Sosok itu berdiam diri di depan televisi sejak pukul sembilan pagi hingga sekarang waktu menunjukkan pukul sebelas. Entah keajaiban darimana ia tidak mempunyai tugas yang harus dikerjakan. Untuk membunuh waktu ia menonton televisi yang sungguh sangat disesalinya karena tidak ada satupun saluran yang menarik untuk ditonton. Semua hanya drama romansa sampah dan berita-berita politik membosankan yang tidak berhubungan dengan hidupnya. Orang-orang 'lama' mengeluh mengapa zaman sekarang semua orang tertunduk dengan gawai mereka, menghabiskan waktu dengan mereka yang tidak dikenalnya. Padahal faktanya tayangan-tayangan tidak bermutu di televisi yang membuat mereka seperti itu.
Jari-jarinya mengotak atik remote. Niatnya, jika sama sekali ia tidak menemukan saluran menarik ia akan mematikan televisi lalu beralih membaca buku. Namun semua urung saat jari malasnya tidak sengaja menemukan berita dengan hedline 'Penemuan Mayat di Pinggir Danau'.
Ia menebak bahwa pastilah orang itu dibunuh atau bunuh diri karena putus cinta. Asumsinya terpatahkan saat pembawa acara mengatakan bahwa sama sekali tidak ada jejak kekerasan baik pukulan benda tajam ataupun benda tumpul, tidak adanya memar di tubuh korban, namun jari-jari korban kotor akibat lumpur dan rerumputan. Diduga sebelum tewas ia berpegangan pada rumput pinggir danau sebelum terseret atau diseret ke dalam danau. Semua semakin rumit karena jejak kaki hanya menunjukkan jejak kaki korban, tidak ada lagi jejak kaki di sekitar. Dan satu hal tidak ditemukan tanda-tanda pencurian. Semua barang korban tetap utuh tidak tersentuh.
Polisi setempat masih belum memastikan penyebab dari kematian orang yang berjenis kelamin pria. Dugaan awal polisi bahwa pria itu mengalami kecelakaan. Selebihnya polisi akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematian korban.
Berita beralih ke siaran olahraga. Ia mematikan televisi dan tercenung sejenak. Pikirannya masih teralih kepada pria yang tewas tadi. Apa yang sekiranya terjadi kepadanya ketika ia meregang nyawa. Kalaupun pembunuhan apa yang menyebabkan ia dibunuh, oleh orang yang dikenalnya kah atau orang gila yang tiba-tiba membunuhnya atau bunuh diri namun di detik terakhir ia berubah pikiran dan menggapai-gapai rerumputan.
Satupun tidak menuai jawaban, ia mengangkat bahu mencoba tidak peduli. Meski begitu tiba-tiba ia teringat sosok penulis besar kenamaan Amerika bernama Ernest Hemingway. Menurutnya karena segala sesuatu pasti ada penyebab. Dan ia berpikir bahwa penulis besar itu berhubungan dengan kasus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER • Meanie (On Going)
FanfictionWonwoo seorang pengkhayal tingkat akut dapat melihat sesuatu yang tak dapat dilihat orang lain. Ia merasa ramai di dalam kesendirian, dari keramaian itulah ia bertemu dengan pria aneh yang selalu mengikutinya.