#12 kemenangan

2.5K 309 10
                                    

Jeritan Donghyuck nyaring memenuhi ruangan. Ia tak sanggup menahan perih di seluruh badannya, Mark membuat berbagai macam bentuk luka di tempat yang berbeda. Kini seluruh tubuh Donghyuck di penuhi oleh darah

Bahkan luka-luka goresan pisau semakin lama semakin besar. Hanya karena foto itu nyawa Donghyuck sepertinya akan melayang, harusnya tadi ia mengirim pesan selamat tinggal pada sang ibu

Mark tidak peduli lagi kalimat permohonan Donghyuck, ia sangat fokus mengukir luka di tubuh yang lebih kecil darinya

Pandangan Donghyuck kali ini sudah mulai buram, suara-suara Mark yang tengah memakinya kini samar-samar di telinganya.
Beberapa saat kemudian genggaman pada bahu Mark mulai melemah, Donghyuck tak sadarkan diri karena telah kehilangan lumayan banyak darah di tubuhnya

🐻

Donghyuck bangun merasakan sakit dan perih di seluruh badannya. Di tambah lagi seseorang tengah memeluknya dan tertidur di sampingnya, ia telah berada di suatu kamar tidur. Ini bukan kamar tidur yang biasanya ia gunakan, dan dapat di tebak ini adalah kamar tidur milik Mark

Bercat coklat, dan di hiasi dengan foto-foto Donghyuck di setiap tempat. Ia bahkan sudah tak terkejut lagi melihat suasana ini karena Donghyuck pernah melihatnya sebelumnya.

Donghyuck melirik seorang pria di sampingnya, tangan Mark memeluk erat pinggangnya membuat luka-luka semakin terasa sakit.
Donghyuck menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya, kedua tangan itu basah akibat air mata yang di keluarkan Donghyuck

Dia seorang pria tapi mengapa saat ini begitu lemah? Bahkan Donghyuck tak dapat menjaga dirinya

Donghyuck beruntung luka-luka goresan itu telah di obati tapi jika setiap hari seperti ini bukankah lebih baik dirinya meminum racun dan tinggal menunggu nyawanya pergi.

Ia rindu kehidupan damainya.

"Kau menangis?"

Donghyuck menoleh patah-patah ke sumber suara, ia dapat melihat Mark yang tengah menatap khawatir kearah Donghyuck.

"Jadi kau buta? Jelas semua tubuhku di penuhi luka bahkan ada yang sangat dalam, manusia normal pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang ku lakukan saat ini"

Ujar Donghyuck sambil terisak

"Haechanie, aku tak bermaksud melu-"

Donghyuck menyela kalimat Mark
"Tak bermaksud katamu?"

Donghyuck melepas paksa kedua lengan Mark yang melingkari pinggangnya.

Ia memaksakan tenaganya untuk berdiri serta melawan rasa sakit. Mark yang melihat Donghyuck berusaha meninggalkan dirinya sontak berdiri dari tidurnya dan menahan Donghyuck

"Aku sudah bilang bahwa tak bermaksud"

Tangan kiri Mark mencekram kedua pipi Donghyuck reflek Donghyuck meringis ketika luka sayatan di wajahnya tersentuh

Donghyuck menepis kasar tangan Mark dari wajahnya

"Jangan menyentuh ku, menjijikkan"

Mark terdiam sesaat mencerna makian Donghyuck sembari menatap punggung kecil itu yang berusaha menarik ganggang pintu

Donghyuck memang sering memaki dirinya, tapi tatapan tadi mencerminkan bahwa Donghyuck sungguh-sungguh tak nyaman dan juga pandangan tadi membuat Mark harus mengingat kembali perlakuan keji seseorang di masa lalu

˵ ˵

Lelaki matahari itu berusaha menggapai pintu utama, ini kesempatan emas untuk meninggalkan tempat terkutuk ini. Mark sudah sekitar lima belas menit tak kunjung menghampiri dirinya.

Senyuman berseri terukir di wajah Donghyuck setelah sekian lama. Donghyuck tau kata sandi pintu keluar itu, jangan berpikir selama ini ia hanya diam. Donghyuck juga sering memperhatikan gerak-gerik Mark, maka dari itu ia sudah lumayan hafal semua sandi ruangan di sini.

Ia pernah melakukan percobaan untuk lari, namun gagal. Mungkin hari itu ia kurang beruntung karena saat Donghyuck membuka pintu Mark berdiri tepat di depannya

Saat itu tak butuh waktu lama Mark menyeretnya masuk dan membanting tubuh Donghyuck serta menguncinya di sebuah kamar paling sudut di rumah itu.

Tinggal satu angka lagi dan ia akan bebas

*Tringg

Pintu utama terbuka

-

Sebuah lorong besar tanpa ujung terlihat setelah Donghyuck keluar melalui pintu itu. Ia terduduk lemas di lantai tak berekspresi apa-apa. Tatapannya kosong dan kaku, perasaan menyerah kini menyelimuti dirinya

Perasaan semangat menggebu-gebu tadi hanya sekedar kegembiraan sesaat.

Sudah tak ada harapan. Bagaimana ia akan menaruh harapan lagi ketika melihat lorong tanpa ujung ini? Donghyuck yakin pintu ini adalah pintu keluar karena hanya ada dua pintu keluar di rumah ini. Akses pintu satunya sudah di tutup.

Lorong itu sama sekali tak ada tanda-tanda adanya pintu keluar lain.

Jadi selama ini Mark lah yang mengatur takdir Donghyuck?

Donghyuck sadar dari lamunannya dan berdiri melangkah masuk ke dalam setelah itu menutup lagi pintu keluar yang ia harapkan itu

Perasaannya hampa, sangking putus asa nya.

Donghyuck membawa tubuhnya ke ruangan dimana Mark berada, Mark tersenyum sembari merentangkan kedua tangannya melihat Donghyuck masuk tak berekspresi, Donghyuck tau dan ia segera menghampiri Mark setelah itu memeluk tubuh Mark.

"Kau sudah melihatnya?"

Lelaki matahari itu mengangguk lemah dan merasakan pelukan erat di pinggangnya

"Aku sudah bilang kan, aku tak akan melepaskan mu"

- - 📸

Kesel sendiri 🙏

☆ ❎
★ ✅

Jangan lupa untuk memberi komentar

мr. Cιοωη  ╬ ⊰ MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang