03

27.8K 2.8K 310
                                    

Jeno's childhood

.

.

.

Bukan tanpa alasan Lee Jeno membenci anak-anak, ia juga punya masa kelamnya sendiri yang pada akhirnya membuatnya membenci mereka.

kala itu Jeno masih berusia 8 tahun, siang hari dijam istirahat ia duduk dikursi taman sekolahnya, sendirian.

beberapa lama kemudian tiga anak laki-laki menghampirinya. tiga orang inilah yang paling Jeno benci semasa hidupnya dulu, selalu mencibir dan mengolok-olok Jeno walaupun mereka tidak punya urusan sama sekali. Jeno menamakan mereka dengan 'tiga amuba bodoh'

sudah bertahun-tahun lamanya ia bersekolah disini dan mendapat rundungan dari ketiga anak ini, bukannya lemah tapi selama ini ia diam karena tak mau berurusan dengan mereka apalagi ketiga ibunya juga sama menjijikkan dengan anak-anaknya

"hei, pinjam mainanmu dong!" pinta salah satunya ketika melihat Jeno menggenggam sebuah Lego pemberian kakeknya

"tidak." menolaknya secara mentah-mentah Jeno berfokus memasang bagian akhir dari Lego yang sudah ia rakit

"hee?! sombongnya!"

"anak orang kaya memang seperti itu kau tau?"

"halah orang kaya... itu kan orangtuanya yang kaya, dia bukan siapa-siapa tanpa orangtuanya!" Jeno menatap tajam kearah anak yang mengatakan hal itu, ia merasa diremehkan

"apa?! kamu mau marah?! aku tidak salah kan?! lagipula.. orangtuaku juga mampu membeli ini-" ia menarik Lego itu dari genggamannya, "memang berapa sih harganya?!" menyeringai menatap mainan yang sudah berada ditangannya saat ini

"kembalikan itu kalau kalian mau ku maafkan" tatapannya sungguh-sungguh menatap ketiganya

"ahahahha!!! jeno-ssi! kamu pikir kamu Tuhan?! untuk apa aku meminta maaf darimu!"

*prang!
anak itu membanting Lego milik Jeno ke permukaan hingga Lego yang sudah susah payah ia rakit selama 2 bulan penuh itu terpecah belah menjadi kepingan seperti awal saat ia membelinya

matanya terbelalak melihat itu, kesabarannya sudah habis terbakar oleh api amarah yang terbendung, tangannya mengepal

"ahahahah!! lihatlah wajahnya!"

"hei, dia terlihat menyedihkan..."

"tentu saja menyedihkan! dia kan tidak punya ibu, dia dilahirkan laki-laki, lihat saja orangtua homo-nya, menjijikkan!"

*Bugh!
*Bugh!
*Bugh!
*Bugh!

ia terus memukuli anak laki-laki itu tanpa ampun sekuat tenaga, melampiaskan kemarahannya pada anak itu sementara yang dipukuli terus berteriak kesakitan sampai-sampai ia menangis saat hidungnya mengeluarkan darah segar

"hei! apa yang kau lakukan?! hentikan!"

"yak! Jeno! Aku akan adukan pada ibu guru!"

ADOPTIVE FATHER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang