0.3 : Monyet Psikopat

192 24 16
                                    

ELECTROUNSTER | 0.3 | 3258 Words

"Do you like to live dangerously?"

***

[Inumaki Toge POV]

AKU BERGULING ke samping saat jendela-jendela rumah pecah diterobos monyet-monyet berbulu putih yang entah datang dari mana, sebenernya ada apa dengan binatang-binatang liar yang berusaha mengkudeta rumah Nanami ini?

Pecahan kaca berserakan di lantai, mereka datang. Ini semua tidak normal, mula-mula mereka bergerak ke sana ke mari tidak jelas, seperti kehilangan akal-monyet punya akal tidak sih?- gorden rumah dicakarnya sampai robek-robek, sofa juga tak selamat dari serangan tak berperikemanusiaan mereka.

"Kalian harus pergi sekarang!" Nanami berteriak dari ujung ruangan, mengejutkannya dia begitu sigap menghadapi serangan-serangan binatang ini. "Kunci mobil di kamarku! Ambil cepat!"

Satu kera menerjang ke arahnya, "Awas! Mundur! Mundur!" Aku berusaha maju, namun cuma satu langkah badanku terhuyung ke depan sampai mencium lantai, sialan aku lupa cedera kakiku!

Nanami berhasil menepis namun kulit tangannya teriris, bekas cakaran brutal. "Cepat langsung ambil saja! Langsung ke mobil nanti saya susul kalian."

Aku mencoba protes namun Yuuta langsung mengangkat tubuhku seperti membawa galon, tubuhku bergerak dengan sendirinya mencoba untuk turun, berkelit namun sayangnya kekuatan cowok ini macam raksasa, "Aku ingin bantu Nanami! Turunin tolol!"

"Kamu masih cedera! Kamar Nanami di mana? Kita kudu cepat-cepat pergi," Benar juga sih, aku mana bisa bantu apa-apa.

"Ke kiri, lalu belok lalu-" napasku tercekat saat satu kera melompat ke wajahku, suara teriakan ku sendiri menekankan telinga, tanganku mencoba membela diri dengan sendirinya, menarik binatang gila ini menjauh namun demi Tuhan, ini monyet makan apa sampai bisa sekuat ini? Pipiku perih dan basah, sepertinya ada yang luka.

"Inumaki astaga!" Yuuta mengeratkan gendongannya pada pahaku, dan dalam hitungan detik dia memutar-muta badanku dengan kecepatan sinting, berusaha menyingkirkan monyet albino itu, yang mana berhasil si monyet terlempar beberapa meter, menabrak lantai dengan suara kretak yang tragis.

Syukur wajahku masih aman, luka sedikit memang tapi masih tidak begitu parah, yang jadi masalahnya otakku serasa seperti diobok-obok dengan kekuatan goncangan Yuuta itu.

"UDAH! UDAH pusing Yuuta," Yuuta masih memutar tubuhku seperti kerasukan untuk beberapa saat sebelum berhenti dan lanjut berjalan.

"Maaf-maaf! Ke mana lagi ini jalannya?"

"Sudah sampai, turunkan aku cepat, posisi ini tidak nyaman sama sekali." Aku menendang pintu dengan kakiku yang masih sehat, "Masuk-masuk, kita harus cepat."

"Tidak, jangan turun, kita bakal lebih cepat kalau kamu digendong gini."

"Nggak bakal! Aku bisa jalan cepat kok!" Yuuta tidak menjawab sama sekali dan tidak berusaha untuk menurunkanku juga. Dia tetap fokus mencari cari kunci di seisi ruangan, "Oi dengar tidak?"

Yuuta merendahkan gendongannya padaku, membuat kepalaku sejajar dengannya namun tangannya masih merapat ke tubuhku, refleks kakiku melingkar di pinggangnya, "Ini?" Dia menyodorkan satu kunci tepat ke wajahku, aku mengangguk, dan satu detik kemudian dia mengangkut ku lagi.

Dor!

Badanku lemas saat kami sampai di ruang tamu, Nanami tidak apa-apa untungnya namun satu ruangan sudah sebelas dua belas dengan kapal pecah, babi-babi mati tergeletak begitu saja, berdarah bau yang menyengat, entah Nanami yang membunuh mereka atau kera-kera itu. Di sisi lain kera-kera itu masih brutal, beberapa dari mereka mati dengan lubang bekas tembakan, namun anehnya, mereka tidak berdarah sama sekali.

electrounsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang