- ♪♩ -
"Bunda!!! Kak Naya nakal!!!"
"Anaya jangan ganggu adek kamu! Berisik!"
Seakan tuli, Anaya tetap mengejar kemanapun langkah kaki sang adik pergi. Setelah pulang dari kafe tadi, Anaya langsung berhambur pergi menuju kamar adiknya. Ia langsung mengobrak-abrik laptop Anila untuk mengeluarkan semua akun yang tersangkut di laptop milik sang adik.
"Ketangkep!"
"Kakak lepasin ih!"
"Gak akan sebelum kamu jelasin semuanya ke kakak!"
Anila terbahak saat tangan lentik milik sang kakak menggelitik tubuhnya. Perutnya semakin lama semakin sakit karena tertawa. Ia akhirnya menyerah untuk menuruti ucapan kakaknya.
"Stop! Iya Nila bakal jawab pertanyaan kakak!"
"Bagus!" Mereka duduk berhadapan di atas karpet. Kedua tangan Anaya menggenggam erat milik Anila supaya adiknya tidak bisa lari lagi.
"Anila adik kakak paling cantik, kenapa kamu daftarin kakak ke sayembara itu, hm?" Tanya Anaya perlahan. Sudah terlambat memang, tapi ia begitu penasaran alasan dibalik adiknya mendaftarkan diri menggunakan namanya.
"Karena aku nge-fans sama Kak Mala."
"Astaga Nila..." Benar-benar Anaya tak habis pikir. "Kalau kamu nge-fans sama Mala, ya jangan bawa-bawa kakak dong. Kenapa gak kamu aja yang daftar?"
"Kakak aneh, umur Nila kan kurang, baru sampe lima belas."
"Nah itu tau!" Sebelah tangan Anaya menunjuk tepat di depan wajah adiknya. "Lain kali kamu jangan asal daftarin orang. Kasihan tau kalau orang itu rugi."
"Emangnya Kak Naya rugi apa?"
Anaya terdiam. Tidak ada sih sebenarnya. Malah seharusnya Anaya kelimpahan berkah amat sangat banyak bisa jadi salah satu finalis calon istri orang kaya.
Apalagi ini seorang Makala Caessa Pramudya, yang sudah jelas nama belakangnya pemilik dari Pramudya Corp. Calon menantu idaman semua ibu mertua.
Kalau dipikir-pikir iya juga, apa yang dirugikan dari lolos seleksi sayembara itu? Bukankah harusnya Anaya berterima kasih pada sang adik?
"Kak Naya rugi banyak uang ya gara-gara Nila?" Anila memasang wajah sedih.
"Kamu rugi uang gara-gara apa, Anaya?" Tak sadar ibu dari dua kakak-beradik itu muncul. Curi dengar jika anak sulungnya ketimpa rugi banyak uang.
"Nggak, bun. Aku gak rugi apa-apa."
"Seriusan kak?" Wajah Anila menjadi cerah. Anaya hanya bisa memberi respon anggukan.
"Yes! Kalau gitu Kak Naya bakalan ikut sayembaranya kan!"
"Heh! Ssut!!!" Langsung saja tangan gadis itu membekap mulut adiknya agar tidak terdengar sampai ke telinga sang ibu. Namun sepertinya percuma.
"Sayembara apa?"
"Nggak bun, hehe cuma asal ngomong aja nih Nila."
"Lepasin, kasihan adek kamu gak bisa napas itu. Coba kasih tau bunda kamu ikut sayembara apa?"
Percuma juga menutupi kenyataan kalau indra kepekaan bunda lebih tinggi dari jurus sembunyi milik Anaya.
Setelah melepas bekapannya dari mulut sang adik, Anaya mulai menjelaskan. "Nila daftarin Naya ikut sayembara Perusahaan Pramudya."
"Sayembara Pramudya?" Wajah bunda kelihatan bingung, "Yang sayembara cari calon istri itu?"
Anaya hanya mengangguk. Dalam hati ia dongkol sebab kini adiknya tiba-tiba menghilang meninggalkannya bersama atmosfer gugup berhadapan dengan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALA | mark lee
General Fiction𝐌𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐂𝐚𝐞𝐬𝐬𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐦𝐮𝐝𝐲𝐚 sering kali disebut sebagai pangeran idaman masa kini, adalah seorang pria mapan pemilik banyak gedung dan resort mewah diberbagai belahan dunia. Itulah yang menjadikan nama 𝐏𝐫𝐚𝐦𝐮𝐝𝐲𝐚 𝐂𝐨𝐫𝐩. sanga...