satu

3.6K 271 24
                                    



Oh ya untuk disclaimer, aku pernah post cerita ini di platform lain dengan pairing berbeda dan versi lama dari cerita ini. Aku memutuskan untuk re-mastered cerita ini dengan ship favorit kita. Ada banyak scene yang aku improve dan dengan pembangunan karakter yang lebih kuat (I hope).

Also hope this will be a good start:)

Ji-Min-Jeong-Cross!

twitter: @wintersmine1

______

"Tolong itu nah letakkan meja nya disana! Ya! Benar!"

Seorang pria paruh baya itu kini tengah bersiap siap menyambut pesta pernikahan sang anak. Senyumnya sesekali mengembang mengingat anak gadis nya yang kini telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sudah matang untuk menikah.

"Tidak! Warna ini nggak bagus deh. Bangsawan akan jadi saksi pernikahan anak ku. Aku ingin yang terbaik. Just do something. Aku membayar mahal bukan untuk main main." Istri Pria itu kini mulai angkat bicara, ia menggenggam beberapa kertas yang berisi rangkaian dan rencana yang ia telah ia persiapkan untuk pernikahan anaknya.

Seorang gadis muda berdiri tak bergeming di hadapan pintu yang menjulang tinggi dan memperhatikan seluruh ruangan dan dekorasi untuk acara yang di persiapkan khusus untuknya. Ia terdiam, memikirkan bagaimana masadepannya kelak setelah ia menikahi seorang wanita yang bahkan tidak di kenalnya, bahkan mata mereka belum pernah beradu pada satu titik. Namanya, Winata. Winata Putri Roesdiono, lengkapnya. Gadis yang memiliki mata Coklat madu itu masih berumur 24 tahun, Anak dari pasangan Konglomerat pengusaha batu bara terbesar di pulau Jawa.

Ibu nya, Raden Ajeng (R.A) Kasih Diyana merupakan keturunan asli dari keluarga darah biru di kota Jogja. Sedangkan, Ayahnya, Adipati Putro Roesdiono merupakan putra pertama dari keluarga kaya raya asal Surabaya. Keduanya membuat Winata memiliki penampilan yang sempurna, mampu membuat setiap pasang mata yang meliriknya akan terus memperhatikannya dan kesulitan untuk terlepas dari sihir cantiknya, tanpa bisa menarik pandangannya dari pahatan Tuhan yang benar-benar mempesona itu. Rambut Winata yang berwarna hitam pekat, wajahnya seperti berlian, mampu membuat semua orang berbinar ketika melihatnya. Bibirnya yang seksi menarik keluar hasrat semua orang yang menyentuhnya. Tubuhnya ideal. Dia bisa menjadi tipe seorang kekasih yang didambakan untuk pria dan wanita seumurannya,

"Bu, bukannya pernikahanku masih sebulan lagi? Kita bahkan belum pernah bertemu, kenapa kita sudah begitu percaya diri untuk menyewa gedung sebesar ini?" pertanyaan Winata membuat mulut sang ibu tergugah untuk menjawab, menatap anak sematawayangnya heran.

"Wina, sebulan kamu bilang masih? Itu dalam waktu dekat sayang, tenang aja, kamu pasti akan menyukainya, ia seorang model, cantik sekali." Ibundanya lalu berlalu di hadapan Winata dan berkeliling melihat-lihat dekorasi ruangan yang luar biasa cantik saat ini.

Winata selalu mengikuti langkah sang ibu untuk sekedar menanyakan beberapa hal.

"Bagaimana kalau ia tidak menyukaiku? Bagaimana jika dia tidak setuju dengan pernikahan ini? Kan aku sudah mengatakannya, aku tidak suka dengan perjodohan, apa Ibu pikir ini jaman siti nurbaya?" Winata lalu berhenti seketika, ia melihat foto berbingkai emas, seorang wanita berambut hitam dengan senyumannya yang seperti hanya malaikat yang mempunyainya. Kedua matanya membentuk bulan sabit ketika dia melukiskan senyum di sudut bibirnya,

"Itu Karina, cantik kan? Ibu yakin kamu pasti suka, nah, lihat aja, wajahmu aja sudah seperti itu, baru foto loh, bukan aslinya. Dia pasti menyukaimu dan semua akan baik baik saja. Winata, Ini keinginan kami. Orang tua Karina, Handy dan Rena itu adalah sahabat Ibu dan Ayah sejak kecil. Sejak SMA kami sudah berangan angan jika mempunyai Anak kami akan membuat mereka bersama, bagaimanapun keadaannya. Jadi persahabatan dan silaturahmi kami akan terjalin selamanya. Bukan kah itu terdengar sangat manis. Lagipula kamu sendiri aja susah mencari pendampingmu. Contoh, Farah, ia mencintaimu karena uang. jadi, untuk kali ini saja, Winata, do this for yourself and us. Jangan kecewakan kami." Tangan Ibundanya sudah melayang lembut di bahu Winata, sesekali bergerak kekiri kekanan secara perlahan dan mengusapnya.

FlawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang