Bab 11

743 44 4
                                    

TOLONG VOTE-NYA YA SANGAT DIHARA PKAN UNTUK MENGAPRESIASI KARYA INI. 

TERIMA KASIH

~Prangggggg~

Sebuah piring tiba-tiba saja tergelincir jatuh menyentuh lantai marmer dari genggaman; Kookie gemetar saat merasakan sakit menguar di bagian perut sampai ke pinggang.

"Little, kau tak apa sayang?" ringis Kookie sembari mengusap perutnya

Kookie berjalan perlahan menuju serakan beling yang ada di lantai untuk membersihkannya, ia berjongkok membuat perutnya terhimpit, anehnya itu semakin membuatnya kesakitan.

~Huek~

Kookie segera membekap mulutnya, sekejap kemudian matanya terbelalak saat telapak tangan bersimbah darah. Ia panik, terkejut, segera beranjak untuk menelepon Tae. Namun pandangannya kabur, tubuhnya limbung ke kanan.

~Bugh~

"CHAGIYA~"

Tae berlari ketika baru saja tiba membeli sarapan, ia begitu terkejut melihat Kookie terkapar dengan darah berlumuran di mulutnya. Ia bergegas membawa sang kekasih ke rumah sakit, seorang diri, tanpa pengawalan.

Tekanan bertubi-tubi yang Kookie dapatkan belakangan ini membuat ia terlalu banyak pikiran, terlalu over thinking, ditambah ia memiliki sifat memendam segalanya seorang diri, tanpa mau bercerita mengenai suasana hati yang tengah dirasakan. Mungkin alasan mengapa ia pingsan karena hal tersebut.

"Bagaimana Dok?" tanya Tae gelisah

Ia kini sedang berada di ruang Dokter Ae Ri setelah Kookie selesai diperiksa, dan kini telah dibawa ke ruang inap VVIP dengan pengawalan ketat ---- Ketika Kookie berada di UGD, Tae segera menelepon Hyun serta Hobi untuk memberi tahu kabar buruk mengenai sang magnae.

"Kookie kehilangan bayinya" jawab Dokter Ri to the point

Tae remuk, hatinya hancur tak bersisa, air mata langsung mengalir deras disertai isakkan, kedua telapak tangannya menutup wajah yang sudah memerah. Tidak terbayang bagaimana rasanya, ia juga tidak mampu menggambarkan bagaimana perasaannya kini.

"Apa kalian sedang menghadapi masalah yang berat?" tanya Dokter Ri dengan raut wajah yang juga sedih

Tae hanya bisa mengangguk tanpa suara, karena mulutnya terus mengeluarkan isakkan, bahkan kini dadanya mulai sesak. Semakin jelas Kookie di bayangannya, semakin sakit hatinya.

"Detak jantung janin yang sangat lemah, ditambah beban pikiran yang berat membuat kondisinya semakin buruk. Aku juga tidak menyangka dia akan menyerah begitu cepat, namun itu yang terbaik Taehyung-ssi. Kehamilan Persistent Mullerian Duct Syndrome memiliki kemungkinan yang kecil untuk bisa sampai ketahap melahirkan. Pria di Thailand yang mengalami hal serupa pun harus melahirkan ketika usia kandungannya baru menginjak 7 bulan, dengan berat bayi di bawah 1 kg." jelas Dokter Ri perlahan dan hati-hati takut penuturannya semakin membuat Tae larut dalam kesedihan

Pada nyatanya memang begitu; Tae semakin menangis lara, wajah bahagia Kookie, senyuman lebarnya ketika mengelus perut dan dengan bangganya menunjukkan kehamilannya membuat Tae tak henti untuk mengeluarkan air mata. Bagaimana jika Kookie tahu semua ini? Dia akan semakin menderita.

"Jungkook-ssi mengalami pendarahan, namun karena ia tidak punya saluran vagina, maka dari itu darah mencari saluran lain untuk keluar, salah satunya adalah saluran pencernaan dan pernafasan. Aku sudah memberi obat untuk peluruhan dinding rahim, agar janin yang telah hancur bisa keluar melalui jalur pencernaan bersama keluarnya feses..."

Ma Baby Angel [TaeKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang