3. The day with aritha

3 3 1
                                    

#3


{The Day with Aritha}


_Seorang sahabat sejati yaitu sahabat yang

Menerima kita apa adanya, bukan ada apanya_


SOMEONE



"Lu dimana sih, Njing!?" Decak seorang Gadis, yang keadaannya kini seperti geladangan di depan Mall.

"Sabar Njir, otewe gue" ucap orang di sebrangnya.

Gadis itu kesal dengan lawan bicaranya ini sekarang "otewe, jidat kao, lu bilang otewe dari setengah jam yang lalu ya"

"Hehe, Sabar Tha. Macet" kilahnya.

Aritha, Gadis itu menghela napas kasar "MACET DARI MANA SI NJING, WOI ALINE! LU TUH DARI RUMAH KE SINI JALAN KAKI AJA 10 MENIT DOANG!" cerocos panjang Itha.

"key okey gue turun dari mobil!"

Cklek

Suara Pintu terdengar dari sisi Aline,

Alis milik Itha berkerut "Woi sejak kapan suara pintu mobil kek gitu!" Tanyanya bingung masih tak paham.

"Hehe bentar du- NAFELLA ALINE ADHLYTA. HANDUKNYA JANGAN DIJADIIN KESET!" suara Aline terdengar berbeda di ganti dengan teriakan melengking.

Itha terdiam beberapa saat, kemudian paham setelah beberapa detik.

"Tha gu-"

"asuw lo Aldo!" umpat geram Itha.

"IHH ITHA NAMA BAPAK GUE ITU, ANJ-"

Tut tut...

....

Kedua gadis itu tampak mengelilingi Lantai tiga Mall besar itu. Di tangan Itha terdapat dua totebag, dan tangan satunya memegang Starbucks, sedangkan Aline dia hanya asik menyedot Starbucks, sesekali mampir di toko barang yang ingin ia beli.

"Woi ubab! Pegang ndiri napa Belanjaan lo!" ucap Itha yang sangat kesal dengan tingkah mahluk jadi-jadian disampingnya ini.

Demi apapun saat pertama bertemu, Aline adalah orang yang sangat Kalem. Ia baru belajar untuk Tidak menilai orang dari luarnya saja.

Itha Rasa pepatah itu benar adanya.

"Anjing anjing anjing anjing banget!" umpatnya kesal.

"Sabar nyet!" Aline mengambil alih belanjaannya dari tangan sang asisten tapi gak dibayar?

Mereka melanjutkan langkahnya menuju toko elektronik. Aline menghentikan langkahnya menatap Itha, membuat Itha sedikit Terkejoed melihat tingkah dadakan Aline.

"Lu mau nginep di rumah gue nggak?" Tanya Aline tiba-tiba.

Itha berhenti sebentar "Lo punya Rumah?" Tanyanya balik.

Aline menggeplak keras pala Itha "Selama ini lu kira gue tidur dimana! Kalo bukan rumah gue!" Kesalnya.

"Mungkin di Panti jompo" Jawabnya acuh.

"Yeuu si Monyet!" Umpat Aline ke Itha.

Aline kembali menghentikan langkah Itha yang akan kembali berjalan "Apasi Sat!" Kesal Itha.

"Mau gak nginep?" Tanyanya kembali.

Itha memutar bola mata malas "IYA MAU, PUAS LO!" Itha geram sendiri dengan tingkah Aline yang menurutnya sangat menyebalkan.

Baru dua langkah dia pergi, Tangan Itha kembali di tarik oleh Aline "Temenin gue beli LED Projektor" Ajaknya tanpa menunggu persetujuan Itha.

....

Satu Ruangan besar dengan satu kasur King Size, kompor listrik Mini, kamar mandi beserta Lemari besar namun terkesan modern, tak lupa TV besar di sebrang kasur itu diyakini sebagai kamar milik Aline.

"Buset ini kamar atau Markas anjirt!" kagum Itha melihat seisi kamar, Bahkan ada kulkas mini dibawah TV.

Aline menyelinap masuk "Ya lu pikir aja sendiri"

Setelah menaruh beberapa tas belanjaan nya, dia masuk ke Kamar Mandi untuk berganti baju.

Setelah beberapa menit di dalam, Aline keluar dari kamar mandi melihat Itha dengan tidak tahu malunya membaca Novel milikknya.

"Tha, Lu ganti baju dulu. Mau pake Piyama panjang, atau mau pake Hotpants aja?" tanya Aline seraya mencepol rambutnya.

Itha menoleh "Lin, lo dari sekian lengkapnya barang dikamar ini, gue baru sadar lu gak punya Skincare selain pelembab, Sheet mask. Make UP-nya juga Cuma Lip balm" Cerocosnya tanpa menjawab pertanyaan Aline tadi.

Aline mengangguk "karena menurut gue, pake kayak gituan bikin muka gue gatel! Gue juga Alhamdulillah gak pernah bermasalah sama kulit" ucapnya enteng.

"Yee lo doang-"

Sebelum Itha kembali mengoceh, Aline segera mendorongnya "Udah sana ganti baju!"

"KOK BAJUNYA DASTER!" teriak Itha dari dalam kamar mandi.

"Yee lagian lu ditanya gak dijawab!" ketus Aline kemudian mulai memasak cemilan untuk keduanya.

....
Keduanya kini tengah nikmat bersantap seraya menatap layar putih yang menampilkan Film itu.

Itha melirik mangkok Aline sejenak "Lin minta Toppokki" bisiknya.

"Nggak"

"Lin Minta Ramennya boleh?"

"nggak ya!"

"Lin minta Maccaron nya boleh?"

"Nggak!"

Diam sesaat, Aline menoleh pada Itha " Tha gue mau curhat boleh gak?" Tanyanya.

"Gak!" ketusnya.

Aline menyenderkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur "Gue Kemaren di tembak sama Kak Darren menurut lo gimana?" Ucapnya tanpa memedulikan ucapan Itha.

Itha mulai terbuai "Terus maksud lo gimana?" tanyanya.

"Gak tau"

Itha mulai ketus lagi "Yee si Ibab!"

"Maksud gue, Gue ngerasa punya penyesalan yang besar ketika nerima dia, rasa yang mengganjal" ujarnya lemah.

"gue suka sama dia, tapi gue ngerasa bersalah ketika nerima dia gak tau kenapa. Gue mesti apa" Lanjut Aline lagi sembari tangannya memutar mutar kalung berbandul Cincin Emas putih miliknya.

Itha tak menjawab, ia fokus ke Cincin yang dimainkan Aline "Itu Cincin lo?" Tanyanya meneliti Cincin itu.

Tepat didalam lingkaran tersebut terdapat ukiran G & F, sangat Tipis karena Cincin itu adalah Cincin untuk perempuan dimana Cincin itu berukuran kecil.

"Menurut lo?"

Itha tersentak membuyarkan lamunannya mengenyahkan pikiran itu "itu dari siapa?" Tanyanya.

"Apanya?" tanya Aline balik

"Cincinnya!" ucap Itha ngegas.

"Dari bokap, katanya gak boleh dilepas"

"emang kenapa?"

"Ya mana gue tau!"

Itha menempleng keras kepala Aline "Kan lo yang punya!" geramnya

"Ya gue gak tau juleha!" kesal Aline juga

Itha kembali menelitinya "Terus itu G dan F apaan?" Ujarnya seraya menunjuk ukiran tulisan itu

Aline menatap datar Itha " Dibilang gue gak tau! Gue santet lo!" Kesalnya menjitak keras kepala Itha

"Awsss, kejam kali bunda ini!"

....

Pagi-pagi sekali Aline berada di atas kasurnya sembari menyeruput Indomie kuahnya itu, disebelahnya terdapat Itha yang masih ngorok dengan merdunya.

Ia menatap Televisi menunjukan Film Sofia the First film Kartun itu setidaknya lebih baik dari sinetron. Di sampingnya terdapat Coffe latte.

Itha mengerjapkan mata mendengar lagu Intro dari Sofia itu, hidungnya mencium bau Ayam bawang yang begitu menyengat. Bikin laper

Itha bangun matanya langsung menatap mangkok milik Aline dengan wajah semringah. Aline belum menyadarinya, ia masih terus menonton seraya menyeruput kuah indomie itu.

Slurpp

Wajah Itha yang dekat mangkok membuat matanya terkena cipratan Kuah itu "Anjirt!" Umpatnya Kaget..

Aline pun ikut terkejut "ANJING! SETAN TAI LO THA!" latahnya.

Itha berdecak "yang kena sapa, yang latah sapa!" dumelnya lalu pergi kekamar mandi untuk cuci muka seraya mengucek matanya

Aline terdiam di tempat sambil memegang jantungnya, untung gak tumpah tu mie.


Halo gaes jangan lupa di vote ya,biar tambah semangat lnjutin nya...

Oh ya ini bukan rara yang update tapi temen nya ya , tapi dah izin kok soal nya gereget rara nya nggk update update wkwkwk, yuk kasih vote yang banyak biar rara nya semangat update


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EARLY MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang