Bab 4

949 52 2
                                    

"Cek.. Cek.. Cek... Jim-in-ssi... Ji-min-ssi... Cek"

Suara Tae menggema di stadium megah yang berada di jantung kota LA. Salah satu tempat olahraga dan hiburan paling besar yang bisa memuat kapasitas manusia sebanyak 500 ribu orang --- malam keempat, BTS memiliki jadwal untuk gladi dan cek sound.

Kondisi Tae sudah mulai membaik, bahkan semangatnya sudah meletup-letup; ia menjadi orang paling semangat untuk bergegas pergi ke SoFi, bahkan baru pukul 07:00 ia sudah membangunkan para Hyung, kemudian terakhir nyangkut cukup lama di kamar kekasihnya yang membuat Hobi harus terdampar di sofa, karena ogah menjadi orang ketiga ---- Pertemuan dengan Army yang sebentar lagi terlaksana membuat semangatnya membuncah, sampai akhirnya dapat membunuh virus-virus di dalam tubuh.

Berbanding terbalik dengan Tae, kini giliran Kookie yang kembali kambuh, kali ini kondisinya sedikit mengerikan; bibir pucat, wajah sayu, mata berair karena sejak tadi dia menangis terus. Kookie takut tidak bisa tampil di konser perdana BTS yang sangat ditunggu-tunggu itu.

"Tae, Kookie mau diperiksa tapi denganmu" ujar Jin menepuk bahu Tae yang masih fokus gladi

Tae menatap sejenak RM, setelah mendapat anggukan sebagai izin, Tae segera bergegas dengan langkah besar-besar menuju belakang panggung untuk menemui kekasihnya yang sedang berada di ruang medis khusus member.

"Hyungie hiks... hiks.. hiks..." isak Kookie yang tergeletak lemah di atas sofa sambil merentangkan kedua tangannya, bersiap memeluk tubuh hangat kekasihnya

"Kenapa? Hmm?"

"Kookie tidak ingin diambil darah hiks... hiks... hiks" adu Kookie yang akan diambil darahnya untuk dicek oleh dokter pribadi HYBE

"Coba lihat tatomu, bukan hanya satu Kookie, semuanya dibuat menggunakan apa hah? Masa diambil darah saja kau takut, tapi buat tato tidak takut, sangat aneh" gerutu Jin sembari memijat pelipis Kookie ---- walau sambil mengomel, Kookie tahu jika Hyung kesayangannya itu sangat cemas pada kondisinya

"Hyungie~"

"Jin Hyung benar Chagiya, kau sudah akrab dengan jarum, lalu kenapa sekarang malah takut hm?"

"Tapi jarumnya panjang dan besar"

"Jarum Tae saja kau berani, masa yang ini takut" celetuk Jin yang membuat Tae mengulum bibir untuk menahan tawa, sedangkan Kookie sudah bersemu merah

Beruntung ada dokter yang memecah suasana yang tiba-tiba saja mendadak canggung; Dokter sudah siap dengan suntikan di tangannya. Kookie kembali fokus pada ketakutannya, ia menatap dengan mata berair benda panjang nan tajam di tangan dokter dengan jantung berdegup ---- sebenarnya, ia juga bingung kenapa jarum tato yang lebih mengerikan justru terlihat biasa saja di matanya, berbanding terbalik dengan jarum suntik. Apa karna sedang sakit mode manjanya jadi keterlaluan, makanya dia takut dan cari perhatian? Atau bagaimana? Sibuk berpikir, tiba-tiba saja rasa sakit tepat menusuk di lipatan tangannya.

"Hyungie hiks... hiks... hiks..." tangis Kookie pecah saat merasakan jarum menyedot habis darah di urat nadinya; padahal itu hanya perasaanya saja, dokter hanya mengambil sedikit darahnya

Tae meredam suara isakan bayi besarnya dengan cara memeluk wajah Kookie. Mengusap punggung gemetarnya lembut. Rasa nyaman terasa dari harum tubuh Tae yang lembut terhirup hidung mangir Kookie.

Malam ini, BTS melakukan gladi tanpa Kookie yang langsung terlelap setelah ambil darah. Ia terlalu lelah menangis, mendramatisir kesakitannya yang menguras tenaga itu. Dokter juga langsung memberikan hasil tesnya sebelum Jin dan Tae kembali ke atas panggung. Kookie sama dengan Tae hanya kelelahan menyebabkan tekanan darahnya menurun serta asam lambung Kookie yang naik karena kurang tidur dan terlalu bayak pikiran ---- melihat dua magnae-nya tumbang kelelahan, akhirnya RM merombak ulang jadwal syuting mereka, banyak syuting iklan, pemotretan produk, serta sesi interview yang terpaksa mereka tunda bahkan sesi interview pun dibatalkan, hanya menyisakan konferensi pers di hari kedua konser.

Ma Baby Angel [TaeKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang