Hari yang dinanti berlabuh jua, semangat yang diringkus selama tujuh hari tujuh malampun tiba, dorongan cita-cita menjadi inspirasi Ayas, apalagi dengan dorongan dari yang tercinta, Ayah yang selalu melatihnya untuk menjadi seseorang kebanggaan bangsa, bukan menjadi penindas rakyat untuk sengsara. Selama tujuh hari Ayas luangkan untuk membuat puisi sekaligus berlatih membawakanya dengan penuh penghayatan. Usaha untuk meraih beasiswa Ayas tunjukan dengan semaksimal mungkin, karena itulah waktu kesempatan ia bisa mengais ilmu lagi. Dengan usaha lukisnya dan bengkel kecil itu, mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya.
Ayas : "Pak do'ain anakmu ini ya."
Ayah Ayas : "Itu pasti, tapi jangan lupa do'a sendiri."
Ayas : "Hehe, itu ya pasti juga Pak."
Suara khas motor klasiknya adalah tanda siapnya Ayas untuk berlabuh meraih kesuksesan. Tidak lupa teman setianya pula turut mensuport kesungguhan Ayas. Memang dukungan setelah do'a yang bisa membuat jiwa arogan terhadap cita-cita yaitu adalah faktor teman. Karena teman adalah motifator dan penyemangat tersendiri.
Suara gemuruh penonton menyambut riang peserta-peserta lomba, gedung yang tersorot gelapnya ruangan, hanya sinar cahaya lampu yang mengarah kepanggung peserta. tepuk tangan meriah dari penonton, membuat kesemangatan tersindiri bagi peserta-peserta lomba, termasuknya Ayas, jiwa sastrawan Ayaspun meronta-ronta tidak sabar untuk mengaung dihadapan ratusan penonton yang ada di gedung tersebut.
Acara demi acara disebutkan host yang sepenuhnya menguasai acara, dan acara yang ditunggu-tunggu akhirnya diutarakan oleh host kala itu. Peserta-peserta lombapun bersiap-siap untuk melantunkan kreasinya masing-masing. Ayas dengan gemuruhnya penonton membuat percaya dirinya naik drastis. "acara yang kita tunggu-tunggu akhirnya akan kita cermati secara seksama, sastrawan-sastrawan dari kampus kita, akan kita saksikan beradu ketangguhan akan melantunkan puisi-puisi mereka, demi meraih hadiah inti tentunya dan juga pastinya, untuk menunjukan keahlian mereka beradu argumen tentang puisi, dan langsung saja peserta pertama dia yang selalu menduduki papan atas 3 kali berturut-turut, kita sambut Reyaaa!!"
Deg-degan yang mengguncang hati Ayas, saingan yang mungkin sulit untuk ia tandingi. Tiga kali berturut-turut juara, hanya keraguan dan keraguan dalam benak Ayas yang ia rasakan, menangkah atau gugur harapan kesuksesanya. Mendengar pesaingnya bukan remehan, mulailah ia dwon. Perasaan yang sudah mantap ia langkahkan, setelah mendengar kata REYA sang juara tiga kali berturut-turut, seketika menciut begitu saja. Ayaspun hanya berpegangan teguh dengan do'a dan restu dari Ayahnya. Mungkin keajaiban do'a orang tua, akan menjadi landasan kesuksesanya.
Juara bertahanpun mulai meninggalkan tempat duduknya, langkah kaki kepastian beranjak menuju panggung pengguncang, dengan kerudung indahnya ia berjalan tanpa ragu-ragu, berpakain muslimah yang membuat kaum adam tersepona, termasuknya Ayas mata yang mengintai Ayas fokuskan menghadap wanita itu. Kala wajah mulai terlihat jelas, wajah cantik menawan terlihat di kedua mata Ayas, dan tidak disangka-sangka, pesaing beratnya ialah Sang Jelmaan Bidadari kala itu, sesosok wanita yang telah menanam kata cinta di lubuk hati Ayas yang terdalam, semakin bergairah untuk melantunkan puisinya. Setelah mengetahui pesaing beratnya, rasa down di benaknya berubah menjadi kesemangatan. Ayaspun ingin menunjukan kepada pesaing beratnya, kalau tahun ini juara bertahanya akan dilengserkan oleh Ayas.
Ayas : "Din aku lebih semangat kalau lawanya dia."
Udin : "Hehe, jangan naksir lo, cinta bikin loyo nanti Yas."
Ayas : "Aku benar-benar jatuh hati Din."
Udin : "Hahaha ngimpi lo Yas, dia primadona kampus, orang tuanya juga tajir keterlaluan, la lo, kerjaan aja untung-untungan hehhh."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA FATAMORGANA (Sudah Terbit)
Non-FictionDO'A SAJAK CINTA KEPADA TAKDIR Wahai takdir. Aku tak tahu jalanku. Terimalah langkahku yang kian semakin jauh. Aku tak tahu aturan cinta. Hanya sujudku padamu. Aku mengemis serpihan cinta. Maafkan hamba yang miskin cinta. Terlalu banyak ku ulurkan...