Penilaian

13.3K 59 1
                                    

Edward terlihat salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah dikuasai hawa nafsu, dengan tidak sabar aku membantu Edward untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia telanjang. Aku semakin terangsang melihat tubuh telanjang Edward dari dekat. Badannya cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat.

Entah mengapa, kalau dulu membayangkan bentuk penis saja
rasanya jijik, tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

"Wah penis kamu udah tegang banget.." Kataku.

"Abisnya Teteh bikin Edward nafsu banget sih!" Jawab Edward.

"Te-teteh mau se-sepongin punya Edward nggak?" Lanjutnya dengan nada gugup.

"Iiiiih Taunya Edward bandel juga yah.." Kataku dengan nada manja.

Karena sudah sangat terangsang, tanpa basa-basi lagi aku mulai mengocok, menjilat lalu mengulum batang kemaluan Edward dengan semangat.

Sluuurp Sluurp Sluuuurp

Terdengar suara hisapanku pada penis Edward yang benar-benar terasa nikmat sekali di mulutku.

"Teeeh!! Aaaaaaaaah Enaaakk bangeeet!! Akhirnya kesampaian juga ngerasain
disepong sama Teteh..." Katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

Mendengar ucapan Edward barusan, aku semakin bernafsu menghisap penisnya. Terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Edward mulai mendesah lebih keras. Kulihat ekspresinya meringis dan merem-melek sewaktu penisnya kumain-mainkan di dalam mulutku. Kujilati memutar kepala kemaluannya sehingga kini penisnya semakin keras dan membengkak.

"Eeehhmmmm Nikmat banget penis kamu, Enak nggak diisepin Teteh?" Tanyaku sambil memuji rasa penisnya.

"Aaaaahh Ooooohh. Eeennakk banget Teh! Teteh udah pengalaman yah?" Ceracau Edward menikmati hisapanku.

Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Edward. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Edward akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu.
Didorongnya tubuhku hingga terlentang di lantai, lalu aku diterkamnya dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja dengan meremas-remas kedua buah
dadaku.

"Aaaahh Mmmmmmh.. Uuuuuuh.. E-enakk.." Desahku menikmati permainannya pada payudaraku.

Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

"Uuwh Nikmaaaat bangeett Aaah!" Desahanku semakin kencang.

Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi menghisap putingku. Kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik celana pendek beserta celana dalamku lalu melemparkannya ke sofa. Mata Edward seperti mau keluar melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

"Vagina Teteh bagus nggak bentuknya..?" Tanyaku padanya.

"Bagus banget Teh!! suka banget sama bentuk vagina Teteh yang masih rapet.." Jawab Edward lancar.

Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Edward membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku semakin berdesir ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.

Ssssshhhh

Aku agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.
Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara
selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam. Hingga saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku.

Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Edward terhimpit diantara kedua paha mulusku.

"Eemmhh Enaaaakk.." Aku terus mendesah sehingga makin membangkitkan nafsu Edward.

Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang berasal dari vaginaku. Dia jilati cairanku di jarinya itu tanpa rasa jijik. Kemudian diamasukkan lagi tangannya ke vaginaku, kali ini dia juga mengelus-ngelus daerah itu seperti
sedang mengelapnya. Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Edward mulai menjilati kedua
pahaku yang mulus dan merangsang, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah.

Kemudian Herland membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga
masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis.

"Aaaaahh!! Uuuuuhh Eeeenaaaak Teruuuus Aaaaaahhh!" Jeritku menikmati jilatannya.

Edward terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Bagian itu dijilatinya dengan ujung lidahnya sehingga aku pun tidak bisa menahan eranganku. Sambil terus menjilat, Edward juga mengelusi bongkahan pantat dan paha mulusku yang mempercepat naiknya libidoku.

"Aaaahhh Terus Nikmaaaat bangeeeet.." Aku mendesah kencang yang membuat Edward semakin bernafsu.

Aku terus mendesah sambil gemetaran. Lidah Edward terus menjilati selangkanganku. Edward menggigit pelan klitorisku dan mulutnya melakukan gerakan mengisap. Sekarang vaginaku sudah terasa semakin basah.

Mungkin karena vaginaku mengeluarkan aroma yang enak dan cairan yang manis sehingga membuat Edward sangat menikmatinya.

Sluuurp Sluuurp

"Cairan memeeek Teteh guriih bangeeet" Katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah sangat basah.

Karena sangat menikmati jilatan Edward, aku meremas rambutnya lalu kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak ingin terlepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku. Namun yang paling nikmat adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku. Butir-butir keringat mulai mengalir deras pada sekujur tubuhku.

"Aaaaaaahh!! Teteh suka banget dijilatin sama kamuu! Enaaaak bangeeeet!" Aku terus mengerang.

Edward terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

"Kayaknya Te-Teteh udah mau keluaaaar nihhh..." Kataku kepada Edward yang semakin bernafsu saja menjilati vaginaku.

"Aaaaaaaaaahh Teeteeehhh keluaaar.!!" Aku menjerit panjang merasakan nikmat yang amat sangat pada seluruh tubuhku.

FORBIDDEN RELATIONSHIP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang