Liar...

1.3K 158 10
                                    

Hidup itu... lucu. Disaat seseorang merasa bahwa ia memiliki keberuntungan lebih maka besoknya hidup bisa menjatuhkan realita yang menyakitkan.

Tidak kenal waktu, tidak kenal dengan segala macam peraturan. Sepertinya kata orang-orang benar, "jangan berharap lebih pada sesuatu". Saat kau menginginkan sesuatu dan tidak mendapatkan hasil yang kau inginkan, rasa sakitnya bisa memperparah keadaanmu dan meninggalkan bekas luka yang cukup lama.

Naruto tidak pernah mengira saat ia merasa untuk melepas dan memulai semuanya dari awal kenyataan baru mulai mengusiknya. Ia terdiam menatap layar ponselnya, berharap tulisan yang ada disana berubah dan mengatakan bahwa semua itu hanyalah kebohongan semata, bahkan asumsi bahwa itu adalah prank yang di lakukan teman-temannya membuat Naruto sedikit berharap.

Satu jam, dua jam berlalu, tapi nihil.. tidak ada pesan lanjutan yang datang untuknya.

Naruto menarik nafasnya pelan, mencoba tidur dan menjauhkan ponselnya.

Apa yang harus dia katakan pada orang tuanya? Bohong kalau ia merasa tidak takut.

Apa reaksi orang tuanya jika tahu Naruto memiliki anak di luar sana, usianya baru 18 tahun! Ya Tuhan, ibunya Kushina pasti akan membunuhnya!. Jangan lupakan dengan Ayahnya walaupun tidak terlalu strict dengan Naruto, tapi ayahnya bisa sangat menyeramkan jika marah. Yang pasti Naruto tidak mau melihat wajah kedua orang tuanya menatapnya dengan wajah kecewa. Senakal-nakalnya Naruto ia masih peduli dengan orang tuanya.

Lalu bagaimana dengan Kiba dan Gaara, teman-temannya. Jika Naruto menceritakan kepada mereka dia bisa di ketawai habis-habisan, ya itu pasti, mereka as*hole. Tapi setidaknya setelah puas menertawakan nasib Naruto, mereka akan mencoba membantu mencari solusinya.... kan?. Shit, Naruto mendadak merasa ragu menelpon Kiba dan Gaara.

Tapi yang lebih berbahaya dari itu semua...

Apa yang akan Sasuke lakukan padanya jika ia tahu Naruto menghamili gadis di luar sana?.

Entah kenapa Naruto merasa hatinya mendadak beku, bulu kuduknya meremang dan kakinya tidak bisa berhenti bergetar. Holly! Membayangkan membuat Naruto ingin kabur dan menghilang dari pandangan Sasuke sejauh-jauhnya untuk menyelamatkan dirinya!. ia benar-benar tidak tahu sekarang harus menangis atau tertawa dengan nasibnya saat ini.

Beberapa jam sebelumnya Naruto masih berhasil kabur dari kencannya dengan Sasuke di hotel, beruntung baginya bertindak normal dan tidak membuat si bungsu Uchiha curiga sama sekali. Tapi begitu melihat mobil Sasuke menjauh dari gerbang rumahnya, lutut kaki Naruto mendadak merasa lemas, bukan karena permainan Sasuke di hotel sebelumnya, hell no pria itu memang tidak pernah mengontrol gairahnya dan Naruto cukup mengerti dengan itu. Tapi kenyataan bahwa Sasuke bisa saja mengecek Hp-nya seperti pasangan lainnya untuk melihat kesetiaannya, baaahhh, Naruto makin merasa jantungnya ingin copot.

Memikirkan reaksi Sasuke membuat pikiran Naruto hampir rusak, ia mencoba menarik nafas dalam-dalam menenangkan dirinya, mencoba menjuhkan segala kemungkinan reaksi Sasuke jika mengetahui kebohongan yang diberikan Naruto padanya.

Saat ini yang lebih penting adalah mencari tahu siapa wanita yang mengiriminya pesan.

.

.

.

.

Suasana sekolah di pagi hari yang berisik membuat mood Naruto makin buruk, ia rela berangkat pagi-pagi sekali dengan motornya demi kabur dari jemputan si Uchiha bungsu. ia tidak ingin bertemu dan menghadapi Sasuke saat pikirannya kacau balau.

"Yo Naruto~ bagaimana kencanmu kemarin dengan Sasuke?"

Naruto menatap Kiba yang duduk di depannya dengan masam, menghiraukan segala macam kalimat umpatan yang ia ingin lempar padanya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah Gaara dengan serius.

DangerouslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang