"Pagi ini Nona Sairish Dayana Malik terlihat berada di Bandara Soekarno Hatta setelah dua minggu menghabiskan waktu liburnya sebelum memulai aktifitas sebagai mahasiswa. Nona Sairish, seperti biasa tidak pernah menampakkan wajahnya ke khalayak umum membuat publik bertanya-tanya seperti apa wajah putri tunggal dari mendiang tuan Pramudya Malik tersebut."
"Dan yang lebih menghebohkan lagi, seiring kemunculan Putri Mahkota Malik Corporation itu ke hadapan publik, berita tentang pertunangannya juga ikut terhembus. menurut sumber terpercaya, laki-laki beruntung yang akan bertunangan dengannya adalah putra salah satu pemegang saham Malik Corp. Nona Sairish yang sebelumnya tidak pernah terdengar kabar berita apapun setelah kematian almarhum kakeknya, mulai menampakkan diri ke hadapan publik. apakah ini pertanda bahwa sang putri mahkota akan mulai mem--."
Sairish langsung mematikan saluran TV dan melempar asal remotenya. Gadis itu mendengus geli.
"Gila ...! Siapa yang mereka rekam di airport itu? benar-benar pembohongan publik. Aku bahkan ngga kemana-mana selama 2 minggu ini." gadis itu lagi-lagi terkekeh geli.
Dia sungguh tidak habis pikir, dari mana para wartawan itu punya ide gila memalsukkan dirinya hanya untuk sebuah berita kacangan seperti ini. beruntung Sairish tidak menuntutnya. Aah ... dia lupa, berita seperti ini sudah menjadi makanannya setiap saat. apalagi menjelang umurnya yang ke 19 tahun ini, semakin gencar saja orang-orang mencari celah kekurangaannya. Tapi jangan panggil dia Sairish kalau tidak bisa mengatasi itu semua.
"Dan apa-apan berita pertunangan itu, Mbak? sejak kapan aku mau tunangan dengan laki-laki brengsek kayak gitu. Aku belum gila mau jadi santapan buaya ompong."
Mita, gadis 27 tahun. Asisten pribadi merangkap sekretaris Sairish tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan gadis itu. dia merasa geli melihat wajah cemberut Sairish ketika diungkit soal mantan pacar yang baru diputusinya seminggu yang lalu setelah memergoki laki-laki itu having sex dengan perempuan lain.
"Loh, bukannya kalian memang mau tunangan ya?" Mita kembali menggoda Sairish, membuat gadis 18 tahun itu langsung memberikan tatapan membunuhnya pada Mita, membuat Mita lagi-lagi terkekeh geli.
"Mbak pikir, aku masih mau sama dia? Ck, mungkin bukan cuma perempuan itu yang dia tiduri, siapa yang tau. Dan aku ngga mau menjadi yang kesekian untuk dia. Najis, aku masih perawan gini, masa dapatnya yang bekasan gitu. Ngga adil banget."
Lagi-lagi Mita tertawa keras, merasa lucu dengan perkataan Sairish. "Yakin bakal dapat yang perjaka? Ballyan Regantara cakep loh, mapan lagi. cewek-cewek pada antri mau jadi istri dia, malah mungkin banyak juga yang mau jadi selingkuhannya juga."
"Idih, najis! aku bukan salah satu cewek idiot itu, mbak. emangnya spesies cowok di dunia ini udah punah sampe harus ngemis ke cowok modelan kardus kayak gitu? yang lebih cakep banyak, yang lebih mapan juga banyak, yang lebih berakhlak juga banyak, dan Regan ngga masuk dalam kriteria semua itu. Oh, by the way ... aku lebih kaya dari dia. jadi, dia ngga punya harga di mata aku."
"Good, itu baru gadisnya mbak." Mita tersenyum puas mendengar perkataan Sairish. dia bangga pada gadis muda ini. Berbeda dengan sepupunya Mikayla, yang dari umur 17 tahun sudah mempunyai baby. Sairish tetap memegang teguh prinsipnya, sex after marriage. Tidak pernah mau terlibat pergaulan bebas, tapi sekali-sekali dia akan ke club bersama Mikayla dan Adena hanya untuk menghilangkan kebosannya.
Sairish seperti gadis yang lain, beberapa kali berpacaran dengan teman kampusnya, tapi hanya sebatas itu. Kata mantan-mantannya, Sairish membosankan. ya iya lah membosankan, wong mantan-mantannya itu mintanya sex. untung saja kepalanya tidak di tebas oleh Sairish.
"Makan yuk, aku lapar." Sairish mengelus pelan perut ratanya.
"Ngga jadi tunggu Mika sama yang lain?"
"Kelamaan, aku keburu pingsan nanti." Sairish berlalu menuju ruang makan meninggalkan Mita yang masih asyik dengan ponselnya.
****
Setelah selesai makan, gadis itu memilih masuk ke ruang kerjanya. Dia berniat menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum benar-benar menyerahkan tanggung jawab itu kepada Mita. Sairish hanya ingin istirahat sebentar, dia bosan dengan rutinitasnya selama ini.
Pintu ruangannya dibuka dari keluar, terlihat Mita berjalan masuk sambil menenteng iPad- nya. "Ada apa mbak?" Sairish melirik sebentar kemudian melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikan keberadaan Mita.
"Meeting terakhir Rish, sebelum kamu cuti panjang." Mita memamerkan senyum lebarnya, membuat gadis itu kehilangan fokus. senyum terbit di bibir mungil Sairish, mendengar kalimat cuti panjang membuat syaraf-syarafnya langsung kendor. dia merasa 5 tahun lebih muda hari ini karna terlalu banyak tersenyum.
Ternyata kalimat cuti panjang bisa menutupi hati yang kesal karna memergoki pacar having sex dengan perempuan lain. Kalau suasana hati Sairish begini terus, ucapan selamat tinggal pada Ballyan Regantara tidak buruk untuk diucapkan sekarang. Dia akan gampang menjalani proses move on nya, walaupun gadis itu tidak benar-benar merasakan patah hati.
"Ingat ya, Mbak. Selama aku cuti, jangan pernah ngerecokin aku. pokoknya aku vakum ya, ingat loh itu." Lagi-lagi Sairish mengingatkan tentang cuti-nya lagi membuat Mita memutar bola matanya bosan.
"Iya bawel, kamu udah ngomong itu lebih 10 kali hari ini. Aku belum pikun ya."
"Ya udah sih, Mbak. Aku kan cuma ingetin." Sairish menyengir polos.
Gadis itu bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan keluar dari ruangan disusul oleh Mita. Jam 4.30 nanti dia harus meeting bersama salah satu klien perusahaannya.
Mita membantu Sairish untuk berdandan, disinilah letak perbedaannya. Sairish dengan setelan kerjanya akan terlihat jauh lebih dewasa dari umurnya sekarang, ditambah dengan tahi lalat besar disebelah kanan bibirnya hasil ciptaan Mita, juga kacamata besar yang membingkai mata cantiknya.
Dia sengaja berdandan seperti itu bukan tanpa alasan, terlalu banyak orang-orang yang ingin menjodohkannya dengan anak laki-laki mereka, hanya untuk harta semata. Siapa yang tidak tau otak licik para penguasa-penguasa itu, rela melakukan apa saja agar keinginan mereka tercapai termasuk menjual anak laki-laki mereka yang nyatanya selalu gagal terlaksana karna anak-anaknya malah dengan sengaja berselingkuh bahkan di depan wajah Sairish.
Tidak ada manusia yang tulus di dunianya Sairish, kecuali tantenya, Mikayla, mbak Mita, orang-orang yang bekerja di rumahnya, Adena dan Rara juga, serta keponakan kecilnya. Juga, mungkin ... laki-laki kecil di masa lalunya.
Sedangkan dandanannya di kampus seperti biasa. Tetap dengan wajah aslinya, dengan pakaian santainya. Hanya bedanya, di kampus dia hanya sebagai Sairish, bukan sebagai Sairish Dayana Malik, putri mahkota kerajaan Malik Corp. Bahkan di kampus, dia terkenal dengan gadis yang sangat amat sederhana. Saking sederhananya, dia akan berdebat hanya untuk uang fotocopy seharga 500 perak, beda tipis dengan pelit.
Sekarang mereka sudah berada di mobil menuju Cafe Carramel. Cafe yang dipilih langsung oleh rekan bisnisnya.
"Kenapa ngga di Arari Ovene aja sih? kita kan udah biasa ngadain rapat disana?" Sairish mendengus kesal sambil memeriksa berkas pekerjaannya.
"Pihak sana maunya di Cafe itu. Katanya sih, Ownernya itu adiknya dia gitu, makanya dia mau sekalian promosi." Mita menjawab santai.
"Idih, gokil. Ngapain dia promosi ke kita yang punya banyak Cafe. nyari teman saingan, baru pas itu." Sairish tertawa sinis.
Mita ikut-ikutan tertawa mendengar ucapan Sarkas Sairish. Gadis itu memang paling jago mendatangkan mood bagus untuk Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Putri Mahkota
RomanceSPIN OF Hallo, Mikayla Tersedia di Bakisah dan Ceriaca ____________________________________________ Sairish Dayana Malik, gadis kuat dan tangguh. Putri mahkota dari kerajaan bisnis Malik Corporation. Sesuai dengan isi surat wasiat yang ditulis oleh...