empat

1.7K 225 15
                                    

Chapter 4

Hi! Here's chapter four and I hope you like it. I like reading some of the comments, it really made my day and tbh jadi semangat lanjut juga tau banyak yang suka. Thank you for the love and support!

-Mine

__

Wanita berambut hitam itu beringsut masuk ke café dimana dia telah membuat janji dengan sahabat lamanya. Ini sudah hampir satu tahun mereka tidak bertemu karena sahabatnya itu menyelesaikan kuliahnya lebih dulu dan memilih untuk kembali ke Indonesia. Giselle dan Wina adalah sahabat yang bertemu di Universitas di Amerika Serikat ketia keduanya sama-sama memilih gelar magister bisnis. Dua tahun terbiasa dengan adanya Wina, Giselle sudah merasa bahwa sosok itu layaknya saudara kandung. Giselle adalah orang pertama yang diberitahu mengenai rencana perjodohan sahabatnya dan bagaimana dia bereaksi akan selalu teringat dibenak Wina.

"Wina, are you nuts!?"

"What the heck!? You said yes to a stranger!?"

Kala itu sahabat Wina hamper berteriak lewat panggilan suara, sementara wanita itu hanya terkekeh,

"I have no choice."

"YOU DO HAVE A CHOICE. WAKE UP! HELLOO? EARTH TO STUPID WINAAA!?"

"She's pretty though."

"I don't fucking care! Tell them that you're not going to do this!"

"Giselle, the wedding is tomorrow."

"WHAT!?"

Dan sekarang disinilah dia. Giselle tidak atau apakah dia harus merasa bersalah atau senang karena melewatkan resepsi pernikahan sahabatnya. Wina sudah menghubunginya beberapa kali untuk menceritakan keadaan rumah tangganya. Tak lelah Giselle untuk sekedar menyebut sahabatnya bodoh sembari berdecak kesal. Walaupun akhir-akhirnya Wina hanya menceritakan hal-hal baik mengenai istrinya, itu tidak membuat Giselle merasa lebih baik dan puas.

Pandangan Wina menyergap sosok sahabatnya, dia tersenyum sumringah,

"Giselle!" Panggilnya cepat,

Sosok itu menoleh,

"B1TCH!"

Wina tertawa mendengar itu dan melihat wajah sahabatnya yang ditekuk sembari berjalan cepat kearahnya.

"TELL ME EVERYTHING!"

"Bisa peluk dulu gak? Ini gue kangen, sih." Tukas Wina dan Giselle merubah ekspresinya menjadi seperti seolah-olah tersentun,

"Aw..."

"No." Ekspresinya kembali datar.

"Sit."

"and start talking, Wina."

__

"Iya, ngerti. Karina baik, cantik, caring. But what makes you fall for her at the very first place!?" Suara Giselle yang agak keras membuat orang-orang disekitar mereka menoleh. Menyadari itu, Wina berdecak,

"Sel! Keep it down!"

"Okay, sorry." Wanita itu menghembuskan napasnya kasar,

"Begini ya, Winata Putri Roesdiono, dia itu punya pacar. Ini udah berapa minggu kalian mulai coba untuk kenal satu sama lain dan dia masih sama cowok itu. Apa dia bahkan mikir untuk akhirin? Enggak kan? Why bother stay, Win?" Nada Giselle melembut, dia hanya ingin sahabatnya mendengarkannya kali ini.

"Namanya dijodohin. Dia pasti nggak siap sebelumnya."

Giselle cukup mengagumi dirinya sendiri yang mampu tahan untuk mempunyai sahabat yang sangat-sangat keras kepala.

FlawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang