Give up? (18+)

2K 189 19
                                    

Naruto tidak pernah merasakan perasaan jatuh cinta. Selama ini semua hubungan yang ia lakukan dengan partner yang dulu hanyalah sebuah permainan semata, tidak ada yang serius dan cuma permainan sesaat. Sesuatu yang berkaitan dengan kencan, menghabiskan waktu bersama saat weekends, pergi nonton bareng, atau hang out seharian dengan kekasih hati atau apalah, semua itu Naruto tidak pernah melakukannya.

Okelah Naruto punya banyak "mantan" dulu, tapi semua yang ia kenal hanyalah gadis-gadis di club malam atau para gadis yang hanya mencari partner untuk bermain-main. Jadi sesuatu yang seperti duduk di cafe, saling menatap, mengobrol dan tertawa santai layaknya sebuah kekasih. Naruto tidak pernah merasakan itu. Jadi jangan salahkan jika jantungnya saat ini tidak bisa tenang dan selalu berisik!.

Bagaimana jantungnya bisa tenang jika di hadapanmu ada laki-laki tampan, menatapmu dengan senyuman tipis, belum lagi auranya yang manly dan pheromones yang selalu bisa menarik siapapun untuk terus menatap kearahnya.

Shit! Sejak kapan ia merasa Sasuke jadi jauh lebih tampan di matanya sekarang?!

Naruto ingin sekali menampar dirinya keras-keras untuk menyadarkannya dari mimpi buruk.

"Aku memesan coffe latte untukmu,..."

"....... "

Naruto tampa sadar menatap kearah bibir Sasuke, ia masih ingat bagaimana bibir itu terus menyusuri dan menciumi seluruh tubuhnya kemarin, memanggil namanya dengan suara desahan yang tertahan...

Tampa sadar Naruto terus menatap pria di hadapannya dengan instens... ia menginginkan...

"Jika kau terus menatapku seperti itu kita akan ke hotel setelah ini..."

Sasuke menepuk tangan Naruto pelan, yang sukses membuat Naruto berjengit kaget.

"Hah? Hotel?! siapa yang mau ke hotel denganmu!"

Sasuke menaikan alisnya menatap Naruto di hadapannya dengan santai. Sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu dengan Naruto untuk pergi hang out atau nge-date, kencan, istilah yang di katakan oleh Shikamaru kemarin saat ia meminta saran kepada teman-temannya. Jika ia terus menghabiskan waktu dengan Naruto di kamar, apa bedanya dirinya dengan mantan-mantan si Dobe ini?. Sasuke benar-benar tidak suka perasaan itu, ia ingin menjadi sesuatu yang lebih kepada pemuda itu.

Tapi jika Naruto terus menatapnya dengan pandangan seperti itu, jangan salahkan jika Sasuke akan terus menyeretnya ke kamar dan menghabiskan waktu sepanjang hari disana mendengarkan suara Naruto yang terus meneriaki namanya.

Merasakan pandangan Sasuke yang mulai berubah Naruto mulai mengumpat.

Entah siapa yang mulai terlebih dahulu,.. yang pasti mereka tidak ingin lagi berdiam diri di cafe lebih lama.

.

.

.

.

"Aahh.... Sasuke...."

Gerakan Sasuke agresif, ia menarik Naruto mendekat menciumi mulut pria itu dengan kasar, insting sudah mengambil alih kewarasannya, tidak mau kalah Naruto bermain dengan lidah Sasuke balas menghisapnya kuat.

Sasuke menggeram ia membuka baju Naruto dengan tidak sabar, sedangkan Naruto membuka celana Sasuke dengan telaten seolah hal itu sudah ia lakukan berkali-kali. Saat ia melihat milik Sasuke yang sudah siap untuknya, Naruto tidak bisa menahan senyumannya. Ia dengan cepat melingkarkan kakinya ke pinggang Sasuke menarik pria itu untuk lebih cepat dan segera memasukinya.

DangerouslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang