Bu Amelia memanggil beberapa anak di kelas untuk ikut dengannya ke ruangan BK. Andre, salah satu diantara siswa yang dipanggil itu berjalan dengan lesu keluar kelas. Hari ini ada razia handphone di sekolah, seperti biasa razia diadakan secara mendadak dan tidak ada satu siswa pun yang tahu. Alhasil ada cukup banyak siswa maupun siswi yang terjaring razia.
"Alhamdulillah Ya Allah, gue udah tobat. Jadi gak kena masalah," ucap Dio sambil mengelus-elus dadanya. Ia merasa lega, walau sedih karena temannya Andre harus dipanggil ke ruang BK karena bermasalah.
"Si Andre kenapa bisa sampai dipanggil?" Tanya Bobi sambil menatap Dio heran.
Dio menghela napasnya berat, "itu bocah memang bego, padahal udah lama banget gue nasihatin. Udah stop nonton film bokep dan baca tulisan porno. Masih aja begitu, lu lihat, kan, makin hari kelopak matanya menghitam. Jalannya juga makin gontai, lemes, belajar juga susah konsen. Dia dipanggil karena nyimpan video porno. Pasti gara-gara itu."
Bobi menggelengkan kepalanya, "ampun, udah gue nasihatin juga padahal. Lelaki sejati gak nonton bokep. Bahaya, bisa ngerusak otak sama ngehancurin masa depan. Apalagi kalau udah kecanduan. Terus, lu sendiri gimana bisa lepas dari bokep? Lu kan samanya kayak Andre suka nonton bokep dulu."
Dio membusungkan dadanya bangga, ia lalu mengambil handphone dan memperlihatkan sesuatu di layar ponselnya pada Bobi.
"Hidup sehat tanpa pornografi dan onani, oh, ini komunitas?" Ujar Bobi begitu membaca sesuatu itu di layar handphone Dio.
"Gue bangga sama diri gue sendiri. Akhirnya gue bisa lepas dari hal kayak gitu. Iya, ini komunitas. Mulai dari tingkat siswa sampai mahasiswa. Dari tingkat SMP sampai universitas. Di sini kita saling berbagi soal tips bagaimana caranya supaya bisa lepas dari kecanduan pornografi dan onani, bahkan ada juga materi tentang edukasi seksual. Terus tiap sebulan sekali kita adakan pertemuan dan seminar sama beberapa narasumber yang insyaallah berkompeten di bidangnya. Di komunitas ini kita semua pada pakai nama samaran, jadi identitas asli terjaga. Komunitas ini bekerja sama dengan beberapa psikolog, psikiater dan pemuka agama. Seru, deh, pokoknya!" Terang Dio berapi-api.
Bobi tersenyum tipis, ia menepuk-nepuk pundak Dio, "hebat, gue bangga sama lu! Terus, lu udah ajak Andre belum?"
"Gue udah sering ajakin dia, gue udah ngingetin dia terus supaya jauhin lingkungan yang buruk, teman-teman yang buruk yang membawa pengaruh negatif. Tapi dia selalu bilang nanti. Akhirnya sekarang, kan, kena batunya juga," jawab Dio prihatin.
"Ajak lagi, nanti gue coba bujuk dia juga. Kasihan dia, jadi budak nafsunya sendiri. Ngomong-ngomong ini komunitas siapa yang buat? Sumpah, gue baru kali ini tahu ada komunitas macam gini," tanya Bobi penasaran.
Dio tertawa mendengar pertanyaan Bobi, "namanya kak Ridho, dia dulu mantan pecandu pornografi. Dia bahkan pernah sampai di rehabilitasi di rumah sakit jiwa. Karena lewat pengalaman itu dia bertekad ingin berubah dan mengajak orang banyak juga untuk berubah. Kisahnya menginspirasi, dia mahasiswa di salah satu universitas negeri di daerah Jakarta. Karena lewat pengalamannya itu dia tahu banget seluk beluk dunia kayak gini. Setahu gue, dia mahasiswa psikologi."
Bobi mengangguk-anggukkan kepalanya, "widih! Keren, tuh! Gue harap lu tetap begini, ya! Jangan pernah lu tergoda lagi untuk masuk ke dunia kelam itu."
"Insyaallah, doain gue juga. Jujur, sih, gue merasakan banyak banget perbedaannya setelah gue lepas dari kecanduan pornografi dan onani. Penglihatan gue tajam, badan gue rasanya ringan, kaki gue kuat, gak gampang gemetar kayak dulu. Terus daya konsentrasi dan kefokusan gue pun kembali normal. Dulu waktu gue masih kecanduan, boro-boro bisa fokus, yang ada gue cuma bisa pelanga-pelongo. Gue sulit memahami pelajaran, gue juga ngerasain lemas disekujur badan. Astaghfirullah, semoga Allah melindungi gue dari perbuatan dosa itu lagi," Dio menggelengkan kepala lalu menaruh handphone nya di bawah kolong meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego | TELAH TERBIT
Teen FictionKisah tentang seorang anak SMA yang memiliki Alter Ego, dan mengidap Dissociative Identity Disorder (DID). Vito Nugroho, siswa yang dikenal sebagai anak yang penurut, ramah dan pintar di sekolahnya ternyata memiliki banyak pengalaman menyakitkan. Ya...