BAGIAN : 5

5.1K 45 13
                                    

Bos juragan bus Semar yg tiap sore ngetem di angkringan di mulut gang, tidak ada yg curiga jika ia sebenarnya sedang menunggu Wirat berangkat dinas dan ia bergilir jadi suami Wulan malam ini. Tapi baru minum kopi sambil we anan sama grup, ada we-a dari Wulan agar ia datang ke rumah saja, kan Wirat sedang disel gegara menghajar  Jacky.

" Piye to.. aku wes nunggu nek warunge Jabrik Iki." kata bos Anton pemilik bus Semar.

" Aku tak Nyang pool nggowo lumpia, sampean nunggu nek pool, aku mengko balek jam 00.00.Aku gak enak kambi mertuoku " kata Wulan dalam telepon.

" Yowes tak tunggu Yo." balas boss
Wulan ternyata sedang melayani mertua yg baru datang dari kampung kelihatan lebih rapi dengan rambut semiran dan baju tercium wangi oleh Wulan. Tak biasanya pak Amat wangi dan peduli dengan kondisi tubuhnya karena kan cuma orang kampung yg sudah tua. Tapi sejak bulan lalu bisa bercinta dengan gadis cantik dan masih seumur anak bungsunya ia jadi berubah total.

" Nduk. maaf bapak agak lamaan ya.. habis bapak suka sekali main dengan neng Wulan." kata pak Amat.

" Wes nduk..bapak sudah keluar " kata pak Amat yg sudah loyo kehabisan tenaga.

" Lha bojomu kok gak pulang emang kemana ?" tanya Amat kepada Wulan.

" Disel polisi pak."

" Lho lha salahnya apa kok sampai disel  ?"

" Mbunuh bosnya."

" Mbunuh ? Wirat itu mbunuh orang ? Masalahnya apa ?"

" Bos kan ngasih Wulan duit dan mau jadikan Wulan simpenan bos."

" Kamu mau ?" tanya pak Amat.

" Mau lah. Orang dikasih duit banyak. Sedang Wirat berapa hasilnya kalau Wulan tidak jualan lumpia,"

   Wooola wedan Kowe nduk. Kata Pak Amat dalam hati.  Harus maklum jika Wulan berani selingkuh karena Wirat tidak memuaskan istrinya.

Akhirnya Wulan menyiapkan kantong kresek berisi lumpia yg ia bikin mendadak karena ditunggui mertua yg ketagihan main.

" Tinggal dulu ya pak."
" Yaa..ati2 ya nduk."

Di mulut gang ternyata mobil bos Jarkoni masih nunggu dengan setia. Wulan tersenyum dan buru2 masuk mobil sebelum banyak anak2 muda lengganan lumpia datang. Takut gossip.

" Lha ngopo mertuamu wira wiri teko omahmu.?" tanya boss.

" Kan namanya juga sayang anak. Mas Wirat tuh kan belum bisa kasih turunan, makanya bapak Dateng mau kasih obat agar aku bisa cepet hamil" jawab Wulan sambil menarik burung boss yg sudah dibuka.

" Yen mertuomu teko kowe terus meteng ? Wah kui mertuomu samber nggelap." kata Jarkoni sambil injak kopling oper gigi.

" Hhhhh... hhhh.. Opo ngentu kene ae.. ? " kata Jarkoni yg tak kuat menahan asu.

" Hhhhh.. takrem sek nduk." kata Jarkony yg melepas burungnya dari mulut Wulan." Kowe munggaho kene"
kata Jarkony nyuruh Wulan naik ke pangkuan. Mobil dihentikan di pool.

" We e e e..pinter Kowe nduk. ada bonus pokoke." kata Jarkony yg bisa naik lagi.

" Ayoo..gek uwes to bos"

" Kesel Yo. Paling kowe selak gancet karo .mertuomu to."

" Lambemu kui boss"

" Sorry..eman2 awakmu iseh enom gak diajeni bojomu. Mengko takwei bonus pokoke" kata Jarkony.

" Nih gopek." kata Jarkony sambil melempar uang merah 5 lembar ke pangkone Wulan. Wulan ketawa ketiwi.
Jarkony makan lumpia sambil nyeplus cabe pedues banget.

" Jangan diabisin..ntar bojomu ngomel gak dioleh- olehi."
.

***

" Kok baru pulang to nduk." kata mertua Wulan yg masih melek di teras rumah. Wulan masuk kamar diikuti mertuanya yg masih ingin lanjut. Wulan langsung ambruk di ranjang, dan pak Amat tidak sungkan menyingkap rok mantunya untuk mencari ikan asin.

sek sabar to mak..selak sange Yo ?

LOMPIA POLIANDRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang