02. D, day

11 1 0
                                    

marriage

malam ini aku sedang berada di atas altar setelah tadi siang aku dan haruto menjalankan akad nikah, yap berdiri di samping pria yang baru saja menjadi suami ku, aku benar-benar tidak menyangka di usia ku yang masih mudah sudah harus membangun rumah tangga dengan pria yang tidak sama sekali aku cintai.


pernikahan ku hanya di hadiri kerabat dari masing-masing keluarga, pernikahan ku bisa di bilang privasi, sengaja agar orang' tidak tau terutama pihak sekolah ku.

"haru, ku lihat kamu dari tadi siang belum makan, mau ku ambil kan makanan?" tanya ku pada haruto ragu

"ga usah" ketus nya

"tapi kan-" ucapan ku terpotong

haruto menatap ku tajam "ga usah sok peduli bisa?!" bentak nya pelan, aku menelan ludah ku, aku benar-benar takut padanya sekarang.

"maaf" lirih ku

sudah sekitar 1 jam aku hanya duduk bersama haruto tidak ada pembicaraan antara aku dan haruto, ku lihat para tamu dari masing-masing keluarga sedang berbincang juga ada yang sedang menikmati hidangan malam ini aku benar-benar lelah, sampai-sampai aku hampir saja ketiduran.

"haru aku ke sana dulu ya?" ku lihat haruto dengan tatapan datarnya, aku meninggalkan nya sekejap, aku menghampiri sepupu ku yang tengah sibuk dengan ponselnya aku hanya ingin meminta tolong kepada nya.

"jeno?" sapa ku sembari menepuk pundak nya, jeno menengok ke arah ku.

"eh, kinan? napa nan? btw selamat ya atas pernikahannya" ucap jeno dengan senyumnya.

"thanks ya jen, bisa minta tolong ga?"

"of course, minta tolong apa?"

"tolong ambilkan aku sepiring hidangan di sana ya?"

"lo belum makan nan?"

"buat haru jen, aku khawatir soalnya dia belum makan dari siang"

"oh, lo sendiri udah kan?"

"kalau gue mah gampang, buruan ambilin gue malu ambil sendiri" ku dorong tubuh jeno perlahan

tidak sampai lima menit jeno kembali menghampiri ku dengan membawa sepiring makanan di tangan nya dan memberikan nya pada ku.

"nih, buruan sono keburu suami lo mati di tempat" jeno menyodorkan sepiring makanan beserta botol air mineral.

"anjing sembarangan lo kalau ngomong, btw makasih jen, gue balik dulu ya" jeno mengangguk

aku berlari kecil kembali ke altar dan menghampiri suami ku, untung saja gaun yang ku pilih tidak ribet jadi aku bebas.

"haru, kamu makan ya ini aku udah ambilin kamu makanan" ku lihat haruto hanya memandangi piring tersebut

"buat lo aja" ketus nya

"aku bisa makan nanti haru, ini aku ambilin buat kamu ayo kamu makan" aku tersenyum senang saat haruto mengambil piring yang ada di tangan ku.

"thanks" aku hanya mengangguk pelan, ku lihat haruto mulai memasukkan sendok ke mulut nya, syukur dia tidak marah saat aku memaksa nya untuk makan.

setelah beberapa menit akhirnya haruto selesai dengan makan malamnya, jujur aku juga sangat lapar sekarang tapi aku bisa menahannya, aku bisa makan nanti haruto yang harus aku utamakan karna ini sudah menjadi tanggung jawab ku 'sebagai seorang istri Watanabe Haruto'.

marriage - Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang