Terlihat Jisung yang kini menggendong tubuh Chenle dan membawa nya menuju kamar dirinya dengan bersemangat.
Bruk!
"Aduh, ish pelan-pelan Jisung" ujar Chenle sedikit meringis sebab Jisung yang melempari nya ke kasur empuk miliknya
Jisung pun terkekeh dan kemudian merangkak dan menindih tubuh Chenle
"Aku seneng, akhirnya ayah sama bunda merestui kita, dan aku gak jadi di nikahi sama pilihan mereka" kata Jisung dengan tersenyum lebar
Yaps benar, tuan dan nyonya Park tidak ada pilihan lain selain merestui hubungan mereka dan menerima Chenle menjadi menantu nya dan istri Jisung.
"Aku juga seneng, dan tidak menyangka aja kalau orang tua kamu mau menerima aku" kata Chenle sembari mengelus pipi Jisung yang berada diatasnya
"Iya, walau pun mereka tidak merestui kita tadi, sepertinya aku juga akan tetap menikahi mu" balas Jisung
"Tapi apa mereka benar-benar sudah menerima ku? Kenapa mereka langsung kembali ke London setelah merestui kita?" Tanya Chenle yang sedikit bingung
Ya tuan dan nyonya Park setelah merestui Jisung dan Chenle, mereka malah kembali mengambil jadwal penerbangan hari ini juga ke London secara mendadak.
Saat ini kedua pasangan paruh baya itu sudah pergi
"Jangan khawatir, mereka memang seperti itu selalu sibuk dengan pekerjaan. Aku yakin mereka memang sudah menerima mu" kata Jisung
Chenle pun mengangguk, "Oh ya kok kamu sudah gak ngamuk-ngamuk seperti pertama kali kita ketemu sih? Terus kamu gak minum obat lagi?" tanya Chenle yang baru ingat
"Buat apa aku ngamuk, dan buat apa aku minum obat sementara obat yang sebenarnya itu ada dihadapan aku sekarang, yaitu kamu" kata Jisung dengan lembut
"Dih gombal aja" ujar Chenle yang kini tanpa sadar kedua pipinya sudah memerah
"Gak gombal tau, emang bener. Kamu itu adalah obat sekaligus pendamping hidup yang diberi Tuhan untuk aku selama ini" kata Jisung lagi dengan serius
Kedua pipi Chenle semakin memanas sebab ucapan Jisung
"Oh ya aku mau nanya lagi, waktu kamu menghukum aku, kok kamu bisa tau kalau aku dulu waktu sekolah menjadi ketua geng binal?" tanya Chenle yang memang dari dulu sudah penasaran dengan yang satu itu
Lagi-lagi Jisung terkekeh, dan kemudian berpindah posisi menjadi berbaring sambil berharap kearah Chenle kesamping, Chenle pun juga ikut dan Jisung sedikit menarik tubuh Chenle untuk mepet ke tubuhnya. Jadi seakan-akan terlihat mereka seperti sedang memeluk satu sama lain
"Kamu mau tau jawabannya?" tanya Jisung kemudian
"Iya" angguk Chenle dengan gemas
"Dulu aku sempat satu sekolah dengan mu dan juga satu angkatan dengan mu, tapi aku beda kelas. Kamu tujuh F sedangkan aku tujuh C, kelas kita agak jauh. Kelas kamu ada dibawah sedangkan kelas aku ada diatas lantai tiga" kata Jisung
"Hah? Apa? Tapi kok aku tidak mengenali mu? Sementara aku mengenali semua orang di angkatan ku" kata Chenle yang bingung
"Aku bersekolah disana hanya sebentar, hanya kelas satu itu pun hanya satu semester sebelum bunda dan ayah memindahkan sekolah ku menjadi dirumah, ya homeschooling" kata Jisung
"Tapi kenapa?" Tanya Chenle lagi
"Apa kau lupa kalau aku idiot? Waktu itu aku juga tidak tau kenapa mood ku sering berubah-ubah menjadi marah tenang marah tenang, bunda sebelumnya belum mengetahui penyakit ku, bunda tau saat aku tidak sengaja hampir membunuh teman sekelas ku. Bunda bingung dan membawa ku ke psikiater, kata dokter nya aku mengidap penyakit Bipolar. Tapi gak tau kenapa para tetangga ku mengecap ku sebagai anak idiot" jelas Jisung yang kini berubah suasana menjadi sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Baby Sitter🔞 || Chenji/Jichen [END] ✔️
Fanfiction🔞⚠️🔞 Park Jisung, pemuda tampan berusia 20 tahun yang memiliki begitu banyak kekurangan. Pemuda yang selalu dijuluki dengan kata idiot, sehingga membuat dirinya mempunyai kepribadian ganda. akankah ada seseorang yang mampu menerima semua kekuranga...