barusan terjadi. Dia tampak mendadak bodoh saat ini. Tunggu, kenapa Xylona begini. 

***

Sial

Sial

Sial

Sial

Sial

Xylona mengangkat gaunnya tinggi-tinggi, menyumpahi semua sumpah serampah kepada laki-laki yang mencium tangan Xylona sembarangan.

Xylona berlari menyeret gaun dan menyelinap masuk ke kediamannya. Banyak penjaga yang berlalu lalang tetapi Xylona dengan mudah masuk dan menyelinap.

Huh..
Aku memang pintar seperti mata-mata.

Xylona terkikik kecil lalu berlari sambil menenteng sepatu flat shoes miliknya.

"Ah ... Lelah nya."

Xylona membaringkan tubuhnya di kasur empuk. Saat berbaring tulangnya berbunyi 'tak'.

Ah?

"Aduh ... kasus remaja jompo."

Sepertinya Xylona terlalu lelah berlari kesana kemari dan telah melewati hari yang melelahkan.

Tulang Xylona saja mendukung dan berbunyi demikian.

"Hah ... "

Xylona menghela nafasnya untuk kedua kalinya. Kali ini dia menutupi kelopak matanya dengan lengan kanannya.

Kedua bulu mata lentik itu perlahan turun. Xylona tidak berniat untuk tidur, tetapi suara nafas halus sudah mengganti suasana. Xylona tidak sengaja tertidur sendiri.

***

Kring...

Suara bel di pintu bar yang tak asing lagi di telinga penghuni bar minum dan makanan itu yang menandakan ada pelanggan yang masuk.

Lelaki jangkung memasuki memasuki bar. Wajahnya tertutup jubah, tetapi bibir tipis dan rahang tegas miliknya sudah menggambarkan suasana hatinya.

Bar yang ramai mendadak sepi, semua orang mendadak bungkam.

"Mungkinkah itu rubah biru?" seorang yang berani berbisik di tengah kesunyian.

Rubah biru?

Semua orang mendadak merinding, dan masing-masing menciutkan kepalanya agar tidak dikenali.

Rubah biru merupakan organisasi dunia gelap bawah yang berpengaruh. Tak ada yang mengetahui yang mana yang merupakan rubah biru. Karena semua anggota rubah biru menggunakan jubah biru yang sama. Seragam tertutup yang sama. Bahkan masing masing memiliki topeng bulu yang sama. Mereka seperti orang tropis berpakaian musim dingin.

Rubah biru sering kali mencuri, merampas dan menjarah harta para bangsawan bangsawan, bahkan beberapa mereka bunuh banyak bangsawan dan rakyat bersalah di tangan mereka. Mereka juga banyak menyeludupkan barang barang yang diblokir kerajaan. Bahkan menentang banyak peraturan yang dikeluarkan oleh kaisar.

Mereka melakukan hal-hal yang banyak berpihak kepada rakyat. Tetapi orang busuk tetaplah busuk. Mereka menjual obat dan bahan terlarang ke para bangsawan culas dan kaya.

Meski tak ada yang membenci rubah biru, tetapi mereka juga tidak mau terlalu dekat dengan mereka. Kebanyakan orang akan segera mengambil jarak 5 meter dari anggota rubah biru.

Tring...

Kembali suara lonceng di pintu bar berbunyi. Kali ini ada wanita cantik yang memakai pakaian pedagang masuk bersama laki-laki tinggi seperti prajurit berpedang.

Sejenak perhatian orang di bar berpindah kepada wanita itu. Wanita itu menyadari ia diperhatikan, memasang senyum tipis dan berjalan ke arah sudut bar yang paling sepi.

Dan bar kembali ricuh dan ramai.

Tidak ada yang menyadari, rubah hitam telah menghilang dan digantikan oleh pemuda cendikiawan berkaca mata.

Pandangannya rendah dan suasananya rendah dan dingin. Ia menatap lurus kepada wanita yang baru saja masuk dengan laki-laki itu.

Tak pernah mengalihkan satu pandangan pun, bahkan berkedip menatap setiap gerakan wanita itu.

TBC 🌿

Mon maap aku gak tau mo ngomong ape.
Yang pasti enjoy Yash

-Emak Clan Xalvandora

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Xalvandora [Return Back The Queen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang