01

28 4 0
                                    

"kata orang rumah adalah tempat ternyaman yang pernah ada, tapi ternyata yang ku dapat hanyalah luka."

•••••••••••

Dipagi hari yang cerah matahari menyinar bumi, kicauan burung mulai terdengar dengan sangat indah. terlihat seorang gadis sedang bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. jika gadis pada imumnya dibangunkan dengan cara teriak,morning kiss, atau mungkin dengan cara halus oleh orang tuanya maka gadis ini berbeda dia sedari kecil ia jarang atau hampir tidak pernah di bangunkan seperti itu. dia akan di bangunkan jika melakukan kesalahan saja dan tentunya sebuah pukulan.

gadis itu sedang menatap dirinya disebuah pantulan didepannya, ia memperhatikan seluruh tubuh serta wajahnya. apakah ada yang salah dariku, sehingga semua orang membenciku? apakah mereka yakin jika aku benar-benar keluarga kandung mereka? pertanyaan terus bermunculan dipikirannya terkadang ia merasa bingungg apakah benar dia berasal dari keluarga ini? mengapa dirinya tidak merasa bahwa adanya kasih sayang seperti keluarga pada umumnya?.

"ayo abyer, semangatt!!! kita awali dengan niat kemudian tersenyum lah" ucap gadis itu sembari menyemangati dirinya sendiri, jika bukan dia sendiri lantas siapa lagi yang mau menyemangati dirinya?

"ABYERAAA!!!! TURUN KAU BODOH APAKAH KAU INGIN BERMALAS-MALASAN SEPERTI ITU TERUS MENERUS?!" yap inilah yang ku maksud tadi ia akan menerima sebuah teriakan jika ia melakukan kesalahan entah kesalahan itu kecil maupun besar itu sama saja menurut mereka.

mendengar teriakan dari "ibunya." itu pun langsung turun dengan tergesa-gesa ia bahkan tak melihat sekitarnya.

"maaf nyonya, tadi saya sedang mengecek pr sekolah" ucap abyera menunduk

"kau selalu saja banyak alasan abyer, mau jadi apa kamu jika seperti ini terus?" ujar ketus wanita itu

abyera terdiam. bukannya ia tak sopan hanya saja ia takut untuk menjawab pertanyaan itu, jika ia menjawab maka sama saja ia membawa masalah baru sudah cukup banyak masalah yang ia terima

setelah menerima omelan dari ibunya, dia segera menuju halte buss. sambil menunggu buss datang ia melamun memikirkan nasib selanjutnya. kapan dirinya akan merasa bahagia?

tak terasa waktu bussnya pun tiba, dirinya naik dan duduk dibelakang ia mengobrak-abrik tasnya mencari sesuatu kemudian dia memasangnya ditelinga.

"tuhan yang menentukan skenarionya dan kita hanya menjalankannya saja dengan sepenuh hati. tapi apakah aku bisa berharap sedikit, agar setetes kebahagiaan itu muncul?"

••••••••••

nextt...
hi how are u? pretty good?ok, see u next time all byee.

ILUSSION (slow update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang