ELECTROUNSTER | 0.1 | 2500 Words
"Pada semesta yang senantiasa melacuri akalku, di mana gampita yang kamu janjikan sedari dulu?"
***
Trigger Warning: Harsh Word, rape scene***
[Inumaki Toge POV]
"MENJIJIKAN," gumamku pelan dengan suara yang lebih rendah dari sebuah bisikan sedang Yuuji masih saja berkutat dengan ponselnya, sesekali tersenyum mesum melihat model-model setengah telanjang, rona samar terpancar di wajahnya.
Yuuji terkekeh dengan mata yang masih saja khusyuk pada layarnya, "Cantik banget Azena, ahh semoga aku bisa dia waktu tour dia nanti,"
"Yuuji, bisa nanti aja liatinnya nggak? Aku nggak bisa fokus dengerin penjelasan Pak Langa kalau kamu masih liatin susu idol-idol itu tau," kataku sengaja dengan nada jengkel.
Ya aku tidak pernah masalah Yuuji menontoni hal-hal macam itu, mau nonton video porno dengan volume penuh di sebelahku pun aku tidak begitu peduli. Tapi masalahnya kita sedang di tengah-tengah pembelajaran! Mentang-mentang kita berdua duduk di ujung kelas, malah aji mumpung fokus pada gambar-gambar laknat itu, aku 'kan tidak bisa fokus belajar, bisa bisa otakku yang sudah dari sananya tolol makin goblok.
Secepat kilat Yuuji berpaling pada arahku, pipinya menggembung lucu, lalu menggunakan 'iya-iya'.
Bagi orang-orang yang tidak begitu mengenalnya, pasti mereka akan mengira Itadori anak polos baik-baik, maksudku, lihat saja muka bahlul dia itu, plus cengiran bego yang selalu ia tampilkan kepada siapa saja, tidak tahu saja mereka manusia berambut pink-hitam ini adalah maniak porno yang pikirannya penuh dengan payudara dan selangkangan.
"Ah iya, sepertinya hari ini kita tidak bisa pulang bersama deh, Toge-kun," bisik Yuuji sembari menidurkan kepalanya pada lipatan tangannya sendiri, wajah mengarahku.
"Loh kenapa? Kamu mau kemana, Ji?" Refleks aku menatapnya, aku yakin satu alisku sudah naik tinggi-tinggi.
Rona wajah Yuuji langsung berubah sepenuhnya, memerah seperti tomat dengan ekspresi wajah yang tidak jelas, bilamana manusia bisa Error, mungkin seperti itulah dia terlihat. "Anu itu, e-er, yah itu, gimana ya, aduh .."
Oh.
Mau ketemu gebetannya toh, Yuuji tidak pernah bilang apa-apa tentang hubungan romansanya sih, untungnya Inumaki Toge ini adalah manusia yang peka, setelah memperhatikan beberapa perangainya yang akhir-akhir ini berubah, tidak sulit untuk mengetahui kalau dia sedang jatuh cinta.
"Oh iya, silahkan saja, aku gapapa kok bisa pulang sendirian, naik bus saja nanti mumpung Nanami beri aku uang jajan lebih baru ini," kataku menyengir, jempol mengacung di atas meja, Yuuji tersenyum teduh, manis sekali.
"Jangan lupa bersenang-senang dengan pacarmu itu ya," kataku tenang.
Aku tertawa pelan saat wajahnya berubah jadi macam ekspresi maling kolor tertangkap basah, lantas buru-buru ia membenamkan mukanya di lipatan tangannya sendiri.
***
Aku tidak tahu kenapa, tapi saat melihat Junpei mengekori Mahito perasaanku jadi gamang. Saat bel pulang sekolah masih menguar di sekeliling sekolah, mereka berdua dengan tergesa-gesa keluar kelas, tidak, tepatnya Mahito menarik-narik Junpei hingga ia berjalan tergopoh-gopoh, secara tidak sadar ditambah rasa kepo yang meruak, langkahku mengikuti jejak mereka. "Mencurigakan sekali," semua orang tahu mereka berdua memang dekat, namun semua orang juga tahu Mahito yang macam preman pasar itu bukan orang yang cocok untuk Junpei yang terlalu baik dan mudah dikelabui.
KAMU SEDANG MEMBACA
electrounster
FanfictionSedari kecil, tujuan hidup seorang Inumaki Toge selalu sederhana, sekolah, kuliah, menikah, kawin, beranak sepuluh, lalu bahagia selamanya. Tujuan yang sederhana, seperti tujuh belas tahun hidupnya yang habis dengan biasa-biasa saja, sekolah, pulang...