THE FIRST TIME

1.2K 3 0
                                    

Ali masih sibuk dengan beberapa berkas di atas meja kerjanya ketika sahabatnya Frans dan Bram masuk tanpa izin atau mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Wow, wow.... si maniak kerja. Masih asik aja di meja kerja." Sindir Frans dengan sedikit terkekeh mengejek Ali saat melihat Ali masih saja sibuk dengan berkas-berkasnya dan bahkan Ali tak menyadari kehadiran mereka.

"Come on li, to night is weekend. Santai dikit la." Sambung Bram sambil dengan sengaja mengambil berkas yang kini tengah dibaca oleh Ali.

Ali hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan sahabat-sahabatnya itu. "Lo berdua tau kan, weekend atau gak, gak ada ngaruhnya juga buat gue kan?"

"Paling gak, malam ini lo mesti ikut kita." Itu tandanya Frans memaksa. Ali paham betul dengan sifat Frans yang terbilag suka memaksa ini. Kalau sudah begini, tidak akan ada pilihan lain selain jawaban 'ya'.

"Oke! Well, where we go?" Ucap Ali seraya bangkit dari kursi kerjanya. Mengambil jas hitamnya lalu memakainya. Melihat itu, Frans dan Bram saling melirik lalu tersenyum sinis.

Frans memarkirkan mobilnya di tempat parkir sebuah bar yang cukup terkenal. And then, here they are, di sebuah bar khusus untuk pengusaha-pengusaha muda yang berkantong tebal. Tak butuh waktu lama, Frans dan Bram tampak sudah asyik di dampingi oleh 2 wanita seksi yang duduk di samping mereka. Sedang Ali, kehidupan malam bukan tipenya. Hanya saja Sejak kuliah di Amerika dan takdir mempertemukannya dengan Frans dan Bram, ia layaknya sedikit terpaksa mengenal dunia malam. Ali bukan seorang bad boys seperti dua sahabatnya, walau tak dipungkiri setiap kali ia datang ke sebuah bar bersama dua sahabatnya tak sedikit wanita-wanita seksi itu menggodanya. Semua godaan itu Ali tepis begitu saja dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya. Ali tak pernah berada di bar seorang diri, ia akan berada di sebuah bar hanya jika kedua sahabatnya itu memaksanya, jika tidak mungkin saat ini Ali sudah menjadi anak manis yang terlelap di balik selimut tebalnya.

Ali menenggak sekali lagi minuman dalam gelasnya. Sekilas ia menggeleng saat memperhatikan tingkah Frans dan Bram. Tiba-tiba Ali merasa sedikit gelisah, sepertinya ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Ali pun mulai mencari pemilik sepasang mata tersebut. Mata Ali bergerilya, menyibak setiap manusia yang terlihat di depan matanya. Sungguh sulit mencari seseorang di tengah-tengah hiruk pikuk suara lantunan musik yang DJ mainkan, apalagi jika seseorang tersebut bukan orang yang di kenal.

Tap!Dapat! Ali menemukan sang pemilik mata tajam mengintimidasi yang tengah lekat memperhatikannya sedari tadi. Pemilik mata itu ternyata seorang wanita, dengan tubuh seksi menjulang ke atas, mengenakan dres ketat membentuk lekuk tubuhnya yang sintal berwarna biru tua, dengan high hellsnya berwarna senada. Rambutnya terurai di depan melewati kedua buah dadanya yang tampak begitu penuh. Bibir tipisnya tampak merah merekah di kulit wajahnya yang putih, hidungnya mancung, matanya tajam menggoda.

Ali sedikit memicingkan matanya saat melihat wanita tersebut. Ia memandangnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Puas dengan perhatiannya, mata Ali kembali menatap mata wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut masih terus memperhatikan setiap gerak gerik Ali, hingga kini mata mereka bertemu. Sebuah senyum misterius merekah di bibir keduanya.

Prilly pov

Kubelai perlahan dada bidang lelaki yang kini berada di hadapanku. Dada bidang itu terlihat begitu nyata tanpa sehelai benang pun menghalangi. Kulitku dan kulitnya saling bergesekkan, menciptakan sensasi asing dalam diriku. Tangan kananku masih terus bergerilya di dadanya, sedang tangan kiri tak tinggal diam, perlahan tapi pasti mulai berjalan menyentuh perut kotak-kotaknya. Ah, otot - ototnya itu sungguh membuatku menggila. Tak begitu besar, tapi cukup buatku terkesima. I like it.

Kedua tanganku masih berada di dada dan perutnya saat perlahan ku beranikan diri untuk mengangkat wajahku memandang wajahnya. Ku beranikan diri untuk lebih mendekat padanya, membunuh jarak diantara kami. Kini tubuhku dan dirinya menempel sempurna. Ku perhatikan setiap inci wajahnya. Matanya terlihat sendu dan tajam dengan bola mata hazelnya. Ntah darimana asalnya tangan kiriku sudah berada di sisi kiri wajahnya. Ia menutup matanya saat perlahan ku belai wajahnya, memperhatikan dengan lebih jelas rahang tegas miliknya.

Ia tampak menikmati setiap sentuhanku. Perlahan matanya terbuka kembali saat sentuhanku terhenti. Bola matanya menggelap, menuntut diriku. Perlahan ia mulai mendekatkan wajahnya hingga dahiku menempel dengan dahinya. Dan hidungku juga menyentuh hidung mancungnya....

Ali pov
Aku tak tau darimana datangnya wanita ini. Aku dapat ku pikirkan adalah saat ini seorang bidadari tengah mengunjungiku. Wajahnya begitu sempurna. Dengan tubuh seksinya yang lumayan tinggi menurutku. Baru kali ini, aku merasa tertuntut oleh tatapan menggoda seorang wanita. Aku tak dapat mengabaikannya begitu saja.

Perlahan kuberanikan diri mendekatinya, menyentuh wajahnya, menyembunyikan beberapa jariku di sela-sela rambut hitamnya. Dasar tangan lancang! Kini tangan kiriku tengah merangkul pinggang rampingnya dengan agresif, menariknya mendekat ke arahku. Kini kurasakan nyeri di bagian panhkal pahaku. Oh damn! Sebentar lagi pasti ia akan menamparku. Detik demi detik berlalu tak ada sedikitpun reaksi penolakan darinya. Ia menurut! Hatiku kegirangan melihat ia tak bergeming sedikitpun.

Lagi-lagi tanganku seperti bergerak sendiri, ku elus lembut wajahnya sambil memperhatikan setiap inci kulit mulusnya. She's so perfect!

Tampak ia pun menikmati sentuhanku, terlihat dari matanya yang kini tertutup juga terdengar sedikit desahan dari bibir tipisnya. Bibirnya menggodaku! Tanganku terhenti pada dagunya, mengangkat sedikit wajahnya untuk menuntut menatapku. Matanya terlihat sanyu dan memohon memandangku. Perlahan mulai kudekatkan wajahku dengan wajahnya.....

Ali masih beradu pandang dengan wanita tersebut. Mencoba berkomunikasi dan saling membaca pikiran masing-masing. Konyol! Mereka bukan orang hebat yang punya indra keenam dapat membaca isi pikiran orang lain. Tentu saja itu sia-sia, sampai kapan pun Ali tak kan bisa membaca apa yang dipikirkan wanita tersebut tadi tentang dirinya, begitu pula wanita tersebut tak kan pernah tau apa yang dipikirkan Ali barusan tentang dirinya.

Pandangan mereka harus terhenti karna seorang wanita dengan jalan sempuyungan menghampiri wanita tersebut. Tampaknya itu temannya. Ia tersenyum sebentar lalu berlalu menuju toilet.

Ali melihat itu, tak membuang waktu Ali beranjak ke arah wanita tersebut tadi pergi.

"Eh, mau kemana lu?" Tanya Frans

"Bentar" jawab Ali singkat kemudian berlalu.

Ali tampak celingak celinguk mencari wanitanya. Hingga tanpa sadar ia menabrak seseorang. Oh no! Sepertinya minumannya tertumpah mengenai dressnya.

"Eh, sorry... sorry... gue gak sengaja." Ali mencoba membantu membersihkan dress wanita tersebut.

Gerakan tangan mereka sama-sama terhenti saat kedua bola mata itu kembali bertemu pandang. Ya, itu wanita yang di carinya.

"Ehm... Hai, gue Ali." Sambil mengulurkan tangannya

"Prilly"

END

HAI MY READERS....
Thanks ya uda mau baca.
Ini cerita ketiga aku di short story.
Habis lyat IG yang penuh dengan hastag ali prilly, terus terlintas ide cerita gila kayak gini. Karna gak punya stok nama jadinya aku pake nama mereka aja deh. Hehehehe

Sorry kalau cerita nya gaje.
Sekali lagi makasi karna uda mau baca.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Coment & votenya buat author semangat.

Sampai ketemu di cerita berikutnya.
Bye......
#kisshug #muah

short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang