Semua Salahku ?

28 5 0
                                    

Masalah kembali bermunculan. Sikap Sari yg dingin kepadaku dan dengan Rani

Sampai suatu ketika, kabar buruk menimpaku.

Akuuuu terpaksa dikeluarkan dari pekerjaan ku yg hanya penjual es keliling karena yaaa memang aku tidak mampu mencapai target dan bertepatan aku harus membayar sewa kontrak rumah.
Sial sudahhh, diberhentikan dari pekerjaan dan aku masih mempunyai tanggungan yg terbilang harus aku lunasi sekarang.
Membuat aku dan keluarga kecilku harus menumpang tinggal dengan orangtua ku.
Sebenarnya Sari menolak untuk tinggal dengan orangtuakuu,, yaaa namun apa boleh dikata lagi?
Gaji Sari pun hanya cukup untuk makan sekeluarga :)

"Sar, mulai besok aku udah gak kerja karena yaa memang aku belum mampu capai target pekerjaan, dan aku belum punya uang untuk membayar uang kontrak rumah. Terpaksa kita harus pindah ke rumah Ibu dulu untuk sementara waktu sampai aku mendapatkan pekerjaan lagi."

'Apa masss?' (Nada Sari yg mulai geram)

'Kenapa harus tinggal dengan orangtuamu? Massss! Tinggal dengan orangtua setelah mempunyai keluarga sendiri itu rumit mas! Dan akuuuuuuu tidak menyukainya, kamu akan lebih mengandalkan orang lain dan lari dari tanggung jawabmu,
Seharusnya sebagai kepala keluarga kamu bisa bertanggung jawab dan mengusahakan yg terbaik untuk keluargamu, bukan seperti ini!' (Celetus Sari dengan nada tinggi kepadaku)

'Mas minta maaf, sementara, terpaksa mas harus seperti ini, bagaimana dengan nantinya sekolah Rani? Sebentar lagi Rani sekolah dan membutuhkan biaya lebih Sar. Tolong pikirkan ituuu,,
Mas sangat berterimakasih karena kamu sudah membantu mas mencukupi keluarga kitaa,, tapii gaji kamu hanya cukup untuk makan Sar, Tolong sekali ini saja pengertian nyaa..'

"Baiklah, jika memang terpaksa harus tinggal dirumah Ibu Mas, tapi Mas juga harus berjanji bisa memperbaiki semuanyaa, bukan terus terusan mengandalkan orang lain"

Akhirnya Sari luluh dengan apa yg kami bicarakan dan menyetujui pindah bersama orangtuaku.

Seminggu,dua minggu pindah dirumah Ibuku keluarga kami masih terbilang baik baik saja dan harmonis.

Namun, setelah pindah Sari lebih terlihat tidak memperhatikan Rani daaaaaaaannnn alih alihhhhh dengan alasan sibuk bekerjaa.

Yaaaa,, ini salahku, setelah berhenti dari pekerjaanku, Aku tidak bekerjaa sama sekali dan juga tidak mencari kerja dengan alasan membantu Ibu berdagang. Hanya mengandalkan ituu..

Selama Sari bekerja berangkat pagi pulang malam aku memakhlumi nyaa,, karena memang karyawan restoran yg buka 24 jam...

Kewajiban Ibu yg harus memperhatikan anaknya yaaa menurutku hanya ilusii, karena memang istriku Sari tidak pernah menunjukan ituuu dari ia mulai bekerja.
Sari selalu berangkat pagi sebelum Rani bangun dan pulang malam diwaktu Rani sudah terlelap.

Kedekatan seorang Ibu dengan Anak menurutku hanya fiktif karena Sari benar benar tidak pernah mempedulikan Rani anaknyaa...

Sebulan berlalu sejak tinggal dirumah Ibu, Sari tidak pernah menunjukan kedekatan apapun dengan Ibu sampaiii yaaa mungkin Ibuku menyadari nya dan membicarakan kepakadu tentang sikap Sari

'Lee,, kenapa Sari istrimu benar benar sibuk bekerja bahkan gapernah libur lo leee, memang adaaa pekerjaan yg tidak pernah libur? Padahal istrimu sudah berkeluarga'

"Iyaaa Buu,, Sari memang tidak pernah libur, karena Sari yaa memang karyawan harian panggilan. Mungkin di tempat Sari bekerja lagi ramai Buu, jadi Sari harus masuk kerja tiap hari dengan jam kerja yg lama Buu" (Pembelaan ku didepan Ibu)

'Ah mana mungkin lee,, Ibu ini juga wanita juga berkeluarga leee, Ibu juga pernah mengalami masa sulit seperti keluargamu iniii, dari muda Ibu juga bekerjaa sampai seusia ini looo. Yaaa kalo memang istrimu bekerja,, sesekali kamu ingetin yooo, wanita berkeluarga juga harus ingat keluarganya, dinilai orang juga gaenak lee kalo istrimu berangkat pagi pulang malam dan gapernah libur. Sampai sampai Rani tidak pernah melihat Ibunya, ngobrol dengan Ibunyaa'

"Iyaaaa Buu, nanti coba aku bicarakan dengan Sari, tapi Ibu jangan berfikiran aneh aneh dengan Sari ya Buu"

'Kalo mau gak kepikiran aneh aneh yaaa gimana lee sikap Sari sendiri gak pernah peduli dengan keluarga, tapiii sesekali kamu jadi laki laki harus tegas yo lee'

"Iyaaaaa Buu"

Memikirkan celetuh Ibu kepadaku tentang sikap Sari, akhirnya aku menjelaskan semuanyaaaa, yaaa memang Ibu juga ada baiknyaa. Dinilai orang Sari memang sudah kelewatan, tidak mengurus keluarganya, tidak peduliii dan bahkan Sari sendiripun tidak pernah terbuka denganku lagi setelah Sari bekerjaa..

'Sar,, memang pekerjaanmu ini tidak ada liburnyaaa? Ibu nanyain, Kamu gapernah dirumah gapernah urus Rani, pulang malam terus. Apa gabisa kamu minta waktu seminggu sekali untuk libur atau yaa 2 minggu sesekali untuk libur begitu??'

"Kamu ini apa apaan sih Mas? Aku ini baru pulang kerja, aku capeeeekkkk, kok malah kamu nanyain gajelasss? Pengen berantem?"

'Bukaaannn Sar, aku tanya aja kejelasan nya, karena yaa dinilai orang juga gaenak Sar kamu gapernah dirumah'

"Yaaa kamu jadi suami yg tegas dong Mas, aku ini kerja buat kamu buat keluarga, lah kamu? Kamu dirumah cuman bantuin Ibu kamu, mikir gasih Mas? Mau makan apa kalo aku gakerja? Gimana Rani? Orang tempat tinggal aja masih ngikut orang tua, Kalo kamu nuntut aku dirumah aja yaudah kamu cari kerja kita tinggal dirumah sendirii ngatur keluarga sendiri, jangan bergantung sama Ibu kamu donggg.. Baru sebulan tinggal ajaa julid ya mas, Kamu juga ikutan julid, Kenapa sih? Kalo kamu gamau kerjaaaa yaudah gausah nuntut aku yg aneh aneh"

'Aku bukan nya gakerja, aku bantuin Ibu Sar, Kamu juga tauuu, Ibu juga dirumah sendiri jualan sendiri. Seharusnya Ibu dirumah kita yg nerusin Ibuu, kok kamu malah bilang Ibu julid? Ibu itu ada baiknya bilang kamu itu sesekali dirumah ngurus Rani ngurus keluarga'

"Emang aku gangurus Rani apa mas? Trus kalo aku ga ngurus siapa yg ngasih makan Rani? Kalo aku gangurusin kamu, Kamu mau makan apaaaa? Ibu kamuuu, Ibu kamu juga, Bisa apa? Ngasih apaaaa? Yg ada cuman minta duit buat balikin modal dagang Ibu, kamu bantuin Ibu dapet apaaaa? Kamuuu kasih kewajiban kamu yg hak aku aja gabisaaaa mas, Sesekali bukan aku dong yg mikir, kamu ini juga mikir jadi kepala keluarga. Jangan apa apa Ibu apa apa Ibu kamu dong. Emang keluargaku pernah ganggu kita minta tolong kita? Pernah gak? Sedangkan keluarga kamuuuu, selalu nyusahin selalu minta tolong . Kurang apasih Mas aku sama kamu? Aku nurut yaaaaa. Tapi kamu apa ga sadar sadar"

Roller CoasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang