Aku selalu merasa bahwa aku tidak akan lagi mengenal kata bahagia. Tidak setelah apa yang telah terjadi. Hidupku sesungguhnya telah berhenti tujuh tahun yang lalu. Tepatnya di hari ketika aku membunuh,
Hong Jisoo.
—
Asan, Maret 2012
"Melon ppang!"
Tanganku yang hendak menata roti yang baru saja matang sontak berhenti mendengar seruan keras itu. Setengah enggan, ku menoleh menuju sumber suara dan menemukan dua laki-laki dengan rupa identik berdiri di dekat pintu masuk toko kue. Perasaan malas seketika memenuhiku begitu menyadari bahwa mereka mengenakan seragam sekolah-ku. Apapun yang sedang mereka lakukan, mohon jangan libatkan aku.
"Cepat pilih!"seru anak itu lagi pada replika dirinya yang berdiri dengan ekspresi tidak tertarik disampingnya. "Kau mau yang mana?"
"Yang ku mau itu pulang."jawab si kembar.
"Ck. Tidak seru!"
"Haaah..."
Hmm, aku kira anak kembar akan akur. Ternyata tidak selalu begitu ya? Aku jadi membayangkan apa jadinya kalau aku ini ada dua. Aku saja sudah lelah mengurus diriku sendiri.
"Cepat pilih! Aku tidak mau hanya beli satu roti!"
"Ck! Arasseo..."lalu si kembar dengan wajah lebih galak itu mengambil asal salah satu roti dengan taburan abon ayam.
"Gitu dong!"balas saudaranya lalu melangkah menuju kasir.
Hmm lucu ya. Awalnya aku berpikir kalau rupa mereka sangat identik tapi setelah berberapa saat memerhatikan, ternyata mereka tidak seidentik itu. Yang satu, karena cara berbicaranya lebih bersemangat dengan wajah yang ceria dia terlihat sangat bersahabat. Namun yang kedua, dia memang tampak serupa namun ekspresinya yang terlihat seperti orang yang siap untuk melontarkan sumpah serapah, dia terlihat keras dan pemarah. Heee. Walaupun serupa tapi aura mereka sangat berbeda. Kembar tapi tidak kembar. Menarik sekali!
"Jeogiyo."
"Eh?" Panggilan si kembar dengan aura bersahabat itu membuatku sadar kembali. "Ne?"
"Kami ingin bayar."jawabnya sambil menunjuk tempat kasir yang kosong.
"Ah!"refleksku berseru. Aku lupa kalau khusus hari ini aku menjaga toko sendirian. Ku meninggalkan roti yang hendak ku tata untuk segera ke meja kasir. Hah.. melelahkan..
"Maaf. Hari ini hanya ada aku di toko."jelasku sopan.
"Eh, gwaenchanhayo!"balas si kembar bersahabat sambil tersenyum lebar. Daebak, pertama kalinya aku melihat ada senyum seramah itu. "Pasti berat ya menjaga toko sendirian?"
Aku mengangguk pelan. Sangat berat... aku hanya ingin cepat menutup toko dan kembali ke kamar untuk tidur.
"Pantas saja ya kalau kau selalu tampak mengantuk di kelas."
"Eh?" Di kelas? Mengantuk? Siapa? Aku?
"Kau kenal dia?"tanya si kembar seram itu pada kembarannya yang tidak melepaskan tatapannya dariku.
"Kim Y/n kan? Ka-High Academy. Kelas 1-E." Benar! Itu namaku! Itu kelasku!
"Apa.. apa kita sekelas?"tanyaku dengan suara yang kecil. Entah mengapa aku jadi tidak enak hati karena kalau memang sekelas aku sungguh tidak ingat. Tapi tidak mungkin. Sosok sepertinya terlalu mencolok, tidak mungkin aku tidak ingat kalau memang sekelas.
"Ah, ani, ani. Aku kelas 1-C dan Shua kelas 1-A."jawabnya sambil menunjuk kembaran disampingnya. Hmm jadi si galak ini bernama Shua.
"Oh ya! Dan aku Jisoo. Hong Jisoo."tambahnya lalu mengulurkan tangannya padaku. "Aku selalu ingin menyapamu, tapi tidak pernah menemukan momen yang pas. Jadi aku sangat menanti waktu akhirnya aku bisa berkenalan langsung denganmu. Syukurlah akhirnya keinginanku kesampaian hari ini. Hehe.. salam kenal, Y/n!"
KAMU SEDANG MEMBACA
sunshower
Fanfiction"Sudah tujuh tahun, Soo-ya..." Y/n berpikir setelah kematian Jisoo, dia tidak akan bisa kembali mengenal kata bahagia. Namun di suatu hari, si kembar Shua, kembali datang dan merubah segalanya. Genre: Romance, Melodrama, Life Author: Aemi Hwang Main...