AGATHA

384 44 3
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.

Agatha menatap tampilan nya di cermin dengan senyuman lebar, tatapan nya yang tajam namun meneduhkan, bibirnya yang pas dengan hidung mungil serta tatanan rambut seperti laki-laki.

"Kalau gue cuman diem disini sambil homeschooling yang jelas-jelas bikin gue bosen, mending gue sekolah. Terus ngeliatin para tokoh-tokoh utama disini," ucap Agatha semangat, kemudian tatapan nya menjadi meremehkan.

"Kira-kira secantik apa ya si tokoh Antagonis? Dan seganteng apa Male lead kalau dari deket." Agatha mengacak-acak rambut pendek nya dengan wajah songong nya.

"Gue nyamar jadi cowok pun masih cakepan gue, ya iya lah!"

Agatha tersenyum PeDe, tatapan nya berganti pada kalender yang menunjukkan bulan 2 tanggal 25.

"Bulan dua.. masih sangat-sangat lama buat Male lead jatuh cinta. Sebelum mereka falling in love, gue akan coba untuk nggak narik perhatian."

"Gue bakal bantu lo sebisa mungkin buat keluar dari lingkaran setan itu, kalo lo mau sih," gumam Agatha sembari keluar dari kamar nya.

Agatha menuruni anak tangga dengan senyum lebar, di bawah sana Nino sudah siap dengan pakaian berjas nya.

Agatha tersenyum semakin lebar melihat itu, bersyukur dia memiliki Nino yang dulu nya adalah tangan kanan Niko.

"Selamat pagi!! Nino, Budhe Iyem!" Sapa Agatha menggebu-gebu.

Nino tersenyum dengan anggukan kepala membalas sapaan nona kecil nya.

"Pagi non Aga, wah udah siap sekolah lagi non?" Tanya Budhe Iyem sopan.

Agatha terkekeh kecil, dia menganggukkan kepalanya antusias. "Iya dong Budhe, oh iya kalau Aga pakek penampilan cowok Budhe panggilnya den dong bukan non!"

Budhe Iyem menutup mulutnya dengan cengiran kecil nya, "Iya deh maaf ya den Aga. Aduh ganteng banget deh."

Agatha tersenyum lebar sampai telapak tangan besar meraup wajah nya.

"Sudah lah Tuan Muda jangan tersenyum terus-menerus, lebih baik anda segera sarapan lalu kita segera berangkat."

Agatha memutar bola mata malas meskipun begitu dia menuruti perintah Nino.

"Kan saya yang punya rumah, kenapa saya juga yang disuruh-suruh," gumam Agatha kesal.

"Pagi Bi Ningrum," sapa Agatha manyun.

Bi Ningrum tersenyum tipis, beliau segera mengambilkan makanan untuk nona nya.

"Pagi juga Nona eh Tuan Muda. Kenapa pagi-pagi sudah cemberut nanti cantiknya hilang loh."

Agatha tersenyum malu mendengar pujian dari Bibi nya, maklum lah dia dulu gak pernah di puji cantik tapi sebaliknya.

"Ish Bibi bisa aja, Aga kan jadi malu," ucap Agatha malu-malu kucing garong.

Bi Ningrum hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, melihat siap nona nya yang sering berubah-ubah itu.

"Tuan Muda yakin mau sekolah offline?" Tanya Bi Ningrum resah.

Agatha.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang