iii. sandekala saat itu, gadis jelita muncul dalam bayangan

393 54 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



   Aku ngga pernah berpikir kalau bisa mendengar orang memanggil ku Awan secara langsung, namun pada petang menuju gulita ini aku mendengar suara lembut seorang gadis yang asing memangil Awan dengan halus.

    Mic yang masih menyala itu aku matikan, namun ntah mengapa rasanya tubuhku meremang takut.

    Angin seolah menjadi mistis, kala suara itu terdengar lembut.

    "Awan"

    Lagi, aku tidak mungkin salah mendengar nya dua kali suara itu masih sama tidak berubah, nampak asing di telinga ku.

     Sedikit menoleh dan gugup karna takut, kabut asap putih muncul menyeruak satu ruangan bau nya yang tercium seperti bau hujan yang menyentuh rumput di pagi hari, rasanya sangat dingin juga lembab namun wangi ini seperti candu seperti menghirup langsung embun kala hujan reda.

    Pikiran ku mulai kalut, tak berani menoleh ke belakang sedikitpun aku berharap Hema tiba-tiba akan muncul untuk sekedar menemani ku kini yang sedang takut.

   Namun harapan itu seolah harus ku telan bulat-bulat menyadari faktanya hanya ada aku di ruangan ini ; sendirian.

   Dengan tekad yang masih setengah, namun aku lebih memilih untuk berbalik dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, tidak mungkin kan hantu? ini hanya perasaan yang dramatis yang ku buat sendiri mungkin.

   Untuk Rima mungkin harus khaturkan ribuan maaf karena sering memakai namanya untuk pembelian barang online sebab kalau aku jujur nanti bunda bisa ngamuk, untuk Hema maaf kalau sering buat susah karna perakara yang kecil yang ku besar-besarkan ; mungkin kalian lelah tapi maaf untuk kali ini aku haturkan itu sebab aku tak tahu perjalanan kedepan nya bagaimana bahkan keberanian ku yang masih setengah ini aku memejamkan mata erat-erat mengepalkan maaf, tapi tolong jika boleh meminta aku berharap ini adalah mimpi, karna aku tidak seberani itu menerjang rasa takut jika ini adalah realita.

   "jangan takut, kaki ku mungkin tidak nampak di tanah jangan kaget awan" suara itu lembut, sopan masuk di telinga tapi suara itu juga yang dapat membuat sekujur tubuh meremang, dan itu semakin ku merepalkan doa-doa walaupun aku sendiri tidak paham doa apa yang aku baca karna aku bergetar takut.

    Bapa, Tuhan dan Raja yang menguasai Sorga. Engkau adalah alasan mengapa kami ada di sini, Engkau adalah alasan Yesus datang ke bumi sebagai juruselamat suaru hari kelak. Engkau adalah penolong dan pelindung yang agung.

Bapa yang mulia, dunia ini penuh dengan kebencian dan kedengkian, semua berasal dari iblis dan roh jahat. Ya Bapa, Engkau yang mencintai manusia kami memohon kepada-Mu agar mengulurkan tangan yang penuh belas kasih untuk melindungi kami dari roh jahat.

Bantulah kami untuk mengusir, melenyapkan dan menjauhkan diri dari bangsa jin dan iblis jahat. Ya Tuhan kami, bermurah hatilah kepada kami, hambamu yang tanpa daya apa-apa, selamatkan hamba-Mu dari setiap ancaman dan kejahatan, lindungilah dengan mengangkat kami di atas segala yang jahat. Doa tulus kami panjatkan melalui perantara Maria, Bunda yang Mulia. Amin. Berbagai doa itu aku khaturkan, semoga tuhan dengar kalau hamba nya ini sedang butuh pelukan ; anggap aku ini sangat penakut, padahal memang itu kenyataan nya.

   "Aku bukan roh jahat, apalagi sampai menyakiti mu percayalah Tuhan pun tahu maksud aku apa datang menghampiri mu, awan ini aku Kadinne"

    Untuk sebuah rangkaian indah yang pernah aku ukir dulu, semuanya terasa sempurna untuk memahat sebuah gambaran elok untuk gadis yang bahkan belum pernah ku lihat paras nya ; dia cantik, cantik tanpa harus kamu lihat bagaimana dia.

   Dia cantik, bahkan hanya ketika dia membangunkan kamu dengan barisan kalimat lewat kanal dunia Maya.

   Dia cantik, bahkan hanya saat dia menceritakan keseharian nya yang sangat produktif itu terlebih dari aku yang kadang suka heran, manusia kok ada ya yang serajin dia.

    Dia cantik, bahkan hanya saat menyuruh ku lekas tidur dengan kalimat lucunya ayo tidur, bulan ingin beraksi tapi kalau kamu masih bangun dia malu jadi nanti pagi tidak akan datang. Begitu pesan nya untuk menyuruhku tidur.

   Takaran cantik yang perlahan aku buat porsi nya sendiri, dia Kadinne sosok cantik yang aku definisikan dari sikap dari perilaku nya bukan melulu tentang paras tapi ini tentang siapa dia, dia yang dengan lembut nya membuat ku dihantarkan ribuan prosa bahagia pada masanya.

   Demi tuhan, mata ku seperti ingin bergetar kalau aku punya seratus persen keberanian maka akan ku dekap seseorang di depan ku ini untuk menyalurkan rindu, dia bilang dia Kadinne.

   Kadinne, sosok cantik yang pernah menjadi sebuah festival bahagia tentang jatuh cinta yang pernah ku rasa.

   Kala kedua netra memejam dan batin merapalkan bait-bait doa, kala itu sebuah gengaman dingin yang membawa ku perlahan membuka kedua netra yang sedari tadi terpejam, membeku adalah reaksi pertama dari tubuh ku saat netra ku bertemu dengan sepasang netra cantik kepunyaan puan yang wajah nya masih asing tak pernah ku lihat sebelum nya.

   hal yang pertama aku lihat adalah kulit wajah nya yang halus juga terang kedua netra itu mebiaskan binar akan sebuah keindahan, bibirnya yang ranum sedikit pucat namun warna merah alami nya masih tersirat menjadikan itu adalah wajah yang tuhan pahat sedemikian indah yang pernah aku lihat.

   Parasnya ; jelita yang menghasilkan lima bintang sempurna.

    Kadinne, gadis yang sedari dulu hanya bisa aku tebak-tebak parasnya seperti apa ; iya kamu Kadinne, yang pernah menjadi bagian warna dalam kanvas candramawa yang dahulu lama kata nya selalu ku tulis perihal indah.

    Kadinne, ia muncul kala sandekala ; kala suara adzan untuk panggilan mereka yang muslim beribadah, tapi disini saya hanya mampu terdiam kaku, memandang wajah elok nan jelita yang kakinya tak nampak di tanah. Berhadapan dengan dia si pemilik paras yang selama ini menjadi tanda tanya besar dalam hidup saya.

    "Kadinne tolong jangan bawa aku terjebak dalam mimpi tentang indah nya kamu, lagi."

    SANDEKALA

Karina Angathaya as Kadine.

[✓] Sandekala | WinRina.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang