truth facts - #04

79 20 6
                                    

ceklek

Pintu kamar Dimas terbuka menampilkan seorang cewek yang berdiri dengan nampan berisi makanan serta segelas yang ia pegang.

"Dimas makan dulu." ucap cewek tersebut, langkah nya membawa ia untuk menuju ke arah ranjang Dimas dan kemudia mendudukkan dirinya di sana.

Dimas yang asik dengan lamunannya langsunb menatap sekilas ke arah nanda "gw gak laper nan." ucap lirih dimas, setelahnya ia kembali melihat ke arah langit-langit kamarnya.

"lo harus makan, dan habis itu minum obat!"

"gak nan,gw gak mau."

"gimana lo bisa sembuh kalau lo begini terus? dengan lo begini sia-sia semua pengobatan lo saat di amerika dimas!"

"seharusnya gw gak ninggalin Jena saat itu nan, seharusnya gw gak berkata kasar ke Jena tadi nan!"

"Hey,sadar Dimas! lo punya penyakit kangker darah kalau lo lupa."

"lebih tepatnya leukimia sih"balas Dimas terlihat sendu.

"dan karena penyakit sialan ini, hubungan gw sama Jena harus berakhir!"lanjutnya

"i know what u feel! tapi setidaknya lo harus bisa bertahan ,dokter bilang dengan lo teratur dan check up setiap hari insyaallah penyakit lo bisa sembuh Dimas!"

"Lo pikir selama 7 tahun ini, pengobatan yang gw jalanin secara rutin apa bisa ngebuat penyakit gw sembuh?"

"Shut, sekarang lo diem! mending lo makan, dan besok lo harus segera check up lagi!"

"hm."

Lebih memilih menuruti kata-kata Nanda, Dimas hanya mengangguk dan mengambil nampan yang berada di pangkuan Nanda.

Beberapa menit kemudian,Dimas telah selesai makan. Ia memberikan nampan yang berisi piring kotor ke Nanda.

"Jangan lupa minum obat lo yang ada diatas nakas" tunjuk Nanda Ke beberapa obat dan segelas air putih yang berada di atas nakas, setelahnya ia beranjak pergi meninggalkan Dimas sendiri dikamar.

.
.
.

Keesokkan paginya, Dimas sudah rapi dengan menggunakan Hoodie polos berwarna biru langit serta Jeans panjang berwarna hitam.

Tepat hari ini, ia akan ke dokter untuk kembali check up tentang penyakitnya. Ia tidak sendiri, lebih tepatnya Dimas ditemani oleh Nanda sang sepupu dari ibunya yang selama beberapa hari ini menginap dirumahnya.

"Nan,udah belum? lo lama amat dah kayak cewek." keluh Dimas sedikit berteriak

"lah emang gw cewek." balas Nanda

"oh gak nanya sih gw mahh."

"bangsat."umpat Nanda

Dimas dan Nanda sekarang sudah berada di rumah sakit tempat biasanya Dimas check up.

Tiga menit yang lalu, Dimas baru saja selesai melakukan check up nya. Kini mereka-Dimas dan Nanda sedang duduk berhadapan dengan sang dokter. Bermaksud ingin tau perkembangan dengan penyakit Dimas.

"Jadi gimana dengan perkembangan keadaan gw yud?"tanya Dimas ke dokter tersebut, jangan heran dan ternyata dokter yang selama ini merawat Dimas saat berada di Indonesia ada lah Yudhana yang notabenenya adalah teman akrab Dimas sejak dulu.

Raut wajah Yudha terlihat murung dan tatapan nya kelihatan sedih. Melihat raut wajah Yudha, seketika Dimas dan Nanda sama-sama berpikiran buruk.

"huftt hhh" yudha menghela nafas panjang lalu menatap ke arah dimas dan nanda bergantian "kondisi lo kian memburuk dim, dan kangker lo udah memasuki stadium terakhir yang paling fatal. gw bakalan berusaha buat pulihkan kondisi lo semula dan yah lo juga harus berusaha berdoa sama tuhan" ucap yudha.

Missing u in a beautiful night ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang