p r o l o g

53 8 0
                                    

"rasanya damai dan tenang akan tetapi tetap saja aku merasa ada yang mengganjal dihati ku"
•••••

"KAU!!!-"

"SUDAH KU BILANG JANGAN MENYENTUH POT BUNGA YANG DISANA! ITU SANGAT MAHAL MEMANGNYA KAU PUNYA UANG UNTUK MENGGANTIKAN YANG PECAH ITU IYAA?!!" terdengar teriakan amarah dari seorang wanita terhadap gadis mungil yang sedang membersihkan sisa-sisa pot pecah

"Maafkan aku nyonya, aku tadi hendak membersihkan debu-debu diarea sini tapi tanganku tidak sengaja menyenggol pot kesayangan anda" ujar gadis itu

"alah, banyak alasan sudah berkali-kali saya bilang jika kau tidak bisa melakukan jangan dilakukan. Kau pikir harga pot itu murah? Tidak, bahkan harga dirimu saja tidak cukup untuk membelinya" setelah melontarkan kalimat pedas, wanita itu langsung pergi dari hadapannya

helaan nafas demi nafas, ia memang sudah terbiasa dengan semua ini. Jika kalian menanyakan apakah gadis itu tidak merasakan sakit dihatinya? Maka jawabannya adalah ia sudah mati rasa, gadis itu sudah pasrah dengan segala cobaan dihidupnya. Ia ingin mengelu, menangis, marah, ia ingin mengeluarkan isi hatinya tetapi akankah itu hal mudah baginya setelah melewati berbagai masalah yang menimpahnya, semua orang menjauhinya.

Apakah akan mudah jika ia marah?

ia melihat remaja-remaja sepertinya menikmati kehidupannya dengan indah dan damai, jujur saja dirinya merasa iri. Dia juga mau seperti gadis-gadis diluar sana yang diberi kebahagiaan keluarga, mempunyai teman yang banyak, bisa melakukan hal yang bebas tanpa rasa sakit sekalipun sepertinya.

"Aku ingin hidup tenang seperti orang-orang, tak masalah jika mereka tidak pernah menganggap keberadaan ku ada, asalkan itu bisa membuatku mengistirahatkan raga serta jiwaku"

"entah skenario apa lagi yang akan tuhan berikan kepadaku, tapi apakah aku bisa berharap sedikit agar setetes kebahagiaan itu muncul?"

••••
next part.

Plakk

seketika yang ricuh kini senyap, semua orang yang berada di ruangan itu terkejut apa yang baru saja dilakukan seorang kepala keluarga itu.

mereka terlihat seperti patung lucu yang sedang terkejut, terlebih lagi sang pelaku. Rasanya ia ingin mengabadikan momen dimana dirinya bisa merasakan sentuhan keluarganya walaupun sentuhan itu adalah tamparan. Tapi tidak masalah dirinya merasa senang, ia ingin memamerkan kepada dunia bahwa keluarganya juga menyayangi dirinya sepertinya saudara-saudaranya yang lain.

gadis yang baru saja ditampar, hanya bisa menunjukkan senyuman manis tak lama ia berkata kepada semua orang

"yey, setelah sekian lama akhirnya aku mendapatkan sentuhan dari kakek gapapa jika itu sebuah tamparan, tapi bagiku tamparanmu istimewa rasanya aku ingin memamerkan kepada dunia" ucap gadis itu

••••
next part 2

"bisa enggak sih, sehari aja jangan gangguin gue!" ucap seorang lelaki marah

"maafin yera" gadis bernama "yera" itu cuma bisa menundukkan kepalanya

apakah ia salah menghampiri abangnya sekedar menyapa?

••••

oke, sekian prolognya lumayan panjang ya dari cerita sebelumnya wkwk.

jgn lupa tinggalin jejak yaa, biar semangat ngeup tiap hari ok?

have a nice day, bye

ILUSSION (slow update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang