chapter 4

19 5 0
                                    

Percakapan didalam ruang guru tadi

"Florian.. dimas dan kenisha"

"Iya bu.."

Jawab mereka bertiga barengan

"Ganti alatnya ya.. ini rusak nih soalnya, hukuman nya cukup itu aja.. bisa kan?"

"Baik bu, bisa.."

"Oke waktunya ga ada batas, tapi saya tunggu untuk hari itu tiba.. silahkan keluar bel udah bunyi tuh"

Rian dimas dan kenisha berpamitan dengan guru itu dan keluar ruangan lalu sedikit berdiskusi

                             ~~~~~

Florian mengajak kenisha dan rubi makan bersama di kantin karna jam istirahat masi ada

Ia duduk bersebelahan dengan nisha dan rubi berada didepan mereka

"Nisha.. ayo gapapa, lo bisa" -batin nya

Rubi menjadi pusat perhatian oleh siswa yang lewat, karna kabar yang hangat pasti sudah langsung menyebar

"Rub.. jangan dihirauin"

Nisha mencoba menenangkan rubi

"Nah iya bener.. udah makan lagi aja"

"Thanks nisha.. thanks rian"

Mereka melanjutkan makan makanan mereka kembali dan bel masuk tak lama berbunyi

Dimas meminta izin kepada dua guru mapel hari ini, seperti nya ia tak hadir dan di pelajaran terakhir baru dia bisa masuk

Ia menuju kerumah sakit untuk menemui ayahnya yang tadi pagi diinfokan oleh polisi tadi lewat telfon

"Atas nama alfian dimana ya sus?"

"Alfian? bentar ya di cek du.."

Kring.. kring..

Dering telfon dari tempat resepsionis

"Hallo resepsionis utama, ada apa?"

Staff satu lagi yang mengangkat itu

"Atas nama alfian, pasien masih di UGD"

"Okay baik terimakasih"

Dimas pergi dari situ dari lari menuju UGD rumah sakit, sesaat ia sudah masuk dimas tak susah menemukan nya karna om dan tantenya serta adiknya sudah ada disitu

"Ka dimas.."

Om dan tantenya melihat kearah pintu masuk UGD

"Nak sini.."

Panggil tante dimas yang biasa ia panggil ibu, dimas mengangguk dan dan berjalan menghampiri tempat ayahnya di rawat

Dimas melihat bokap nya yang sudah terpasang alat lewat hidung dengan mata masi tertutup

"Baru dikasi obat lagi sama dokter.. kamu yang kuat ya"

Om dimas memegang tangan keponakan nya, dimas sangat ingin meneteskan air mata namun ia menahan dan menutupinya dengan semua perlakuan ayahnya kepadanya

"Gimana sama biay.."

"Ga usa omongin itu, semuanya udah beres.. kamu udah makan?"

"Ha?"

Dimas menatap bingung kearah ibu

"Iya kamu udah makan belum?? clara dari tadi ngeluh laper, tapi katanya bareng kamu"

Dimas melihat kearah adik perempuan nya itu

"Udah gih makan dulu, nanti kalo mau jagain boleh.. dah siang juga"

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang