#16 Renjun

2.1K 243 5
                                    

*Sudut pandang Renjun

Aku mengikuti semua permintaan Mark, mengakrabkan diri dengan anak bernama Donghyuck ini. Kesan pertama kali melihat Donghyuck anak ini berisik, temannya yang satu juga tak kalah berisiknya.

Kami telah menjadi teman, aku memperhatikan seluruh kegiatan Donghyuck, melapor hal yang tak disukai dan hal yang di sukai Donghyuck pada Mark. Untungnya Donghyuck termasuk orang yang terbuka jadi tak sulit untuk mengetahui tentang kehidupannya.

Tapi seiring berjalannya waktu aku mulai menyukainya, bukan dalam artian teman.

Ini buruk seharusnya aku tak boleh menyimpan perasaan ini, aku tak mungkin mengkhianati Mark. Tapi lelaki berkulit eksotis ini sangat menarik perhatian, aku menyukai penampilan rambut basah Donghyuck penampilan itu selalu di abadikan oleh ku tanpa sepengetahuan Mark.

Apa aku harus bersaing dengan Mark?

Saat ini Donghyuck tengah berada di rumah ku, sebenarnya ia datang bersama Jaemin tapi Jaemin tertidur di ruang tamu dan tersisa Donghyuck yang sibuk memainkan ponselnya.

"Hey renjun-ah"

Donghyuck memanggil namaku, ia merebahkan tubuhnya kakinya ia letakan di tubuhku. Sepertinya aku tau apa yang dimaksud Donghyuck, ia harus tidur dan biasanya jika tengah menginap seperti ini jaemin harus menepuk-nepuk punggung Donghyuck agar ia tertidur. Tapi karena Jaemin tidur lebih dulu, Donghyuck terpaksa memberi ku kode agar menepuk-nepuk punggungnya.

"Ha? Lakukan sendiri"

Aku menolaknya tapi ia memasang wajah cemberut, ya Tuhan bagaimana bisa aku tak menyukainya. Jika aku Mark, pasti pria itu sudah lama mati serangan jantung melihat sifat manja Donghyuck

Aku melakukannya, tak masalah Donghyuck dan aku adalah teman jadi aku bisa melakukan apa saja sebagai bentuk pertemanan.

Donghyuck memejamkan matanya dan mulai terlelap

。 ꞈ 。

Mark mencekik leher ku, ia mengetahui semuanya dengan sendirinya. Aku terbatuk-batuk mencoba mengambil udara agar bisa bernafas.

"Kau jangan macam-macam padanya. Jangan menyukainya, jangan mencintainya, aku menyuruh mu berakting layak seorang teman"

Aku tak tinggal diam, bagaimana bisa aku hanya berdiam diri saat ada yang berusaha mengambil nyawa ku. Aku menendang perutnya membuat Mark kesakitan dan melepaskan tangannya dari leherku.

Mark kembali menatapku, ia memegangi wajahku dan membenturkan kepala ku di tembok begitu keras sampai pandangan ku menjadi buram dan jidat ku mengeluarkan darah.

Nafasku tersengal-sengal, ku kepalkan tangan ku bersiap meninju wajah Mark dan mengenai tepat di hidungnya. Mark memegangi hidungnya yang berdarah ku lihat ia siap-siap melayangkan pukulan lagi.

"Mark tenanglah, tenanglah bung"

Dia tak mendengarkan perkataan ku, Mark sudah gelap mata. Donghyuck bahkan telah merubah kepribadian pria yang aku temui pertama kali, pria cengeng dan penakut kini menjadi seperti monster.

"Tenang katamu? Aku bisa tenang jika sudah membunuhmu. Kau tak boleh menyukainya, kau anak gagal tak cocok mendekati Haechan"

Kurasakan wajahku memerah menahan emosi atas perkataan Mark yang sudah melewati batas kesabaran ku. Aku meremas wajahnya membenturkannya di lantai dan menduduki tubuh Mark. "Kau tak seharusnya mengungkit masa lalu ku" ucapku mencakar kedua pipinya hingga menimbulkan kemerahan disana.

Mark tak tinggal diam ia mendorong kasar tubuhku yang berada di atasnya ia meraih guci keramik di dekat meja dan melemparkannya ke arah wajahku. Aku berhasil menghindar walau pecahan-pecahan guci terpancar di wajahku dan beberapa terpancar juga di wajah Mark.





Perkelahian ku dan Mark sangat lama, butuh berjam-jam aku dapat meyakinkan Mark bahwa aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku harus mengalah lagi. Hasil dari perkelahian sadis ini aku mendapatkan lebam di wajahku dan luka sayatan di tanganku yang cukup besar. Sedangkan Mark ia mendapatkan cakaran di wajahnya dan matanya sedikit membiru akibat ku pukul.

Tubuhku lebih kecil dari tubuhnya tak mungkin bisa menang melawannya jadi mau tidak mau aku harus mengalah dan untunglah amukan Mark bisa di hentikan jika tidak pasti aku sudah mati.

Kami berdua sama-sama tertidur di lantai dengan keadaan nafas tak beraturan, nafasku tersengal-sengal karena lelah tak tau dengan Mark. Mungkin dia masih menahan emosi makanya nafasnya tak beraturan.

"Kau lolos kali ini. Aku memberimu kesempatan untuk hidup"

Ya. Ku akui ini memang kesalahan ku tak semestinya menyukai orang yang di sukai sahabat ku, tapi perasaan ini datang begitu saja.

-📸


мr. Cιοωη  ╬ ⊰ MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang