Closer

2K 267 20
                                    

Sasuke menarik Naruto pergi menjauh dari sekolah. Tersenyum tipis saat menyadari Naruto yang masih terdiam di sampingnya menjadi seorang penurut.

Naruto ternyata bisa bertingkah imut seperti ini.

Saat Karin membisikan bahwa Naruto terlihat cemburu, Sasuke merasa dunianya melayang, ia tidak berhenti tersenyum sepanjang perjalanan.

Naruto cemburu?

Seumur hidupnya, Sasuke tak pernah berani membayangkan hal itu, tapi melihat tingkah Naruto di parkiran sekolah, ia mati-matian menahan dirinya untuk tidak melahap habis si Uzumaki muda di hadapannya.

Ah, sepertinya Sasuke benar-benar terjatuh terlalu dalam dengan pesona Naruto. Jika sampai Itachi mengetahuinya, kakaknya itu pasti akan mengoloknya habis-habisan.

Saat Naruto melihat rumah yang terlihat asing di hadapannya, ia menatap Sasuke dengan horror.

Saat melihat expresi Naruto, Sasuke hanya membuka sabuk pengaman Naruto dengan telaten, setelah selesai ia mengecup bibir Naruto sekilas.

"Hn, ayo masuk, ini rumahku..."

Naruto mati-matian menahan dirinya untuk tidak berteriak layaknya seorang gadis yang ciuman pertamanya direbut oleh pria jahat yang tampan.

Saat Sasuke menariknya keluar dari mobil dan mendorongnya memasuki rumah berukuran besar itu, ia kemudian melihat kedua orang tua Sasuke yang menatap mereka dengan bingung,...

Saat itu juga Naruto merasa kakinya bergetar....

Demi apa, Naruto tidak pernah mengalami situasi seperti ini.

Selama Naruto berkencan dengan gadis-gadis di luar sana, tidak ada yang pernah mengajaknya bertemu dengan kedua orang tua mereka langsung, begitupun dengan Naruto, ia tidak pernah mengajak seseorang bertemu dengan kedua orangtuanya, baginya, berkencan dan yang lain-lain hanyalah suka-suka,.. tidak ada keriusan dalam hal itu.

Dan sekarang, melihat Sasuke yang menariknya di hadapan kedua orang tuanya, membuat Naruto ingin pingsan di tempat.

Brengsek, tidak-kah ini terlalu cepat?!

Naruto hanya berdiri dengan kikuk, menatap Sasuke dan ayahnya bergantian.

Dude, anakmu yang gay, bukan aku! Berhenti menatapku seperti itu!

Jika saja Naruto tidak terlahir dengan nama Uzumaki, mungkin Naruto sudah berteriak tidak perduli dengan image-nya sendiri.

"Ayah, ibu,.. ini Naruto yang aku ceritakan..."

Ceritakan? kau menceritakan apa pada mereka Teme!?

Naruto panas dingin, tidak ingin membayangkan apapun.

Mikoto hanya menatap Naruto dan tersenyum lebar. Ia kemudian memegang tangan Naruto lembut.

"Jadi, kapan kalian menikah?"

Menikah?!

"Setelah lulus ibu..."

Eh, gimana-gimana?!

Naruto merasa ia ingin sekali meloncat dari balkon kediaman Uchiha.

Apa yang mereka coba bicarakan dihadapan Naruto huh?!

"Uzumaki Naruto,.. anak dari Minato dan Kushina?"

Suara dingin Fugaku membuat Naruto menarik nafasnya dengan kuat-kuat, keningnya mulai berkeringat.

"I-iya sir..."

"Sir?.. kau harusnya memanggilku dengan sebutan ayah..."

Sumpah, demi apa, Naruto ingin sekali memukul kepalanya ke tembok keras-keras, berharap semua ini hanya mimpi belaka.

DangerouslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang