Ruangan itu pengap, suara deritanya kayu dan besi dapat terdengar. Rembesan air yang terdapat diujung ruangan membuat ruangan ini sangat tidak layak untuk dihuni.
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk memandang potret sebuah keluarga dengan penuh kesedihan.
"Kakak, mama, papa, Jio"
Tatapan sedih gadis tersebut makin lama berubah menjadi penuh dengan kebencian, dia membanting potret tersebut dan tertawa dengan derawan air mata yang menetes.
" Penghianat, pembohong, pendosa!! " Ujar gadis tersebut histeris.
Gadis tersebut terus saja histeris sambil menginjak potret yang sudah pecah berhamburan tersebut, darah yang terus mengalir dari kakinya akibat pecahan kaca tak dia pedulikan.
" Rea!! Apa yang kau lakukan? Hentikan, tenangkan dirimu " Sebuah suara panik terdengar setelah pintu terbuka.
Gadis histeris yang diketahui bernama Rea tersebut menoleh kearah sumber suara dan tersenyum.
" Hehehehe... Kakak kau disini" Ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Apa yang kau lakukan disini, ayo kelar dan obati kaki mu itu" Ujar sang kakak.
Rea melihat kearah kakinya, dia menatap bingung.
" Hehh.. Darah, kakak darah" Ucapnya sambil tertawa senang
Sang kakak menghela napas pasrah, mendekat kearah Rea dan menggendong nya.
" Mereka Jahat, aku benci mereka" Ucapnya Rea.
" Yahhh, aku juga benci mereka" Jawab Sang kakak.
" Bagaimana kalau kita bunuh saja mereka kakak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Shot
Randomhanya kumpulan kisah yang disatukan dan tidak berhubungan satu sama lain