Ne, Jisoo.
Kau pasti tertawa, ani, melempariku dengan sumpah serapah di langit sana, bukan?
Geurae. Silahkan. Aku memang pantas menerimanya. Tapi maaf, Jisoo-ya. Aku tidak menyesal.
Perlahan ku menoleh dan menemukan Y/n yang masih terlelap, bersandar pada lenganku yang terbuka. Sontak ku tersenyum melihatnya namun di saat yang bersamaan ku merasakan rasa nyeri yang terasa di dadaku.
Aku ini benar-benar curang. Membiarkan kami terjebak dalam momen yang ada dengan menggunakan nama Jisoo. Membiarkan diriku melakukan hal yang begitu salah untuk merasakan apa yang selalu kuinginkan.
Maafkan aku, Jisoo-ya.
—
Asan, Februari 2013
Aku memandangi televisi dengan malas. Mentang-mentang besok adalah hari valentine seluruh iklan televisi hanyalah iklan cokelat. Aku yang tidak pernah suka cokelat ini rasanya jadi mual melihatnya.
Bruk!
Aku sontak menoleh ke arah pintu rumah yang ditutup dengan keras, seolah dibanting. Jisoo terlihat melepas sepatunya dengan gusar.
Bruk!
Mwoya. Dia bahkan membanting sepatunya juga. Aku tidak pernah melihat Jisoo seperti itu.
"Ya."panggilku yang tidak digubrisnya. Tidak biasanya dia menghiarukanku begini.
"Oi, Soo!"
"Apa?!"
"Wah..." Ini benar-benar tidak biasa. Aku memang terkenal tidak punya kepribadian yang baik, namun Jisoo? Dia adalah anti tesisku. Kembar yang dicintai semua orang karena sifatnya yang bersahabat dan penuh senyum. Dan sekarang dia membentakku?
"Apa ini?"tanyaku jadi kesal karena tidak merasa berhak untuk dibalas dengan bentakkan.
Jisoo menghela napasnya keras. "Aku sedang tidak mood. Jangan tanya-tanya lagi."jawabnya.
"Ya–" "AISH JINJJA! Tidak bisa dengar?! Aku bilang jangan tanya-tanya lagi!!!"
Ku sontak menarik tanganku yang semula menahan tali tas-nya. "Ya, Jisoo." Aku yang seumur hidup tidak pernah melihat Jisoo meledak seperti ini jadi merasa kewalahan sendiri. "Kau itu kenapa? Salah minum obat? Kepalamu terbentur? Atau kenapa?"
Jisoo hanya diam, membuang mukanya dariku.
"Ah! Y/n?"
Melihat Jisoo yang tampak bereaksi akan nama Y/n aku segera tahu memang tingkah baru ini diakibatkan Y/n.
"Aku tidak habis pikir ya."ucapnya, akhirnya berbalik menghadapku. "Aku tidak mengerti kenapa Y/n harus marah padaku. Tadi dia bertanya padaku aku akan menerima cokelat dari siapa saja besok. Ya aku jawab tidak tahu, karena aku tidak tahu siapa saja yang akan memberikanku cokelat. Memang tahun lalu ada banyak orang yang meninggalkan cokelat di mejaku tapi kan aku tidak tahu dengan tahun ini. Lalu kenapa dia harus marah karena aku jawab dengan tidak tahu?!"
"Ha..." Jadi mereka bertengkar. Kini ku melipat tanganku sambil bersandar pada tembok. Mendengarkan Jisoo yang masih belum puas untuk mengeluarkan pikirannya.
"Lagipula dari cokelat yang pernah ku terima sebelumnya tidak semuanya itu adalah cokelat cinta. Banyak kok yang memberikanku atas dasar pertemanan. Kenapa dia harus marah sih?! Aku tidak mengerti!"
"Hmm.." tanpa sadar ucapannya membuatku tersenyum geli.
Jisoo kini memberikan tatapan galaknya padaku. "Hah! Kau yang jomblo tidak akan mengerti! Buat apa aku cerita denganmu! Hah!"
![](https://img.wattpad.com/cover/298073268-288-k532487.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
sunshower
Fanfiction"Sudah tujuh tahun, Soo-ya..." Y/n berpikir setelah kematian Jisoo, dia tidak akan bisa kembali mengenal kata bahagia. Namun di suatu hari, si kembar Shua, kembali datang dan merubah segalanya. Genre: Romance, Melodrama, Life Author: Aemi Hwang Main...