Chapter 2

10 2 0
                                        


Los Angeles, 5 months ago

Los Angeles, kota metropolitan yang tak pernah sepi itu kini dituruni hujan deras yang membuat jalanan menjadi agak sepi karena penduduknya yang terlalu malas untuk keluar dari kediaman mereka. Menikmati coklat panas di depan perapian tentunya lebih menggoda dari pada harus beraktifitas di luar rumah dengan derasnya hujan ditambah indahnya sinar bulan kini tertutup oleh awan hitam yang menambah gelapnya malam.

Namun nyamannya kehangatan itu tidak bisa dirasakan oleh semua orang. Tidak dengan seorang gadis yang berusaha berteduh di gang sempit karena tidak punya tempat lain untuk berlindung dari derasnya hujan. Ia hanya bisa berangan-angan untuk bisa berlindung di rumah sederhana sambil menahan rasa laparnya yang sudah tiga hari ini terus ia tahan.

Gadis itu adalah Karin, seorang gadis berusia 22 tahun yang mencoba untuk mengubah nasib Ibu dan kedua adiknya yang masih bersekolah agar mendapat kehidupan yang lebih layak setelah ditinggalkan ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Seminggu sebelum hari wisudanya ia dinyatakan telah diterima di perusahaan ternama di Los Angeles karena nilainya yang sangat tinggi dan mendapat rekomendasi dari para dosennya. Niat hati untuk mengenal kota metropolitan itu berubah menjadi bencana saat Karin harus menghadapi kejamnya kehidupan.

Karin memutuskan untuk mulai mengenal LA dan mencari pekerjaan part time untuk mengisi waktu luangnya dengan mencoba untuk pergi sebulan lebih awal sebelum masa pelatihannya di perusahaan yang menerimanya di LA. Namun siapa sangka di hari pertamanya mendarat di Los Angeles, di hari itu pula seluruh perbekalannya raib dicuri oleh sekelompok perampok yang ia temui di jalanan sepi Los Angeles. Hanya beberapa baju yang tersisa di tas punggungnya. Telepon genggam dan uang semuanya hilang begitu saja. Sungguh sial memang.

Karin tidak mungkin pulang ke kota asalnya dan mengatakan kabar buruk ini kepada ibunya. Ia sangat tahu ibunya akan sangat khawatir. Ditambah lagi ia akan menambah beban ibunya ketika tahu bahwa perbekalannya yang tidak sedikit itu hilang begitu saja.

Dan disinilah Karin, berteduh di gang sempit yang tiga hari ini menjadi tempat tidurnya. Tiga hari ini ia belum berhasil menemukan pekerjaan sampingan yang bisa ia lakukan sebagai penunjang kebutuhannya. Alhasil ia hanya bisa menahan lapar dan tidur di tempat seadanya.

Karin berharap malam ini bisa ia lalui meskipun dengan tersiksa seperti malam-malam yang lalu. Namun sepertinya tuhan tidak mendengar doanya kali ini.

Di gang tempatnya berteduh, tiba-tiba didatangi dua pria berbau alkohol yang sangat menyengat dengan jalan yang sempoyongan. Kedua pria itu menyadari sosok gadis yang duduk meringkuk di pojokan gang.

"Hai, Nona, sepertinya kau kedinginan." Pria bertubuh besar itu perlahan mendekati Karin yang tengah meringkuk ketakutan.

"Benar, biarkan kami menghangatkanmu Nona," tambah pria mabuk lainnya yang bertubuh kurus.

Karin tahu selanjutnya tidak akan terjadi hal yang baik jika tetap berada di tempatnya. Ia pun berdiri dari posisinya sambil sekuat tenaga berlari menerobos hujan untuk menghindari dua pria mabuk itu.

Karin berlari ketakutan sambil terus mengawasi kedua pria itu yang ikut mengejarnya. Ia terus berlari ketakutan dengan air mata yang mengucur hingga ia terjatuh karena menabrak sosok pria tinggi yang tanpa ia sadari tiba-tiba berada di hadapannya.

"Shit!"

Suara berat itu membuat Karin mendongakkan pandangannya ke arah pria yang ditabraknya itu. Samar-samar dalam tetesan hujan dan air matanya yang terus mengalir karena ketakutan ia dapat melihat sosok tinggi dengan rahang tegas dan hidung yang mancung. Dari bawah ia tidak dapat melihat dengan jelas seperti apa rupa pria itu. Tapi dari sudut pandangnya Karin bisa mengetahui bahwa ia adalah pria yang sangat tampan.

All About SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang