Dengan perkataan Sari,, yaa aku hanya diam. Karena cemooh Sari kepada ku juga ada benarnya.. Sejak tidak bekerja aku memberatkan kewajiban ku mencari nafkah kepada Sari sementara aku hanya mampu membantu Ibu jualan di pasar dann terbilang belum mampu mencukupi Sari.
Semakin hari sejak aku merundingkan hal itu dengan Sari, gelagat Sari tetap aneh.
Sari yg selalu pulang kerja larut malam dan berangkat pagi, dan akhir akhir ini Sari sering membeli kebutuhan apapun miliknya dan Rani seperti rasa nya.... yaa tidak mungkin,
Seorang karyawan restoran freelance bisa membeli kebutuhan apapun yg berlebihan, Timbul difikiranku untuk berbicara kembali dengan SariAkuu menyusul Sari kekamar untuk menanyakan hal yg menurutku mengganjal, Sambil Sari santai berias diri aku menanyakan
'Sar,, kamu dapat uang darimana ? Bisa beli ini itu, kamu naik gaji atau bagaimana ?' Tanyaku
"Iyaa aku naik gaji, dan sesekali aku pengen nurutin Rani seperti yg orangtua umumnya kasih untuk anaknya, Mau nunggu kamu yg ngasih? Sampek kapan? " Jawab Sari cetus
'Iyaa,, aku minta maaf belum bisa kasih yg terbaik, tapi aku juga usaha kok, doain aku yaa'
"Minta maaf mintaa maaf tiap hari! Hidup sama kamu emang tiap hari lebaran ya mas minta maaf mulu, Usaha apaa? Aku doain kamu tapi kamu gaada usaha ya percuma doanya donggg"
'Iyaa aku tauu, yaa kamu yg sabar, Mas juga lagi usahaaa, Mas butuh support kamu Sar, Sabaryaa' Ujarku.
Tanpa jawaban Sari langsung pergi bergitu saja dari hadapan ku dan mengajak Rani pergi begitu saja, katanyaaa Sari penat dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roller Coaster
General FictionPutra seorang Pria sederhana yg mempunyai keluarga kecil bahagia Istri cantik sholihah dan Putri Kecil yg cantik dan pintar. Awal kisah keluarga ini sangat menjadi contoh, namun semua berbeda setelah istri nya bekerja dan hal yg tidak pernah disang...