Cum(ing)

14.4K 52 0
                                    

Aku merasakan cairan kewanitaanku tumpah semua. Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidahnya pada vaginaku.

"Ehhhmmm Enaak Teh!! Gurih banget rasanya!" Ceracau Edward dari
bawah sana.

Dengan rakusnya Edward menyeruput cairan bening yang masih hangat itu. Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih 3 menit.

Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Edward melepaskan
kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

"Haaaaah Haaaaah kamu jago banget sih bisa bikin keluar Teteeeh.." Dengan nafas masih terengah-engah aku memuji permainan Edward barusan.

"Enak yah Teh, diisepin Edward kayak tadi? tanyanya.

Pertanyaan Herland kali ini hanya aku jawab dengan anggukan pelan. Tak disangka Edward yang mengaku baru pertama kali melakukan hal seperti tadi telah mampu membuat aku mencapai orgasme.

"Sekarang giliran Teteh bikin Edward keluar yah.." Pintanya karena merasa belum terpuaskan olehku.

"Emangnya Edward mau diapain lagi sama Teteh?" Tanyaku yang sebenarnya masih lemas karena baru saja mencapai orgasme.

"Sepongin Edward lagi dong! Abisnya sepongan Teteh tadi bikin ketagihan sih!"
Jawab Edward.

Lalu Edward mengambil posisi duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sekarang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat lalu pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan nafsu birahi Edward.

"Aaaaaaah Teteeeeh!! E-enaaak bangeeeet.." Edward mendesah kencang.

Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Edward sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya.

Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya.

Sluurpp Sluuuurp

"Mmmmmh.." Desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

"Aaaaahhh teruuus Teh! Teteeeeh!! Aaaaahh.." Edward terus mendesah sambil meremas-remas rambutku.

Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penis miliknya. Kusedot dengan kuat penis itu. Kubuat pemiliknya mendesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu
batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.

"Enak nggak? Hmmmmm.." Tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku.

"Enaaak bangeeeet Teeeh.." Kata Edward yang tampak semakin menikmati hisapanku.

Aku melanjutkan hisapanku yang membuatnya mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku.

"Enak banget deh rasa penis kamu.." Kataku sambil terus menghisap penisnya.

Aku memasukkan mulutku lebih dalam lagi sampai kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokanku. Setelah beberapa lama kuhisap, benda itu mulai berdenyut-denyut. Aku semakin gencar memaju-mundurkan kepalaku mengemut benda itu. Edward semakin merintih keenakan dibuatnya, tanpa disadarinya pinggulnya juga bergerak maju-mundur di mulutku.

"Ooooooh Terus Teehh Edward udah mauuu keluaaaar!!" Edward mendesah semakin kuat.

Karena Edward sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya dengan tangan kananku. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya
yang kepalanya sekarang berwarna lebih kemerahan. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

"Aaaaaaaaahh keluaaaarrr Teeeh..!!" Herland berteriak kencang.

Croooot Croooot

tidak lama kemudian penisnya menyemburkan cairan putih pekat, kental dan berbau khas yang jumlahnya banyak sekali sehingga membasahi bagian wajah, payudara hingga hampir seluruh perutku.

'Eeehhmmm..." Dengan sigap aku menjilat dan mengulum spermanya yang
masih menempel di penisnya seperti sedang menikmati es krim.

Kemudian aku meneruskan untuk mengusap serta menjilati semua cairan sperma Edward yang berceceran pada wajah dan tubuhku lalu kutelan hingga tak tersisa. Lalu aku kembali menghisap penis Herland supaya sisa sperma yang masih menempel dapat kubersihkan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu terlihat mulai menyusut perlahan-lahan.

"Nikmat banget sperma kamu.." Bisikku mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

"Obat awet muda ya Teh?" Kata Edward bercanda.

"Iya dong! Makanya Teteh tetep awet muda kan?" Aku ikut membalas candanya.

Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun ternyata birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

"Ayo sekarang masukin penisnya ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih.." Perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

FORBIDDEN RELATIONSHIP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang